Ringkasan Perjalanan Hidup Rasul shallallahu alaihi wasallam (1)
Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab rahimahulahu berkata: Alhamdulillahi rabbil 'alamin wa shallallahu 'alaihi wa sallam wa baarik 'ala muhammad wa 'ala aalihi wa shahbihi ajmain.
Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- bahwasanya perkara yang paling wajib dari segala kewajiban yang telah Allah bebankan kepadamu adalah mengenal agamamu.
Dimana Mengenal agama dan mengamalkannya adalah sebab seorang masuk surga, dan bodoh tentang agama dan meninggalkannya adalah sebab seorang masuk neraka.
Di antara perkara yang paling jelas bagi orang yang memiliki pemahaman yang baik adalah mengambil pelajaran dari kisah-kisah orang-orang terdahulu dan kisah orang-orang yang sekarang.
Yaitu kisah-kisah apa yang telah Allah balas bagi orang-orang yang menaati Allah dan bagi orang-orang yang mendurhakai Allah.
Barang siapa yang tidak memahami hal yang demikian dan tidak bisa mengambil manfaat dari kisah-kisah tersebut, maka tidak ada tempat mengelak lagi baginya.
Sebagaimana firman Allah ta'ala, "Betapa banyak Kami binasakan orang-orang sebelum mereka di zamannya, padahal mereka lebih kuat dan pernah menjelajah di berbagai negeri, lalu apakah ada tempat untuk berlari?"
(QS. Qaf: 36).
Sebagian salaf berkata, "Kisah-kisah adalah tentara-tentara Allah."
Yakni, bahwasanya para penentang-penentang agama tidak akan akan mampu untuk membantah kisah yang ada.
Adapun bagian pertama dari kisah yang nyata, adalah segala kisah yang Allah telah ceritakan seputar Nabi Adam dan Iblis.
Hingga pada akhir kisah, Nabi Adam dan istrinya turun ke bumi.
Di dalam kisah tersebut, terdapat permasalahan yang begitu jelas sebagaimana hal ini dapat dimengerti bagi orang yang memperhatikannya.
Yaitu pada bagian akhir kisahnya, Allah berfirman, "Kami katakan, turunlah kalian dari surga seluruhnya. Hingga ketika nanti datang kepada kalian suatu petunjuk dari-Ku, siapa yang mengikuti petunjuk itu, janganlah kalian merasa takut dan sedih. Adapun orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka mereka adalah calon penduduk neraka dan kekal di dalamnya."
(QS. Al Baqarah 38 dan 39).
Dalam ayatnya yang lain Allah berfirman, "Barang siapa yang mengikuti petunjuk maka dia tidak akan tersesat dan merugi. Barang siapa yang berpaling dari mengingat-ku, maka sesungguhnya dia mendapat kehidupan yang sempit... -sampai pada ayat- Dan sungguh, azab akhirat itu lebih keras dan kekal."
(QS. Thaha: 133-137).
Yang memberikan petunjuk kepada Adam, adalah juga yang memberikan ancaman kepada kita. Dia lah yang mengutus para rasul.
Maka purnalah urusannya.
Allah mengutus para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan sebagai penyampai ancaman.
Hal ini tentunya agar menjadi hujjah bagi Allah kepada manusia setelah di utusnya para rasul.
Rasul pertama dari kalangan para rasul adalah Nuh dan rasul yang terakhir adalah nabi kita shallallahu alaihi wasallam.
Oleh karenanya, bersemangatlah wahai hamba Allah untuk mengenal tali agama ini. Dimana tali ini adalah jalan yang bisa menghubungkan antara Allah dengan hambanya.
Yaitu barang siapa yang berpegang teguh dengan tali ini maka dia akan selamat, dan barang siapa yang menyia-nyiakannya maka dia akan binasa.
(Mukhtashar Sirah Nabi-Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab, hal. 20-21, cet. Maktabah ar Rusyd 2011)
Insya Allah bersambung ke bagian 2
Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab rahimahulahu berkata: Alhamdulillahi rabbil 'alamin wa shallallahu 'alaihi wa sallam wa baarik 'ala muhammad wa 'ala aalihi wa shahbihi ajmain.
Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- bahwasanya perkara yang paling wajib dari segala kewajiban yang telah Allah bebankan kepadamu adalah mengenal agamamu.
Dimana Mengenal agama dan mengamalkannya adalah sebab seorang masuk surga, dan bodoh tentang agama dan meninggalkannya adalah sebab seorang masuk neraka.
Di antara perkara yang paling jelas bagi orang yang memiliki pemahaman yang baik adalah mengambil pelajaran dari kisah-kisah orang-orang terdahulu dan kisah orang-orang yang sekarang.
Yaitu kisah-kisah apa yang telah Allah balas bagi orang-orang yang menaati Allah dan bagi orang-orang yang mendurhakai Allah.
Barang siapa yang tidak memahami hal yang demikian dan tidak bisa mengambil manfaat dari kisah-kisah tersebut, maka tidak ada tempat mengelak lagi baginya.
Sebagaimana firman Allah ta'ala, "Betapa banyak Kami binasakan orang-orang sebelum mereka di zamannya, padahal mereka lebih kuat dan pernah menjelajah di berbagai negeri, lalu apakah ada tempat untuk berlari?"
(QS. Qaf: 36).
Sebagian salaf berkata, "Kisah-kisah adalah tentara-tentara Allah."
Yakni, bahwasanya para penentang-penentang agama tidak akan akan mampu untuk membantah kisah yang ada.
Adapun bagian pertama dari kisah yang nyata, adalah segala kisah yang Allah telah ceritakan seputar Nabi Adam dan Iblis.
Hingga pada akhir kisah, Nabi Adam dan istrinya turun ke bumi.
Di dalam kisah tersebut, terdapat permasalahan yang begitu jelas sebagaimana hal ini dapat dimengerti bagi orang yang memperhatikannya.
Yaitu pada bagian akhir kisahnya, Allah berfirman, "Kami katakan, turunlah kalian dari surga seluruhnya. Hingga ketika nanti datang kepada kalian suatu petunjuk dari-Ku, siapa yang mengikuti petunjuk itu, janganlah kalian merasa takut dan sedih. Adapun orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka mereka adalah calon penduduk neraka dan kekal di dalamnya."
(QS. Al Baqarah 38 dan 39).
Dalam ayatnya yang lain Allah berfirman, "Barang siapa yang mengikuti petunjuk maka dia tidak akan tersesat dan merugi. Barang siapa yang berpaling dari mengingat-ku, maka sesungguhnya dia mendapat kehidupan yang sempit... -sampai pada ayat- Dan sungguh, azab akhirat itu lebih keras dan kekal."
(QS. Thaha: 133-137).
Yang memberikan petunjuk kepada Adam, adalah juga yang memberikan ancaman kepada kita. Dia lah yang mengutus para rasul.
Maka purnalah urusannya.
Allah mengutus para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan sebagai penyampai ancaman.
Hal ini tentunya agar menjadi hujjah bagi Allah kepada manusia setelah di utusnya para rasul.
Rasul pertama dari kalangan para rasul adalah Nuh dan rasul yang terakhir adalah nabi kita shallallahu alaihi wasallam.
Oleh karenanya, bersemangatlah wahai hamba Allah untuk mengenal tali agama ini. Dimana tali ini adalah jalan yang bisa menghubungkan antara Allah dengan hambanya.
Yaitu barang siapa yang berpegang teguh dengan tali ini maka dia akan selamat, dan barang siapa yang menyia-nyiakannya maka dia akan binasa.
(Mukhtashar Sirah Nabi-Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab, hal. 20-21, cet. Maktabah ar Rusyd 2011)
Insya Allah bersambung ke bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar