Jumat, 31 Oktober 2014

Ingat Selalu dengan Hutang

Tidak Melupakan Hutang, Akhirnya Allah Berikan Jalan Keluar.

Amr ibn Dinar bercerita:

Ketika Ali ibnul Husain menemui Muhammad ibn Usamah ibn Zaid di hari sakitnya, Muhammad sedang menangis.

Maka Ali bertanya kepada Muhammad: "Apakah engkau ada suatu keperluan?"

Muhammad menjawab: "Aku ini menanggung beban hutang".

"Berapa ?", tanya Ali.

"15.000 dinar", jawab Muhammad.

Maka Ali berkata: "Hutangmu aku yang menanggung".

Hilyatul Aulia 3/141, dinukil dari Tahdzib wal Maudhu min Kitab Hilyatul Aulia hal. 25.

Berhenti Beraktifitas ketika Terdengar Adzan

Dalam biografi Ibrahim bin Maimun ash Shaigh*, bahwa Yahya ibn Ma'in rahimahullah berkata tentangnya:

Apabila dia (Ibrahim ibn Maimun) mengangkat palu, lalu terdengar suara adzan, maka dia tidak jadi memukulkan.

Tahdzibut Tahdzib 1/173. Dinukil dari Al Ma'alim fii Thariqi Thalabil Ilmi hal. 124

* Ibrahim ibn Maimun seorang 'atbaut tabi'in berprofesi pandai besi yg sangat menjaga shalat berjama'ah di Masjid.

Ilmu Harus ddngan Proses Pencarian

Abul Abbas Ahmad ibn Yahya Tsa'lab an Nahwi (salah seorang imam di Kufah pada zamannya, wafat di Bahdad th. 291 H) rahimahullah berkata:

Dari Sa'id ibnul Musayyab, bahwa beliau rahimahullah berkata:

Sebuah tabiat tidak akan ada tanpa proses didikan, dan tidak akan ada ilmu tanpa proses pencarian.

Lihat Mukhtashar Jami'ul Bayanil Ilmi wa Fadhlihi Ibnu Abdilbar hal. 97.

Rabu, 29 Oktober 2014

Uzlah (Mengekslusifkan Diri)

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:

... Adapun 'uzlah' (menyendiri dan menjauh dari pergaulan manusia), yg benar dari pendapat-pendapat ulama adalah baik, jika uzlahnya tsb dlm rangka menyelamatkan agamanya.

Akan tetapi, seorang mukmin yg bergaul dan berbaur dgn manusia, dan dia sabar thd gangguan mereka, maka yg seperti ini jauh lebih baik dibandingkan orang yg tdk bergaul dan tdk sabar thd gangguan mereka.

Maka bergaul dan bersabarlah atas gangguan manusia !

Rasulullah shalallahu alahi wasallam bersabda: ".. Dan bersabar atas gangguan mereka" ini menunjukkan bahwa orang (yg bergaul) tsb menegakkan amar maruf nahi munkar.

Karena siapa yg tidak saling bersinggungan (amar maruf nahi munkar) dgn manusia, niscaya dia tidak disakiti.

Akan tetapi orang yang saling bersinggungan, dia yang akan mendapat gangguan.

Firman Allah ta'ala: "Wahai anakku tegakkanlah shalat dan perintahkan kpd yg ma'ruf dan larang dari yg munkar, dan bersabar thd apa yg menimpamu" (QS. Luqman: 17).


Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram bi Syarah Bulughil Maram, Syaikh Ibnu Utsaimin, Jil. 6 hal. 343

Rabu, 22 Oktober 2014

Memaksa Anaknya Belajar

Zaid ibn Akhzam mendengar Abdullah ibn Daud rahimahullah berkata:

Sudah semestinya bagi seorang lekaki untuk memaksa dirinya dan anaknya mendengar hadits (belajar).
[Sanadnya shahih]

Lihat Syarafu Ashhabil Hadits, Khatib al Baghdadi, tahqiq Amr Abdul Mun'im Salim. hal. 124.

Makna Menunjukkan Kepada Kebaikan

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan hadits "Barang siapa yg menunjukkan suatu perkara kebaikan, maka dia mendapat pahala seperti pelakunya" :

... Menunjukkan kpd perkara kebaikan ada dua jenis:

Engkau membimbing kpd seseorang dgn mengatakan: "Disunnahkan bagimu untuk shalat 2 rakaat di waktu dhuha"

Atau engkau berkata:
"Disunnahkan bagimu untuk menyempurnakan shalat tahajjudmu dgn shalat witir"

Atau yg semisalnya.

Ini (masuk kpd maksud hadits) jenis bimbingan secara langsung.

Adapun jenis bimbingan yg tidak langsung, contohnya seperti ada seseorang yg bertanya tentang permasalahan agama, dan engkau tdk mengetahui jawabannya.

Maka engkau mengatakan kpd yg bertanya tsb: "Bertanyalah kpd (Syaikh) Fulan dari kalangan ulama (tentang permasalahan ini) ! "

Maka yg seperti ini, termasuk (makna hadits) dgn menunjukkan secara tdk langsung.

Yaitu menunjukkan seseorang kpd orang lain yg bisa memberi bimbingan kpdnya dari perkara kebaikan...


Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram bi Syarah Bulughil Maram, Syaikh Ibnu Utsaimin, Jil. 6 hal. 299

Senin, 20 Oktober 2014

Hikmahnya.. Ya Mengikuti Sunnah !

'Mengikuti Sunnah' adalah Inti dari semua Hikmah

Berkata Ibnu Hajar rahimahullah setelah menyebutkan ucapan-ucapan ulama seputar hikmah mengangkat kedua tangan ketika takbir dlm shalat:

Rabi' bertanya kpd Imam Syafi'i:
Apa maknanya (hikmah) mengangkat kedua tangan (ketika takbir dlm shalat) ?

Imam Syafi'i menjawab:
Mengagungkan Allah dan mengikuti sunnah nabi-Nya shalallahu alaihi wasallam !

(Fathul Bari 2/218). Dinukil dari Al Fawaidul Muntaqah min Fathil Bari, Syaikh Abdul Muhsin al Abbad hafizhahullah, hal. 26.

Makna Hamba Dunia

Berkata Syaikh ibnu Utsaimin rahimahullah:

... Makna (hamba dunia) ditafsirkan oleh Rasulullah dgn sabda beliau "Apabila diberi (bagian dari dunia) dia ridha, apabila tdk diberi (bagian dari dunia) dia tdk ridha"

Maka dgn (patokan) itu, jadilah dia sbg 'hamba dunia', karena apabila dia memiliki sesuatu dari perkara dunia dan mendapatkannya, dia akan ridha.

Dan akan marah jika kehilangan sesuatu dari bagian dunia.

Jadilah dia budak yg hina dihadapan dunia !

Ini dari satu sisi.

Adapun dari sisi yg lain, adalah ketika hatinya telah dikuasah oleh dunia.

Sampai-sampai pikiran, akal dan ambisinya dikendalikan oleh dunia.

Inilah hakikat peribadahan !

Pertama: Dia telah rendah hina ketika ridhanya dan murkanya mengikuti patokan 'dapat atau tidaknya' dia dari perkara dunia.

Kedua: Dunia telah menguasai hatinya ketika pikiran, renungan, akal dan perbuatannya tidaklah berjalan kecuali untuk dunia, tidaklah berhenti kecuali untuk dunia juga.

Maka bukanlah makna 'hamba dunia' adalah seseorang menyembah dinar dan sujud kpdnya.

Bukan !

Sesungguhnya Nabi shalallahu alaihi wasallam tdk menghendaki (tafsiran) dmkn.

Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram, Syaikh Ibnu Utsaimin, Jil. 6 hal. 332

Minggu, 19 Oktober 2014

Peringatan dari At Taswif (menunda amal)

Berkata Al Hasan al Bashri:
Wahai bani adam sesungguhnya engkau hanya berada di dalam hari-hari saja.
Setiap lewat satu hari, lewat pula bagianmu.

Berkata juga Al Hasan:
Hati-hatilah dari taswif (menunda amal)!
Sesungguhnya engkau hidup di hari ini, dan bukan hidup di hari esok.
Jika engkau hidup di hari esok, jadikanlah esokmu seperti harimu sekarang.
Jika engkau tidak hidup di hari esok, maka jangan sampai engkau menyesal karena telah terluput dari harimu sekarang.

Sebagian salaf berkata:
Taswif (menunda amal), adalah termasuk tentara Iblis.

Ibnul Qayyim berkata:
Sesungguhnya angan-angan adalah modal bagi orang yang bangkrut.

Lihat Al Ma'alim fii Thariqi Thalabil Ilmi, hal. 32-35.

Menangis karena Sang Ibu Meninggal

Iyas ibn Muawiyah menangis ketika ibundanya meninggal.

Maka dikatakan kepadanya: Mengapa engkau menangis?

Iyas menjawab: Dahulu aku mempunyai dua pintu menuju surga yg terbuka. Kini telah ditutup salah satunya.

Al Ma'alim fii Thariqi Thalabil Ilmi, hal. 233.

Hukum Orang yang Berpuasa Menonton Film

Apabila seseorang yg berpuasa keluar madzi disebabkan mencium atau karena menonton film rendahan, bagaimana hukumnya?

Dijawab oleh Syaikh Ibnu Baz rahimahullah:

Keluar madzi tdk membatalkan puasa berdasar pendapat yg shahih dari dua pendapat.

Sama saja, apakah disebabkan karena mencium istrinya atau menonton film atau selain dari itu yg bisa membangkitkan syahwat.

Akan tetapi tdk boleh bagi seorang muslim untuk menonton film rendahan atau mendengar apa-apa yg diharamkan Allah berupa nyanyian dan musik.

Adapun keluar mani dgn syahwat, maka ini membatalkan puasa.

Sama saja, apakah disebabkan karena bercumbu atau mencium atau karena sering memandang atau yg lainnya dari sebab-sebab yg lainnya seperti onani dan yg selainnya.

Adapun mimpi basah atau khayalan, maka tidaklah membatalkan puasa walaupun dgn sebab itu menyebabkan keluarnya mani.

Dan (qadha bagi yg keluar mani dgn syahwat) tidaklah mengharuskan dalam qadhanya berturut-turut (sbgmana qadha bg org yg berjima), akan tetapi boleh baginya mengqadha di hari lain sebagaimana keumuman ayat Allah ta'ala: Barangsiapa yang diantara kalian sakit atau safar, maka ganti (puasanya) di hari-hari yg lain. (Al Baqarah: 183).

Lihat Majmu Fatawa Ibnu Baz 10/267. Dinukil dari Fatawa Ulamail A'lam fii Ahkami Ramadhan wa Shiyam, hal. 100-101.

Jumat, 17 Oktober 2014

Hiasi Hidupmu dgn Sunnah!

Berkata Abu Utsman an Naisaburi rahimahullah:

Barangsiapa yang menerapkan sunnah pada dirinya baik ucapan maupun perbuatan, maka lisannya penuh hikmah.

Barangsiapa yang menerapkan hawa nafsu pada dirinya baik ucapan maupun perbuatan, maka lisannya penuh kebid'ahan.

(Hilyatul Aulia 10/244). Dinukil dari Al Fawaidul Muntaqah min Fathil Bari, Syaikh Abdul Muhsin al Abbad hafizhahullah, hal. 12.

Shalat Tarawih di Rumah atau di Mesjid ya?

Afdhal mana, antara shalat tarawih di rumah sendiri ataukah di mesjid bersama jamaah?

Pendapat pertama:
Yang afdhal shalat di rumahnya bagi yg kuat dan semangat ketika mengamalkannya. Jika tdk bisa dmkn, maka shalat di mesjid bersama jamaah lebih afdhal.

Pendapat kedua:
Yang afdhal shalat berjamaah di mesjid bersama jamaah.

Yang rajih:
Kedua pendapat sama kuat dan punya dalil serta hujjah masing-masing.

Akan tetapi yg mendekati adalah mazhab jumhur.

Yaitu bhwa yg afdhal setiap shalat (wajib) dilakukan berjamaah di mesjid.

Shalat sunnah afdhal dilakukan di rumah.

Akan tetapi hal ini tdk berlaku umum.

Ada shalat sunnah yg dikerjakan bersama jamaah, yaitu yg menampakkan syiar-syiar keislaman seperti shalat gerhana atau shalat istisqa, maka shalat tarawih adakah masuk ke dalamnya, yakni termasuk perkara agama yg zhahirah (tampak).

Disadur dan diringkas dari:
Syaamil lii Masailish Shiyam, Syaikh Abu Malik Taufiq al Ba'daliy hal. 422-423. Kitab Ditaqdim oleh Syaikh Muhammad al Imam hafizakumullah.

Yang ingin melihat lengkapnya silahkan rujuk ke kitabnya.

Hukum Santai-Santai ketika Berpuasa

Apabila seseorang yg berpuasa di sebagian besar siangnya beristirahat (santai-santai) di sebabkan lapar dan haus yg sangat. Apakah hal ini mempengaruhi puasanya?

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjawab:

Hal ini tdk mempengaruhi puasanya.

Di dalamnya terdapat tambahan pahala sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam kpd Aisyah radhiallahu anha: "Ganjarannu sebanding dgn kadar yang engkau terima" (HR. Muslim).

Maka, semakin payahnya (capek) seseorang di dalam melaksanakan ketaatan kpd Allah, maka akan bertambahlah ganjarannya.

Dan baginya (orang yg berpuasa tadi), boleh melakukan sesuatu yg bisa meringankan (kepayahan) puasanya dgn melakukan tabarrud (mengademkan badan) dgn air dan duduk di tempat yang adem.

Fatawa Arkanil Islam wal Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 601, soal no. 795.

Hukum Memakai Wewangian ketika Berpuasa


Syaikh Ibnu Utsaimin menjawab:

Tidak mengapa untuk menggunakannya di siang hari Ramadhan dan tidak mengapa untuk menghirupnya juga.

Kecuali sejenis Bukhur (wewangian yg dihasilkan dari pembakaran).

Maka jenis Bukhur ini tidak boleh menghirupnya, karena ada unsur dzatnya yang akan menghantarkan ke perut.

Dan ini (sama dengan) rokok.

Lihat Fatawa Arkanil Islam wal Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 612, pertanyaan ke 816.

Senin, 13 Oktober 2014

Hukum Mendinginkan Badan Ketika Berpuasa

Hukum Tabarrud/Mendinginkan Badan Ketika Puasa

Syaikh ibnu Utsaimin menjawab:

Mendinginkan diri bagi org yg berpuasa tidak mengapa.

Rasulullah pernah membasuh kepalanya dgn air di saat hari yg terik atau karena haus, dlm keadaan beliau berpuasa. (Hadits dishahihkan Syaikh al Albani dlm Al Misykah).

Ibnu Umar juga di saat puasa membasahi pakaiannya dgn air dalam rangka meringankan rasa panas yg terik atau haus yg terasa.

Dan membasahi seperti ini tidak berpengaruh (pada puasa) karena basah tidaklah seperti air yg mengalir ke perut (minum).

Fatawa Arkanil Islam, Syaikh ibnu Utsaimin. Soal ke 814, hal. 611.

Hukum Bersiwak bagi yg Berpuasa

Apa hukum bersiwak bagi orang yg berpuasa?

Syaikh ibn Utsaimin menjawab:

Yang benar adalah bahwa bersiwak bagi seorang yg berpuasa hukumnya sunnah baik di awal hari maupun di akhir harinya.

Berdasar keumuman sabda Nabi "Siwak adalah pensuci mulut dan perkara yg diridhai Rabb" (HR. Nasaai, Ahmad, dishahihkan Syaikh al Albani)

Dan sabdanya juga: "Jika seandainya tdk memberatkan umatku, aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap shalat" (HR. Bukhari dan Muslim)...

Lihat Fatawa Arkanil Islam wal Aqidah Syaikh Utsaimin hal. 60

Sabtu, 11 Oktober 2014

Abdullah Ibnul Mubarak, Pencari Ilmu Sejati

Fadhl ibn Ziyad berkata bahwa Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullah menuturkan:

Tidak ada di suatu zaman yg seperti Ibnul Mubarak dalam menuntut ilmu.

Dia melakukan perjalanan ke Yaman, Mesir, Syam, Bashrah dan Kufah.

Dia (Ibnul Mubarak) termasuk periwayat ilmu dan ahli di bidang itu.

Dia juga seorang yang menulis dari yg di bawah (letingan) nya dan di atasnya. Dia tulis dari Abdurrahman ibn Mahdi dan dari al Fazari.

Dia telah mengumpulkan semua perkara yg besar!

Lihat Rihlah fii Thalabil Ilmi, Khatib al Baghdadi hal. 33.

Perjalanan Mencari Ilmu Tidak Akan Sia-Sia

Berkata Imam asy Sya'bi:
Kalau seandainya ada seorang lelaki yg safar dari ujung Syam ke ujung Yaman dalam rangka mendengar satu kalimat hikmah (ilmu syar'i), kiranya aku tidak berpendapat bahwa perjalanannya sia-sia.

Muktashar Jamiul Bayanil Ilmi wa Fadhlihi Ibnu Abdilbar hal. 91.

Kafirkah Orang yg Tidak Berpuasa Ramadhan?

Apa hukum meninggalkan puasa dgn sengaja? Kafirkah pelakunya?

Dijawab oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah:

..Telah terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama tentang seorang yg meninggalkan puasa krn sebab lalai atau malas. Apakah dia kafir atau tidak?

Yang shahih, dia tdk kafir karena tdklah dikafirkan seseorang yg meninggalkan sesuatu dari rukun islam sebagaimana dua syahadat dan shalat.
💥💥💥

Lalu bagaimana puasanya? Apakah perlu diqadha di luar Ramadhan ataukah tidak?

Apabila meninggalkannya tanpa adanya ta'wil, maka pendapat yg rajih dari ucapan ahlul ilmi adalah bahwasanya setiap ibadah yg mempunyai batasan waktu apabila ditinggalkan dgn sengaja sampai keluar waktunya tanpa ada udzur, maka ibadahnya tdk diterima.

Cukuplah sebagai gantinya bagi dia melakukan amalan-amalan shalih dan bnyak menunaikan amalan-amalan sunnah dan banyak beristighfar...

Syarah Riyadhush Shalihin Syaikh Ibnu Utraimin hal. 217. Dinukil dari Al Halal wal Haram hal. 184.

Said ibnul Musayyab Sang Pemburu Ilmu


Dari Imam malik, dari Yahya ibn Said, bahwa beliau mendengar Said ibnul Musayyab berkata:

Jika aku ingin, niscaya ku kan berjalan malam dan siang, dalam rangka mencari satu hadits.

Mukhtashar Jamiul Bayan Ibnu Abdilbar hal. 85

Penyebutan Abu Bakr ibn Abi Syaibah di Dalam Shahihain


Abu Bakr ibn Abi Syaibah

Imam Bukhari dan Imam Muslim banyak meriwayatkan hadits dari beliau.

Perbedaannya, Imam Muslim jika meriwayatkan dlm kitab Shahihnya selalu menyebut dgn kuniahnya, sedangkan Imam Bukhari selalu menyebut dgn namanya, dan sedikit sekali menyebut dgn kuniahnya.

Lihat Fathul Bari jil. 11 hal. 258 dan 280. Dinukil dari Al Fawaidul Muntaqa karya Syaikh Abdul Muhsin al Abbad hal. 252.

Buah Menegakkan Al Qur'an


Syaikh Ibnu Utsaimin berkata:
... Maka setiap yg bersungguh-sungguh dgn Al Quran dan setiap yg berpegang teguh dgn Al Quran, sesungguhnya dia akan menguasai tanpa dikuasai dan akhir yg baik akan diraih olehnya pada setiap keadaan.

Demikianlah jika kita cermati salafush shalih yg mereka berpegang teguh dgn Al Quran dan benar-benar dlm mempraktekkan kandungannya, mereka telah menjadi tokoh manusia, dibukakan kekuasaan dan ditaklukkan bagi mereka Kaisar dan Kisra. Dibentangkan bagi mereka perbendaharaan dari keduanya berupa emas merah dan perak putih di jalan jihad fii sabilillah.

Apakah kalian tdk mengetahui bahwa mahkota Kisra datang dari Madain ke Madinah dgn unta kpd Umar ibnul Khaththab...

Disadur dari kitab Durus wa Fatawa fii Haramil Makkii Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 138

Jumat, 10 Oktober 2014

Sesuatu yang Bernilai Tinggi Melazimkan Konsekuensi

Yahya ibn Abi Katsir berkata:
Warisan ilmu lebih baik dibandingkan warisan emas dan perak.
Jiwa seorang yg shalih lebih baik dibandingkan mutiara permata.
Tidak akan diraih ilmu dgn badan yg lapang.

(Mukhtasar Jamiul Bayanil Ilmi Ibnu Abdilbar hal. 83)

Dampak Negatif Panjang Angan

Berkata Hasan al Bashri:
Tidaklah seorang panjang angannya, kecuali akan jelek amalannya.
(Hilyatul Aulia 8/99)

Ma'ruf al Karahi berkata:
Yaa Allah aku berlindung kpd Mu dari panjang angan, karena panjang angan akan mencegah dari melaksanakan amalan kebaikan.
(Hilyatul Aulia 8/364)

Dinukil dari Tahdzibul Maudhu'i li Hilyatul Aulia-Syaikh Luhaidan hal. 527.

Lihatlah Perasaan Orang Tuamu

Dalam hadits yg shahih, Abdullah ibn Amr pernah suatu ketika datang kpd Rasulullah menginginkan ikut serta dlm jihadnya.

Namun Shahabat Abdullah ibn Amr berkata bhwa bersamaan dgn perginya beliau, beliau telah membuat menangis kedua orang tuanya.

Maka Rasulullah bersabda kepadanya:
Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah mereka tertawa sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis !
🔶🔶🔶🔶

Rasulullah menyuruh pulang shahabatnya yg ingin berjihad karena sebab membuat menangis kedua orang tuanya.

Coba hayatilah hadits di atas..

Pernahkah kita telah membuat menangis kedua orang tua kita?

Mungkin saja ada yg tidak mendapatinya menangis.

Tapi coba jgn sesederhana itu. Jangan2 justru kita pernah membuat sakit hati kedua orang tua kita. Yang sampai skrg kita tdk merasa menyakitinya.

Karena ketidaktahuan kita, kita belum membuat ridha keduanya.

Minggu, 05 Oktober 2014

Hukum Makan Sahur


Telah sepakat bahwa makan sahur adalah perkara yg diperintahkan.

Dari Anas ibn Malik, berkata Rasulullah: Makan sahurlah kalian karena dlm sahur terdapat barakah. (Bukhari-Muslim).

Dari Amr ibnul Ash, Berkata Rasulullah: Pembeda antara puasa kita dgn puasa org Ahlu Kitab adalah makan sahur (Muslim).

Telah sepakat para ulama bhwa hukum makan sahur adalah mustahab dan bukan wajib.


Lihat Asy Syamil li Masailish Shiyam karya Abu Malik Taufiq Muh Nashr, hal. 87.


Sabtu, 04 Oktober 2014

Menjadi Dermawan di Bulan Ramadhan


Adalah Hammad ibn Sulaiman, beliau selama di bulan Ramadhan memberi makan berbuka untuk 500 orang.
Ketika selesai shalat i'ed memberi setiap dari mereka 100 dirham.

Lihat Ahwalus Salaf fii Ramadhan

Kita Cuma Manut Saja

Berkata Imam az-Zuhri:
Atas Allah lah turunnya penjelasan (syariat) dan atas Rasul lah penyampaian. Sedangkan kita (hanya sekedar) menerima.

Aqidah Salaf Ash-habul Hadits 190

Beginilah Salaf Jika di Bulan Ramadhan


Imam Malik ibn Anas jika memasuki bulan Ramadhan meninggalkan kesibukannya thd hadits dan majelisnya ahlul ilmi, untuk memfokuskan diri dgn membaca al Qur'an dari mushaf.

Imam Sufyan ats Tsauri jika telah memasuki bulan Ramadhan, beliau meninggalkan seluruh ibadah dalam rangka memfokuskan diri dlm membaca Al Qur'an.


Rabi ibn Sulaiman menuturkan bahwa Imam Syafi'i ketika di bulan Ramadhan mengkhatamkan Al Qur'an sebanyak 60x. Jika di luar bulan Ramadhan mengkhatamkan sebanyak 30x.


Al Walid ibn Abdil Malik ibn Marwan, seorang Khalifah (zaman sekarang presiden) setiap 3 hari sekali mampu mengkhatamkan Al Qur'an.

Jika di bulan Ramadhan, beliau sebulan penuh mampu mengkhatamkan 17 kali.


Yunus ibn Zaid berkata:
Dahulu Ibnu Syihab (Imam AzZuhri) apabila memasuki bulan Ramadhan, beliau (kegiatannya) hanya membaca Al Qur'an dan memberikan (bagi-bagi) makanan.

Lihat Ahwal Salaf fi Ramadhan.

Jumat, 03 Oktober 2014

Ilmu yang Melapangkan Dada Pengembannya

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:

Ilmu. Sesungguhnya ilmu akan bisa meluaskan dan melapangkan dada sampai luasnya melampaui luas dunia.

Sedangkan kebodohan, akan mewariskan kesempitan, kesesakkan dan kehimpitan.

Luasnya ilmu seorang hamba, maka seukuran itu pula luasnya dan lapangnya dadanya.

Tapi ini tidaklah berlaku untuk semua ilmu.

Hanya saja yg dimaksud ilmu di sini, adalah ilmu yg telah diwariskan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Yaitu ilmu yg bermanfaat.

Manusia yg paling luas dan yg paling lapang dadanya adalah orang yg mengemban ilmu.

Mereka juga adalah orang yg paling bagus perangainya dan yg paling indah kehidupannya.

Terjemah bebas dari Tuhfatur Rasaail bag 2, Mukhtarat min kalami Ibnil Qayyim al Jauziyah. (Asbabu Syarhish Shadr) hal. 8

WA Sedikit Faidah Saja

Pelaku Kebenaran Tidak Akan Kosong Dari Penentangan

Berkata Syaikh Yahya an-Najmi rahimahullah:

Bahwasanya pelaku kebaikan tdk akan kosong dari penentangan.

Telah terjadi penentangan dari Abu Jahl bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah thd dakwah Nabi shalallahu alaihi wasallam kepada pamannya, Abu Thalib.

Ketika menjelang matinya Abu Thalib, Rasulullah mendakwahinya untuk bisa menutup umurnya dgn kalimat tauhid Laa ilaaha illallah.

Namun setiap kali Rasulullah mengajak Abu Thalib untuk mengucapkan kalimat tauhid, selalu dibalas dgn ajakan kefanatikan nenek moyangnya dgn mengatakan: Apakah engkau membenci agamanya Abdul Muthalib?.

Lihat Asy Syarhul Mujaz Mummahad, Syaikh Yahya an Najmi hal. 82.

Bagai Lilin yg Membakar Dirinya Sendiri

Shahabat Jundub ibn Abdillah radhiallahu anhu berkata:

Permisalan seorang yg mengajari manusia tapi dia tidak mengamalkan, seperti lampu yg menerangi manusia akan tetapi membakar dirinya sendiri.

Sanadnya shahih sampai kpd Jundub radhiallahu anhu.
Lihat Az Zuhud, Imam Ahmad ibn Hanbal hal. 276.

3 Pengaku Nabi di Masa Rasulullah Masih Hidup

Di antara tanda-tanda hari kiamat sughra adalah munculnya para Dajjal atau pendusta. Mereka mengaku-aku mendapat bagian dari bagian kenabian.

Hal ini terus berlangsung sampai muncul Dajjal besar yg mengaku sebagai Rabb.

Berikut ini 3 nama yg mengaku nabi di masa Rasulullah masih hidup.

1. Al Aswad al-Ansi di Yaman. Dia mati di menjelang wafatnya Rasulullah. Di bunuh
oleh tim shahabat nabi yg berkerja sama dg istri Al-Aswad sendiri dlm sebuah operasi senyap menumpas gerakannya.

2. Thulaihah al-Asadi. Beliau sempat diperangi oleh Rasulullah. Dan hampir terbunuh. Tapi dia berhasil lolos. Ketika di masa kekhalifahan Abu Bakr, dia kmbali memberontak. Lagi-lagi dia berhasil lolos dari tebasan para shahabat. Di masa akhir kekhalifahan Abu Bakr, Thulaihah bertaubat dan baik keislamannya. Bahkan dia wafat sebagai syuhada di bumi Persia di masa Khalifah Umar ibnul Khaththab.

3. Musailamah al-Kadzdzab. Dia mati di bentengnya sendiri, Yamamah. Dia mati ditumpas oleh pasukan Khalid ibnul Walid di masa Khalifah Abu Bakr.

Disarikan dari Asyratus Sa'ah, Al-Ghufaily hal. 50-52.