"... Allah mensifatkan orang-orang munafik sebagai orang-orang yang tidak bisa memahami.
Allah berfirman:
"Akan tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami" (Al Munafiqun: 7).
Ini dikarenakan mereka TIDAK SERIUS DALAM THALABUL ILMI, dan mereka tidak mau mendengar suatu nasehat kebaikan yang bermanfaat dari Al Qur'an dan As Sunnah.
Oleh karena itu maka orang-orang munafik terus menerus berada di atas kebodohan dan kesesatan.
Nas'alullah wal 'afiyah..
Maka berpalingnya orang-orang munafik dari belajar (thalabul ilmi), telah menghantarkan kepada batasan kufur.
Sebagaimana firman Allah:
"Yaitu orang-orang yang kufur, ketika diperingatkan, mereka berpaling" (Al Ahqaf: 3).
Atau menghantarkan kepada batasan nifaq.
Orang-orang munafik dahulu menghadiri majelis-majelis Rasulullah. Mereka mendengar beliau di khutbah jumat, akan tetapi ketika selesai, mereka pun keadaannya MASIH SAMA, seakan-akan mereka tidak menghadiri..."
(Disadur dari Syarah al Kabair karya Syaikh Shalih Fauzan, hal. 290, cet. Ar Risalah al Alamiyah 2012).
Allah berfirman:
"Akan tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami" (Al Munafiqun: 7).
Ini dikarenakan mereka TIDAK SERIUS DALAM THALABUL ILMI, dan mereka tidak mau mendengar suatu nasehat kebaikan yang bermanfaat dari Al Qur'an dan As Sunnah.
Oleh karena itu maka orang-orang munafik terus menerus berada di atas kebodohan dan kesesatan.
Nas'alullah wal 'afiyah..
Maka berpalingnya orang-orang munafik dari belajar (thalabul ilmi), telah menghantarkan kepada batasan kufur.
Sebagaimana firman Allah:
"Yaitu orang-orang yang kufur, ketika diperingatkan, mereka berpaling" (Al Ahqaf: 3).
Atau menghantarkan kepada batasan nifaq.
Orang-orang munafik dahulu menghadiri majelis-majelis Rasulullah. Mereka mendengar beliau di khutbah jumat, akan tetapi ketika selesai, mereka pun keadaannya MASIH SAMA, seakan-akan mereka tidak menghadiri..."
(Disadur dari Syarah al Kabair karya Syaikh Shalih Fauzan, hal. 290, cet. Ar Risalah al Alamiyah 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar