Senin, 14 Maret 2022

Sekilas tentang Tafsir Adhwaul Bayan


Syaikh Muhammad Aman al Jami ditanya: Apakah yang akan kau nasehatkan dengan kitab tafsir milik Al Imam Muhammad Amin asy Syinqithy, Adhwa al Bayan?


Beliau menjawab, "Na'am, kami nasehatkan untuk membaca tafsir Adhwa'ul Bayan yang (kitab tersebut) terambil dan teringkas dari Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Jarir. 


Penulis rahimahullah (Syaikh Amin) telah mencukupkan kitabnya kepada tafsir salaf. Terkhusus dari kitab tersebut terdapat metode pembahasan yang istimewa, walaupun metode ini pada asalnya telah terdapat di dalam Tafsir Ibnu Katsir, akan tetapi Syaikh Amin telah menambahkan dengan banyak ayat-ayat yang mutasyabihat (samar) di dalam satu pembahasan, dan Ibnu Katsir telah mendahuluinya, akan tetapi Syaikh Amin telah menambahkan sejumlah ayat-ayat (yang samar tersebut) untuk disebutkan dan dikumpulkan pada satu tempat pembahasan (untuk dikupas dan dijelaskan), dan tentu Tafsir Ibnu Katsir telah sempurna (bobot isinya) pada hadits-hadits, atsar-atsar setelah itu.


Oleh karenanya wajib atas para penuntut ilmu untuk mengambil faidah dari Tafsir Adhwa'ul Bayan dan dari Tafsir Ibnu Katsir serta kitab tafsir selainnya dari kitab-kitab tafsir yang menafsirkan ayat Al Qur'an dengan ayat lainnya, menafsirkan ayat Al Qur'an dengan sunnah nabi, atsar (shahabat nabi) dan dengan metode jalan tafsir para salaf.


Dalam di dalam pembahasan ini pula, yaitu pada keistimewaan atsar-atsar dan hadits-hadits, Tafsir Asy Syaukani telah mendekati dari bab ini, akan tetapi pada tafsir beliau terdapat keistimewaan dari sisi lughawiyah (bahasa), dan tentunya masing-masing kitab tafsir terdapat keistimewaan tersendiri.


Maka kita jauhi dari para pemuda sebagian kitab-kitab tafsir, seperti tafsir-tafsir milik kaum sufi, tafsir-tafsir wihdatul wujud (aqidah yang meyakini Allah merasuk ke dalam raga makhluk-makhluknya) dan tafsir-tafsir para penulis yang menafsirkan Al Qur'an dengan akal-akalnya. Sudah seharusnya kita jauhi tafsir-tafsir dari semisal ini dan mencukupkan diri dari tafsir-tafsir yang maruf dan masyhur di kalangan kaum muslimin". 


(Disadur dari Al Awjibatudz Dzahabiyyah 'ala As'ilatil Manhajiyyah, Syaikh Aman Al Jami, pertanyaan no 5)


Tidak ada komentar: