Rabu, 03 Oktober 2012

OBSESI MENJADI ROSSI

Ketika ucapan “Habis itu saya tidak sadar” menjadi akhir suatu ingatan dan penyesalan menjadi buah kejadian, di saat itu sadarlah hati akan tercelanya sebuah perbuatan. Ketajaman ‘Insting balap’ ternyata meleset dari perkiraan, predikat ‘jago ngebut’ hancur berantakan bersamaan hancurnya motor Sang Jagoan. Gelar ‘Valentino Rossi lokal’ pun kandas dihempas suatu kejadian.

Tabrakkan.


Demikianlah akhir perjalanan Sang Jagoan. Badan penuh luka menjadi tontonan. Pikiran biaya bengkel mahal kian membayang. Belum lagi korban yang menuntut pergantian. Sang Rossi Lokal hanya bisa terdiam, merenung nasib mengharap belas kasihan.
Aksi ngebut di jalanan memang suatu perkara yang mengasyikan, terlebih bagi kaum muda yang senang dengan hal-hal yang berbau-bau tantangan. Sepertinya sudah menjadi kebanggaan jika dirinya bisa unggul dan terdepan di jalanan. Dengan mengendarai motor hasil ‘korekkan’ plus knalpot bising yang memekakkan, ‘Rossi Lokal’ hanyut melayang serasa jalanan ‘track balapan’. Dirinya lupa bahwa di samping, depan dan belakangnya adalah korban terancam yang akan dirugikan. Padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menganjurkan kepada setiap muslim untuk menjaga tangan dan lisan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Seorang muslim adalah orang yang umat Islam selamat dari lisan dan tangannya” (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Abdullah ibn ‘Amr ibn al-Ash radhiallahu’anhu)

Islam telah mengatur bagaimana seorang muslim beretika di jalanan, dan di antara etika yang mesti dijalankan adalah menjauhkan sebab-sebab yang dapat menimbulkan kecelakaan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan dalam sabdanya yang artinya: “Siapa saja yang berjalan melewati masjid-masjid dan pasar-pasar kami, sedangkan ia membawa anak panah, hendaklah ia membungkus atau memegang ujungnya agar jangan sampai mengenai seseorang di antara umat Islam” (HR. Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Musa radhiallahu’anhu) Lihatlah aksi Sang Rossi! Betapa jauhnya dirinya dengan bimbingan nabi. Tidakkah kau sadar bahwa dengan aksi Rossi-mu itu, telah membuat kaum muslimin terganggu.

Bayangkanlah, bagaimana jika dirimu menjadi sebab seseorang kecelakaan?
Bagaimana jika yang kecelakaan adalah seorang muslim yang sedang membonceng istri atau anaknya?
Bagaimana pula jika ternyata yang kecelakaan itu mengalami cacat seumur hidup?
Yang parah dari itu semua, apa yang akan kau katakan di hadapan Allah jika kecelakaan tersebut menyebabkan kematian?
Subhanallah!

Lebih parah lagi, bagaimana jika saat kecelakaan ternyata inilah saat malaikat maut menjemputmu. Engkau mati dalam keadaan meninggalkan sanak familimu dalam keadaan menanggung berbagai kesusahan di dunia.

Nau’dzubillah…

Semoga dengan catatan yang ringan ini bisa menjadikan Rossi-Rossi Lokal bisa tersadar dan semoga bisa membuang jauh-jauh obsesi tuk menjadi Rossi.

Yang mengharap ampunan dan rahmat Allah,
hanyaikhwanbiasa di catatankajianku.blogspot.com

*tertulis catatan ini setelah melihat sendiri kejadian tabrakan motor.

Tidak ada komentar: