Jatuh cinta
berjuta rasanya. Sebuah ungkapan yang mungkin tepat bagi yang merasakan.
Pikiran jadi tak menentu, makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Selalu
terbayang wajah dirinya dan serasa ingin selalu berjumpa dan dekat dengannya.
Walhasil memang berjuta rasanya.
Semakin
menguatnya hasrat hingga tak terbendung lagi. Akhirnya terproklamirkan isi hati
"….Sesungguhnya sudah lama ku tahan perasaan ini, aku telah jatuh hati.
Maukah dirimu menjadi kekasih hati….?" Ucap sang penderita cinta.
Sang akhwat
pun tengah ditembak.
Wahai ukhti
muslimah, tepislah tembakkan tersebut dengan jawaban berikut ini:
"Jika
yang kau inginkan dengan ini, kita berduaan tanpa ikatan nikah maka
sesungguhnya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda yang
artinya: “Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum
pria) berduan dengan seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya“.
(HR. At-Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam
Al-Irwa’)"
"Jika
pernyataanmu ini dimaksudkan agar kita berdua berpacaran sebelum nikah, maka
sesungguhnya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda yang
artinya: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari
zina. Dia pasti akan mendapati hal itu. Maka zinanya mata dengan melihat,
zinanya lidah dengan berbicara, sementara jiwa itu berangan-angan dan
berkeinginan. Dan nantinya kemaluanlah yang akan membenarkan itu seluruhnya
dan yang mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari)"
"Jika
dengan tembakkan ini kau menginginkan menggandeng tanganku maka sesungguhnya
aku takut kepada sabda nabi yang artinya: “Andaikan
kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya
dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya“.
[HR. Ar-Ruyani dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir
(486, & 487) hadits dikuatkan oleh Syaikh al-Albani dalam Ash-Shahihah]"
Begitulah
kira-kira jawaban yang semestinya diberikan kepada sang penembak. Katakan
kepadanya: "Jika engkau menginginkan cintaku, maka datanglah engkau
kepada ayahku dan pinanglah diriku di atas akad yang syar'i"
Sampaikan pula kepada yang menembakmu dengan firman Allah subhanahu
wa ta'ala yang artinya; “Dan janganlah kamu mendekati
zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan
yang buruk“. (QS. Al-Isra’ : 32)
Jika
perlu, tambahkan lagi kepadanya sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi
wasallam yang yang mengancam azab bagi pelaku zina yang artinya: "… Kemudian
kami pergi. Sampailah kami di sebuah bangunan yang menyerupai tungku api. Dari sana terdengar hiruk
pikuk. Kami menengok ke dalamnya, ternyata di dalamnya terdapat lelaki dan
wanita yang telanjang. Dari bawah mereka datang kobaran api yang apabila
mengenai mereka, merekapun memekik. Aku bertanya, siapa meeka itu? Mereka
menjawab: Adapun sejumlah lelaki
dan wanita yang telanjang yang berada di dalam bangunan mirip tungku api,
mereka adalah pezina" (HR. Al-Bukhari)
Terakhir,
lemparkan kalam Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah pernah berkata tentang dosa
zina: "Aku tidak pernah mengetahui sesuatu yang lebih besar dosanya
-setelah dosa membunuh sesorang- daripada zina." (Ad-Dau wad Dawa')
Demikian catatan ringan
ini, semoga menjadi bekal dan tameng jika ada akhwat yang ditembak.
*Tertulis catatan ini setelah membaca artikel yang ditulis Ustadzuna Abdullah al-Jakarti hafizhahullah di majalah muslimah Qanitah.
*Tertulis catatan ini setelah membaca artikel yang ditulis Ustadzuna Abdullah al-Jakarti hafizhahullah di majalah muslimah Qanitah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar