Ketika
ucapan “Habis itu saya tidak sadar” menjadi akhir suatu ingatan dan penyesalan
menjadi buah kejadian, di saat itu sadarlah hati akan tercelanya sebuah
perbuatan. Ketajaman ‘Insting balap’ ternyata meleset dari perkiraan, predikat ‘jago
ngebut’ hancur berantakan bersamaan hancurnya motor Sang Jagoan. Gelar ‘Valentino
Rossi lokal’ pun kandas dihempas suatu kejadian.
Tabrakkan.
Tabrakkan.
Demikianlah
akhir perjalanan Sang Jagoan. Badan penuh luka menjadi tontonan. Pikiran biaya
bengkel mahal kian membayang. Belum lagi korban yang menuntut pergantian. Sang Rossi
Lokal hanya bisa terdiam, merenung nasib mengharap belas kasihan.
Aksi ngebut di jalanan memang suatu perkara yang mengasyikan, terlebih
bagi kaum muda yang senang dengan hal-hal yang berbau-bau tantangan. Sepertinya
sudah menjadi kebanggaan jika dirinya bisa unggul dan terdepan di jalanan. Dengan
mengendarai motor hasil ‘korekkan’ plus knalpot bising yang memekakkan, ‘Rossi
Lokal’ hanyut melayang serasa jalanan ‘track balapan’. Dirinya lupa bahwa di
samping, depan dan belakangnya adalah korban terancam yang akan dirugikan. Padahal
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menganjurkan kepada setiap muslim untuk
menjaga tangan dan lisan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang
artinya: “Seorang muslim adalah orang yang umat Islam selamat dari lisan
dan tangannya” (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Abdullah ibn ‘Amr ibn al-Ash
radhiallahu’anhu)
Islam
telah mengatur bagaimana seorang muslim beretika di jalanan, dan di antara
etika yang mesti dijalankan adalah menjauhkan sebab-sebab yang dapat
menimbulkan kecelakaan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah
menjelaskan dalam sabdanya yang artinya: “Siapa saja yang berjalan melewati
masjid-masjid dan pasar-pasar kami, sedangkan ia membawa anak panah, hendaklah
ia membungkus atau memegang ujungnya agar jangan sampai mengenai seseorang di
antara umat Islam” (HR. Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Musa
radhiallahu’anhu) Lihatlah aksi Sang Rossi! Betapa jauhnya dirinya
dengan bimbingan nabi. Tidakkah kau sadar bahwa dengan aksi Rossi-mu itu, telah
membuat kaum muslimin terganggu.
Bayangkanlah,
bagaimana jika dirimu menjadi sebab seseorang kecelakaan?
Bagaimana
jika yang kecelakaan adalah seorang muslim yang sedang membonceng istri atau
anaknya?
Bagaimana
pula jika ternyata yang kecelakaan itu mengalami cacat seumur hidup?
Yang
parah dari itu semua, apa yang akan kau katakan di hadapan Allah jika
kecelakaan tersebut menyebabkan kematian?
Subhanallah!
Lebih
parah lagi, bagaimana jika saat kecelakaan ternyata inilah saat malaikat maut
menjemputmu. Engkau mati dalam keadaan meninggalkan sanak familimu dalam
keadaan menanggung berbagai kesusahan di dunia.
Nau’dzubillah…
Semoga
dengan catatan yang ringan ini bisa menjadikan Rossi-Rossi Lokal bisa tersadar dan
semoga bisa membuang jauh-jauh obsesi tuk menjadi Rossi.
Yang
mengharap ampunan dan rahmat Allah,
hanyaikhwanbiasa
di catatankajianku.blogspot.com
*tertulis
catatan ini setelah melihat sendiri kejadian tabrakan motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar