Selasa, 10 Desember 2013

Bunuh Diri Bukan Solusi


“Aku sudah tak tahan lagi dengan penderitaan ini. Lebih baik aku sudahi saja hidup ini...”
Akhirnya, inilah anggapan solusi.

Bunuh diri.

Pembaca yang semoga dirahmati Allah. Bukan suatu yang aneh ketika kita mendapat kabar tentang terjadinya fenomena bunuh diri. Kurangnya kesabaran dan rasa tawakal pada diri sepertinya menjadi salah satu latar utama penyebab tejadinya aksi ini. Disamping itu, minimnya keimanan juga menjadi sebab signifikan yang semakin membuka celahnya potensi.

Padahal jika kita mau mencermati dari ayat-ayat Allah maupun hadits-hadits Rasulullah yang shahih, kita akan dapati betapa indahnya hidup menjadi seorang mukmin. Susah dan senangnya begitu bernilai tatkala selaras dengan hiasan iman. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Sangat menakjubkan urusan seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya baik dan itu tidak didapatkan oleh seorangpun kecuali pada seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur dan ini merupakan kebaikan baginya. Tapi apabila dia terkena kesusahan maka dia bersabar dan ini kebaikan juga bagi dirinya.” (HR. Muslim dari shahabat Shuhaib ibn Sinan radhiallahu ‘anhu)

Inilah salah sumber kebahagian hidup. Bersyukur ketika senang dan bersabar ketika susah. Bukan sebaliknya, kikir ketika senang dan megeluh ketika susah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Perangai buruk yang ada pada seorang hamba adalah kikir, selalu berkeluh kesah dan penakut yang berlebihan” (HR. Abu Dawud dari shahabat Abu hurairah radhiallahu’anhu. Hadits dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahhimahullah dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Yang perlu diingat juga adalah suatu aqidah yang harus ditanamkan oleh setiap hamba, bahwa Allah tidaklah memberikan suatu ujian dan beban hidup kecuali memang hamba tersebut mampu menghadapinya. Jika prinsip ini telah tertanam, maka kita tidak perlu putus asa dalam menghadapi setiap persoalan. Terus optimis dengan do’a senantiasa teriring mengharap kepada Allah Sang pengatur alam. Allah ta’ala berfirman yang artinya: “Allah tidak akan membebani seorang anak manusia di luar batas kemampuannya” (QS. Al-Baqarah 286)

Akan tetapi demikianlah manusia. Dengan tabiatnya yang selalu mengeluh disertai dengan minimnya ilmu agama, jadilah apa yang terjadi. Pesimis, bahkan putus asa menjadi benih bisikan untuk bunuh diri. Padahal syariat ini telah mengecam keras atas perbuatan ini. Bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya: “Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa dengan alat tersebut di hari kiamat” (HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Tsabit ibn Dhahhak radhiallahu’anhu)

Maka diipenghujung catatan yang ringan ini, pastikan bahwa diri kita adalah sosok orang yang senantiasa tegar dalam menghadapi segala problema. Belajarlah terus tuk menjadi demikian. Karena ketahuilah, emas akan tersaring dan tampak kemuliaannya dari bongkahan hasil tambang ketika bongkahan tersebut dilebur dan dipanaskan terlebih dahulu.

Begitu bernilainya suatu ujian hidup. 

Yang mengharap pertolongan Allah tuk selalu istiqamah,
Hanyaikhwanbiasa di catatankajianku.blogspot.com


Silahkan baca juga tulisan kami:


Tidak ada komentar: