Senin, 23 Februari 2015

Nasehat Untuk Pedagang

Wahai Pedagang Jujurlah dan Banyak-Banyak Shadaqahlah Kalian

Berkata Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam:
"Wahai para pedagang sesungguhnya perdagangan ini terdapat sumpah dan kedustaan. Maka selingilah perdagangan kalian dengan shadaqah".
(Hadits dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan an Nasa'i 3797)

Berkata juga shalallahu 'alaihi wasallam:
"Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan di hari kiamat sebagai orang-orang fajir kecuali orang-orang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur"
(Hadits dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Ash Shahihah no 994).

Di mana Salaf, Di Mana Kita ?

Duhai Betapa Jauhnya Kita Jika Dibandingkan Mereka

Dahulu Al Hasan al Bashri jika keluar kepada manusia seakan-akan beliau adalah seorang yang melihat akhirat dengan mata kepalanya sendiri.
Kemudian beliau mengkhabarkan hal itu kepada mereka.
Dan apabila mereka keluar dari sisinya, merekapun keluar dalam keadaan tidak kembali kepada dunia sedikitpun.

Dahulu Sufyan ats Tsauri memuliakan majelisnya dengan tidak menyebutkan perkara dunia.

Di majelisnya Imam Ahmad tidak ada di dalamnya yang menyebut-nyebut perkara dunia dan juga tidak pula beliau menyebut-nyebut dunia.


Berkata sebagian dari mereka:
Tidak akan bermanfaat suatu nasehat kecuali yang berasal dari hati. Karena itu akan menghantarkan kepada hati juga.
Adapun nasehat yang keluar hanya sekedar dari lisan, maka nasehat itu akan masuk ke telinga, kemudian keluar dari sisi yang lainnya.


Berkata sebagian salaf:
Sesungguhnya seorang alim apabila dengan nasehatnya mengharapkan wajah Allah maka akan membersihkan hati-hati sebagaimana hilangnya noda dari yang murni.

(Lihat Lathaiful Ma'arif karya Ibnu Rajab, hal. 14-15, cet. Dar Ibnul Jauzi 2012).

"Jangan Nolak Rezeki"

Lontaran yang kadang terdengar ketika ada seorang yang enggan menerima sesuatu dari dirinya.

Entah hanya sekedar berupa undangan makan nasi bareng di satu bungkus atau hanya berupa hadiah sesuatu yang kurang diminat.

Ikhwatii fillah,
Rasulullah adalah orang yang paling baik dan orang yang paling mulia akhlaknya.

Beliau menuntunkan kepada umatnya dengan sabdanya:
"Kalau seandainya aku diundang kepada sebuah lengan atau sepotong kaki (dari makanan) niscaya aku akan memenuhinya.
Kalau seandainya aku dihadiahkan sebuah lengan atau sepotong kaki (dari makanan), niscaya aku akan menerimanya".
[HR. Bukhari]

Demikianlah bimbingan Rasulullah.

Jika diajak maka memenuhi, dan jika diberi maka menerima dengan sepenuh hati.

Ya. Terimalah dengan tanganmu.

Apapun pemberian saudaramu, maka terimalah. Buatlah saudaramu lapang dengan penerimaanmu.
Jangan jadikan saudaramu menjadi enggan atau malas terhadapmu karena engkau menolak pemberiannya.

Jika engkau tidak membutuhkannya, maka hadiahkanlah kepada saudaramu yang lain. Tentunya tetap dengan menjaga perasaan saudaramu.

Jangan nolak rezeki..

Jangan Sembarangan Memberikan Rekomendasi

Syaikh Shalih Fauzan berkata:

"Dan yang termasuk ke dalam jenis persaksian palsu adalah tazkiyah bathilah (rekomendasi yang palsu).

Yaitu mereka yang merekomendasi seseorang padahal orang tersebut bukan orang yang pantas untuk mentazkiyah.

Yang seperti ini masuk kepada bab syahadah az zuur (persaksian palsu).

Maka jika engkau merekomendasi seseorang bahwa dia adalah baik dan berakhlak, dia begini dan begitu, dia agamanya bagus, padahal orang itu tidak demikian adanya, maka yang seperti ini tidak diragukan lagi, ini termasuk bagian dari persaksian palsu.

Wal'iyyadzu billah".

[Silahkan lihat Syarah Kitab al Kabair Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab karya Syaikh Shalih Fauzan, hal. 22, cet. Ar Risalatul 'Alamiyyah 2012].

*Penulis pernah diberikan oleh Ust. Abdurrahman Mubarak sebuah faidah bahwa yang termasuk dalam bab ini juga adalah mengeluarkan 'surat rekomendasi baik' bagi orang yang keadaannya sebenarnya tidak baik.

Kamis, 19 Februari 2015

Kereta Dakwah

Kereta Dakwah kan Terus Berjalan...

Ya. Estafet dakwah al haq senantiasa terus akan berlanjut.

Rasulullah bersabda:
"Senantiasa akan ada satu kelompok dari umatku yang nampak di atas al haq, mereka tidak termudharatkan dari gangguan (yang menimpa), sampai datang urusan Allah (hari kiamat). Sedangkan mereka masih tetap demikian (tetap di atas al haq).
[HR. Muslim: 1920, dari shahabat Tsauban].

Dakwah akan terus dan terus bergema. Pertolongan Allah selalu bersama al haq dan bersama pemegang al haq.

Rasulullah bersabda:
"Senantiasa satu kelompok dari umatku akan tertolong, mereka tidak akan termudharatkan dengan orang yang mengganggu sampai tegak hari kiamat".
[HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Muqbil al Wadi'i dan Syaikh al Albani. Riwayat dari shahabat Imran bin Husain]

Ikhwatii fillah,
Tidakkah kita ngeri dengan sabda Rasulullah di atas?

Laju dakwah al haq terus berjalan. Melintas pasti di perputaran zaman.

Ketika al haq melintas, tidak peduli siapa yang terlibas, tidak peduli karena sebab apa mereka bisa tergilas.

Tanpa kita, al haq tetap ada.

Tanpa kita, al haq tidak sirna.

Kitalah yang membutuhkan al haq, bukan al haq yang membutuhkan kita.

Ikhwatii fillah,
Jangan main-main dengan syubuhat karena -demi Allah- hati kita ini lemah. Ya. Lebih lemah dari sarang laba.

Jangan sampai perasaan dan kejahilan kita mengalahkan keyakinan dalam bermanhaj.

Mau dikemanakan atsar-atsar salaf yang mereka tegas dan keras terhadap ahlul bid'ah dan ahlul ahwa?

Mau diletakkan dimana kisah dan peringatan salaf dalam praktek mereka menyikapi ahlul bid'ah dan ahlul ahwa?

Belajarlah manhaj, lalu amalkanlah !

Jangan husnuzhan dengan keistiqamahanmu. Mintalah selalu bimbingan kibarul ulama. Janganlah lepas dari nasehat para asatidzah.

Apakah mungkin al haq bersama orang-orang yang menganggap syiah adalah saudara dalam iman semisal Muhammad al Imam?

Apakah mungkin al haq bersama orang-orang yang merestui kampanye penyatuan agama samawi semisal Ali al Halabi?

Ikhwatii fillah,
Ketika ingin istiqamah maka janganlah tertipu dengan jalan yang penuh makar, main-main dan bunglon dalam bermanhaj.


Wa Sedikit Faidah Saja


* Nasehat untuk pribadi agar tidak mau mendengar Daurah al Umairi, apalagi mendatangi.

Menjadi Orang yang Paling..

Umar ibnul Khaththab berkata:

Orang yang paling dermawan adalah orang yang berderma kepada orang lain yang tidak bisa diharapkan balasannya.

Orang yang paling hilm adalah orang yang bisa memaafkan di saat dia mampu membalas.

Orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil dengan salam (tidak mau mengucapkan salam).

Orang yang paling lemah adalah orang yang lemah untuk berdoa kepada Allah.

(Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 14/28. Dinukil dari Raudhatul Hulama, hal. 39, Maktabah Imam al Wadi'i Shan'a)

Senin, 16 Februari 2015

Jangan Mendoakan Kejelekan bagi Anak

Di antara nasehat Syaikh Muhammad Jamil Zainu kepada segenap orang tua:

Jangan kita mendoakan kejelekan kepada anak-anak dengan kebinasaan ketika marah.

Karena doa bisa terkabulkan, baik doa yang baik atau doa yang jelek.

Jika engkau doakan kejelekan, maka mereka akan bertambah pada kesesatan.

Yang afdhal hendaknya kita katakan kepada sang anak:
أصلك الله
Artinya: Semoga Allah memperbaikimu.

(Disadur dari Taujihatul Islamiyyah lil Ishlah karya Syaikh Jamil Zainu, hal. 66, cet. Darush Shahabah 2009)

Akibat Tidak Belajar Serius

"... Allah mensifatkan orang-orang munafik sebagai orang-orang yang tidak bisa memahami.

Allah berfirman:
"Akan tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami" (Al Munafiqun: 7).

Ini dikarenakan mereka TIDAK SERIUS DALAM THALABUL ILMI, dan mereka tidak mau mendengar suatu nasehat kebaikan yang bermanfaat dari Al Qur'an dan As Sunnah.

Oleh karena itu maka orang-orang munafik terus menerus berada di atas kebodohan dan kesesatan.

Nas'alullah wal 'afiyah..

Maka berpalingnya orang-orang munafik dari belajar (thalabul ilmi), telah menghantarkan kepada batasan kufur.
Sebagaimana firman Allah:
"Yaitu orang-orang yang kufur, ketika diperingatkan, mereka berpaling" (Al Ahqaf: 3).

Atau menghantarkan kepada batasan nifaq.

Orang-orang munafik dahulu menghadiri majelis-majelis Rasulullah. Mereka mendengar beliau di khutbah jumat, akan tetapi ketika selesai, mereka pun keadaannya MASIH SAMA, seakan-akan mereka tidak menghadiri..."

(Disadur dari Syarah al Kabair karya Syaikh Shalih Fauzan, hal. 290, cet. Ar Risalah al Alamiyah 2012).

Kamis, 12 Februari 2015

Hukum Mencuci Tangan Sebelum Makan


"... Para ulama telah berselisih tentang disukainya mencuci tangan, sebelum atau sesudah makan.

Yang nampak adalah disukainya mencuci tangan ketika sebelum makan, kecuali jika ada keyakinan bahwa tangannya bersih dari najis dan kotoran.

Dan disukainya mencuci tangan ketika selesai makan, kecuali jika tidak ada bekas-bekas makanan di tangannya. Seperti seorang yang makan tapi tidak langsung menyentuh makanannya (contoh: dengan sendok)..."

(Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim bab 24, jil. 2, hal. 42, cet. Dar Ibnul Jauzi 2011)

* Faidah taklim Shahih Muslim dari Ust. Abdurrahman Mubarak di Ma'had Riyadhul Jannah, senin ba'da shubuh 14 Rabi'ul Awal 1436 H

Ta'awun

Ta'awun adalah sarana kebahagiaan dan kesuksesan hidup

"... Segala apa yang terjadi hubungan interaksi pada makhluk berupa pergaulan, saling bantu dan pertemanan, maka di dalamnya ada kewajiban untuk saling bersama-sama tolong menolong di atas keridhaan Allah dan ketaatan kepada-Nya.

Dimana hal itu adalah puncak tuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan seorang hamba.

Dan tidak ada kebahagiaan baginya kecuali dengan menerapkannya.

Itulah al bir wat taqwa.

Dimana keduanya merupakan kesatuan ajaran Islam secara keseluruhan..."

(Ibnul Qayyim dalam Risalah Tabukiyah, hal. 30)

Mentasmikan Hafalan kepada Orang yang Tidak Faham

Berkata Ibnu Muflih:
Diriwayatkan dari Imam az Zuhri bahwasanya beliau jika kembali ke rumahnya dan telah mendengar hadits-hadits yang banyak, maka beliaupun mengulangi hadits-hadits tersebut kepada budak kecil wanitanya, dari awal sampai akhir sebagaimana apa yang beliau dengar.

Beliau pun berkata kepada kepada budak kecil tersebut:
Sesungguhnya aku hanya ingin menghafalnya.

Dan perbuatan Imam az Zuhri ini beliau lakukan juga kepada anak-anak kecil TPA dalam rangka menghafal.

(Al Adabusy Syari'ah 2/120. Dinukil dari Al Hifzh, hal 58, cet. Darul Qasim 2003)

Ramai dan Sepi Tetap Sama

Ikhwatii fillah,
Koreksilah diri kita, apakah kita sudah sama kelakuannya ketika sendiri dengan ketika di tengah keramaian?

Beruntunglah orang yang bisa sama kelakuannya baik ketika dia sendirian atau ketika dia di keramaian.

Sufyan ats Tsauri berkata:
"Dahulu dikatakan (oleh guru-guru kami): Barangsiapa yang di dalam kesendiriannya lebih baik dibandingkan di keramaiannya, maka itu adalah suatu keutamaan.
Dan barangsiapa yang di dalam keramaiannya lebih baik dibandingkan di kesendiriannya, maka itu adalah suatu kepalsuan".
(Hilyatul Aulia 7/30).

Muraqabah..
Selalu merasa diawasi Allah adalah akhlak yang berat dipikul.

Tapi karena berat itulah menjadi langka didapat.

Siapa yang bisa menempa dirinya untuk berhias dengan akhlak ini, niscaya dia akan mulia dan tinggi di hadapan Allah dan tentu pula mulia dan tinggi di hadapan makhluk-Nya.

Ibnul Mubarak berkata:
"Tidaklah aku melihat seseorang yang tinggi mulia semisal Imam Malik.
Bukanlah dikarenakan banyaknya shalat atau puasa. Hanya saja itu semua dikarenakan perilakunya ketika di kesendirian".
(Hilyatul Aulia 6/330)

Ikhwatii fillah,
Tinggalkanlah ketidakjujuran dalam berperilaku. Apa yang engkau lakukan dari ketaatanmu di keramaian, jangan sampai menyelisihi di kesendirianmu.

Yakinlah bahwa Allah Maha Melihat.

Mari kita berdoa kepada Allah agar kita dijauhkan dari akhlak kemunafikan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada keikhlashan dalam beramal.

* Atsar salaf dinukil dari Tahdzib Hilyatil Aulia, hal. 36, cet. Daruth Thayyibah 2005.