Minggu, 10 Februari 2013

TEMANMU ADALAH CERMIN BAGI DIRIMU

Jika kita cermat memperhatikan aktivitas alam, niscaya akan kita dapati petikan hikmah dari sebuah fenomena. Burung yang beraneka ragam, akan dengan mudah kita kenali sesuai species yang ada. Lihatlah, tidak akan kita dapati komunitas burung elang bergabung dengan komunitas burung gagak, atau komunitas burung merpati akan terbang bersama komunitas burung pipit, mereka berpisah sesuai dengan kelompoknya.

Begitupun tak jauh bedanya dengan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berkomunikasi. Satu sama lain akan mencari teman hingga kemudian berjalanlah sebuah interaksi.  Jalinan pertemanan yang solid membuat kehidupan indah berjalan. Membingkai pahit manisnya sebuah pergaulan. Saling berbagi asa di kala suka dan duka. Kompak dalam amalan, sejalan dalam keputusan, mengguratkan akan kuatnya jalinan persahabatan. Disinilah letak penilaian akan seberapa jauh eloknya sebuah kepribadian.

Perhatikanlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Ruh-ruh itu ibarat sebuah pasukan yang kokoh, jika saling kenal maka akan bertemu dan jika tidak saling kenal maka akan berpisah” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al Imam Nawawi berkata ketika menjabarkan hadits ini: “Orang yang baik akan condong kepada yang baik sedangkan orang yang jahat maka akan condong kepada yang jahat pula.”

Wahai orang yang cerdas, hendaknya dalam memilih teman engkau harus berhati-hati. Jeleknya akhlak teman akan berimbas kepada diri sendiri. Jangan sampai yang engkau jadikan teman adalah seorang yang merusak pribadi karena perilaku seseorang akan membias kepada temannya, tanpa terkecuali. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Seseorang itu berada di atas agama/perangai temannya, maka hendaknya seseorang meneliti siapa yang dia jadikan temannya” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)

Dengarlah nasehat para imam pembimbing umat berkata:
-Imam Ibnu Hibban berkata: “Seorang yang berakal tidak akan bersahabat dengan orang-orang yang jahat” (Lihat kitab Ni’matul Ukhuwah)
-Imam Al-Qatadah berkata: “Demi Allah kami tidaklah melihat seseorang berteman kecuali dengan yang setipe dan sejenis (satu sama sifatnya), maka hendaknya kalian berteman dengan hamba-hamba Allah yang shalih agar kalian bersama mereka atau bisa seperti mereka” (Lihat kitab Min Hadyi Salaf)

Apakah karena dirimu ingin dikatakan anak gaul lantas engkau berani mempertaruhkan kepribadian?
Apakah karena ingin menyandang predikat supel lantas nasehat-nasehat di atas juga engkau kan tanggalkan?
Akankah kau terlalu lancang di hadapan hadits nabi untuk berkata “Aku termasuk orang yang kuat dalam berkepribadian, jadi tenang saja. Aku tidak akan terbawa arus” ?

Subhanallah !!!

Benarlah sebuah pepatah arab:
“Jangan kau tanya tentang seseorang”
“Akan tetapi tanyalah siapa temannya”
“Karena setiap teman pasti akan saling cocok mencocoki”
(Lihat kitab Adabul ‘Isyrah)

Semoga catatan yang ringan ini bisa menjadi penyadar hati yang lalai di saat terlupa keikhlasan karena Allah ketika diri ini ingin mengambil dan mencintai seorang teman. Ingatlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya: “Barangsiapa yang ingin merasakan nikmatnya iman hendaknya dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’)

Yang mengharap ampunan dan rahmat Allah selalu,
Hanyaikhwanbiasa di catatankajianku.blogspot.com

*Untuk lebih rinci tentang adab pertemanan, lihat majalah Asy-Syariah



Tidak ada komentar: