Tentunya bagi seorang muslim haruslah cermat dalam memilih mana makanan yang halal sekaligus thayyib (baik) karena di samping tuntutan kesehatan, makanan yang halalan thayyiban akan berpengaruh besar pula terhadap keimanan. Sabda nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidaklah menerima kecuali dari yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukminin sebagaimana perintahnya kepada para rasul. Firman Allah ta’ala: [Wahai sekalian para rasul, makanlah dari yang baik-baik dan beramal shalihlah]. Firman Allah ta’ala: [Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari yang baik-baik dari apa-apa yang Kami rezekikan]. Kemudian terdapatlah seseorang yang keadaannya kusut masai, tengah melakukan perjalanan panjang. Dia berdo’a kepada Rabbnya dengan mengangkat kedua tangannya seraya berkata: Wahai Rabb.. wahai Rabb. Tetapi apa yang menjadi makanannya haram, yang menjadi minumannya haram, pakaian yang dikenakannya haram dan dia dikenyangkan oleh makanan yang haram. Maka bagaimana do’anya bisa terkabul?” (HR. Muslim).
Perhatikanlah
!
Dengan
sebab makanan yang haram seseorang akan terhalangi dirinya dari terkabulnya do’a.
Seiring
dengan itu, ada suatu hal lain yang membuat hati ini terasa sesak. Sebagian
kaum muslimin menganggap kecil perkara ini. Mereka –wallahu ‘alam- entah memang
karena kebodohannya atau pura-pura bodoh tidak perhatian terhadap keadaan ini.
Makan
dengan tangan kiri.
Itulah
yang menjadi masalah tersendiri.
Di
masa kenabian Al-Mushtafa Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pernah oleh Nabi
terlihat seorang anak kecil yang kurang beretika ketika makan. Maka berkatalah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kepada anak kecil tersebut yang artinya
: “Wahai anak, bacalah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah dengan sesuatu yang dekat denganmu” (HR. Bukhari-Muslim)
Demikianlah
seorang anak kecil yang dididik oleh didikan nubuwah. Ditanamkan bahwa di
antara adab dan etika yang baik ketika makan adalah makan dengan tangan
kanannya. Dijauhkan dirinya dari sikap meniru cara makan ala setan. Berkata
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya: “Janganlah salah
seorang dari kalian makan dengan tangan kirinya, begitu pula janganlah kalian
minum dengan tangan kirinya karena sesungguhnya setan makan dengan tangan
kirinya dan minum dengan tangan kirinya”
Berkata
Nafi’ menambahkan dengan ucapannya: “Dan juga jangan mengambil dan memberi
dengan tangan kirinya” (HR. Muslim)
Maka
setelah membaca catatan ringan ini, akankah kita tidak peduli lagi terhadap
fenomena ini? Atau masihkah kita akan tetap menganggap kecil permasalahan ini?
Perhatikanlah hadits berikut ini.
Salamah
ibn ‘Amr ibn al-Akwa’ berkata: Suatu ketika ada seorang yang makan di sisi
Rasulullah dengan tangan kirinya.
Maka
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata (kepada orang itu): “Makanlah
dengan tangan kananmu !”
Orang
itu menjawab: “Aku tidak bisa”
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata: “(Kalau demikian) Kau tidak akan
bisa (makan dengan tangan kananmu). Sungguh tidaklah ada yang menghalangimu
(makan dengan tangan kanan) kecuali hanya sombong”
Maka
Salamah ibn ‘Amr ibn al-Akwa’ berkata: “Maka orang itu pun tidak bisa
mengangkat tangan kanannya” (HR. Muslim)
Subhanallah...
Inilah
bentuk hukuman yang disegerakan di dunia bagi orang yang menolak perintah
Rasul. Tidaklah heran, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman yang
artinya: “Maka berhati-hatilah bagi siapa-siapa yang menyelisihi perintahmu
berupa (balasan) terkenanya mereka fitnah atau ditimpakannya mereka azab yang
pedih” (QS. An-Nuur: 63)
Semoga
catatan yang ringan ini bisa bermanfaat bagi penulis di sisi Allah ta’ala dan
bisa membantu teman-teman untuk menasehati saudara-saudara kita yang masih
enteng memakan makanannya dengan tangan kirinya.
Yang mengharap ampunan dan rahmat Allah,
hanyaikhwanbiasa di catatankajianku.blogspot.com
*Tertulis catatan ini setelah membaca salah satu artikel penuh
manfaat di majalah Tashfiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar