Tanamkan Sifat Ini Pada Anda, Wahai Penuntut Ilmu
Imam al Ajurri rahimahullahu berkata, "Di antara sifat (mulia) dari seorang yang menuntut ilmu agama adalah:
Keinginannya di dalam menuntut ilmu adalah karena dia mengetahui bahwa Allah telah mewajibkan dirinya untuk beribadah kepada-Nya. Sedangkan ibadah tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu.
Dia juga mengetahui bahwa ilmu adalah sesuatu yang wajib atas dirinya.
Dan dia juga mengetahui bahwasanya seorang mukmin tidak akan baik keadaannya dengan kebodohan. Maka dia pun menuntut ilmu agar bisa mengenyahkan kebodohan dari dirinya.
Juga agar dirinya bisa beribadah kepada Allah sebagaimana yang telah Allah perintahkan, bukan beribadah dengan dasar hawa nafsunya.
Dan demikian juga, tujuan dia di dalam proses menuntut ilmunya adalah bersandar kepada keikhlasan.
Dia tidak memandang dirinya memiliki keutamaan di dalam proses belajarnya (semata), akan tetapi dia memandang bahwa keutamaan itu adalah ketika dirinya diberikan taufiq oleh Allah untuk menuntut ilmu agar dia bisa beribadah dengan ilmu yang telah di dapat, yaitu berupa menunaikan kewajiban-kewajban yang telah diwajibkan Allah atas dirinya dan menjauhi perkara-perkara yang haram".
(Lihat Akhlaqul Ulama-Imam al Ajurri, hal. 31, cet. Darul Atsar 2003).
Imam al Ajurri rahimahullahu berkata, "Di antara sifat (mulia) dari seorang yang menuntut ilmu agama adalah:
Keinginannya di dalam menuntut ilmu adalah karena dia mengetahui bahwa Allah telah mewajibkan dirinya untuk beribadah kepada-Nya. Sedangkan ibadah tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu.
Dia juga mengetahui bahwa ilmu adalah sesuatu yang wajib atas dirinya.
Dan dia juga mengetahui bahwasanya seorang mukmin tidak akan baik keadaannya dengan kebodohan. Maka dia pun menuntut ilmu agar bisa mengenyahkan kebodohan dari dirinya.
Juga agar dirinya bisa beribadah kepada Allah sebagaimana yang telah Allah perintahkan, bukan beribadah dengan dasar hawa nafsunya.
Dan demikian juga, tujuan dia di dalam proses menuntut ilmunya adalah bersandar kepada keikhlasan.
Dia tidak memandang dirinya memiliki keutamaan di dalam proses belajarnya (semata), akan tetapi dia memandang bahwa keutamaan itu adalah ketika dirinya diberikan taufiq oleh Allah untuk menuntut ilmu agar dia bisa beribadah dengan ilmu yang telah di dapat, yaitu berupa menunaikan kewajiban-kewajban yang telah diwajibkan Allah atas dirinya dan menjauhi perkara-perkara yang haram".
(Lihat Akhlaqul Ulama-Imam al Ajurri, hal. 31, cet. Darul Atsar 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar