Minggu, 13 Agustus 2023

Ketetapan Allah dan RasulNya adalah Sebuah Kemestian, Bukan Pilihan!

 

Allah telah menganugerahkan akal kepada manusia sebagai pemuliaan bagi mereka. Akal digunakan sebagai alat berpikir dan sarana di dalam mentadaburi ayat-ayat Allah.

Akan tetapi akal bukanlah sebagai tolak ukur di dalam menimbang kebenaran atau kesalahan secara mutlak karena manusia memiliki sebuah penghalang akal, yakni hawa nafsu.

Hawa nafsu inilah seringnya bisa menutup akal-akal sehat manusia. Oleh karenanya, Allah sebagai Dzat yang Maha Bijaksana telah mengutus seorang rasul dari kalangan manusia itu sendiri. Rasul itu menjadi pembimbing dan pengarah bagi manusia ke jalan kebenaran dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Bagi yang tidak mau mengikuti Rasul maka ia akan celaka bagi orang yang mau mengikuti Rasul maka dia akan bahagia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.

"Setiap ummatku akan masuk surga kecuali bagi yang enggan.” Mereka (para Shahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan itu?". Beliau menjawab, “Barangsiapa yang mentaatiku maka akan masuk surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka ia telah enggan". (HR. Bukhari)

Hadits di atas menunjukkan bahwa ada sekelompok orang yang mentaati rasul dan ada sekelompok orang yang menentang rasul, padahal rasul tersebut adalah orang yang akan menyelamatkan manusia. Aneh bukan?!

Ini juga merupakan bukti bahwa akal semata tidak bisa dijadikan modal untuk mencari kebenaran, namun akal-akal kita harus ditundukkan di hadapan syariat Allah, bukan sebaliknya. Allah taala berfirman,

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al-Ahzab: 36).

Ayat di atas merupakan bukti yang jelas juga bahwa ketetapan Allah dan RasulNya adalah suatu kemestian, bukan pilihan! Barakallahufiikum.

(Tulisan terhasil dari catatan tausiyah bada maghrib bersama Al Ustadz Abdurrahman Lombok hafizhahullahu ta'ala di Mahad Riyadhul Jannah-Cileungsi, 4 Dzulqadah 1443H / 4 Juni 2022)

Tidak ada komentar: