Duhai Betapa Jauhnya Kita Jika Dibandingkan Mereka
Dahulu Al Hasan al Bashri jika keluar kepada manusia seakan-akan beliau adalah seorang yang melihat akhirat dengan mata kepalanya sendiri.
Kemudian beliau mengkhabarkan hal itu kepada mereka.
Dan apabila mereka keluar dari sisinya, merekapun keluar dalam keadaan tidak kembali kepada dunia sedikitpun.
Dahulu Sufyan ats Tsauri memuliakan majelisnya dengan tidak menyebutkan perkara dunia.
Di majelisnya Imam Ahmad tidak ada di dalamnya yang menyebut-nyebut perkara dunia dan juga tidak pula beliau menyebut-nyebut dunia.
Berkata sebagian dari mereka:
Tidak akan bermanfaat suatu nasehat kecuali yang berasal dari hati. Karena itu akan menghantarkan kepada hati juga.
Adapun nasehat yang keluar hanya sekedar dari lisan, maka nasehat itu akan masuk ke telinga, kemudian keluar dari sisi yang lainnya.
Berkata sebagian salaf:
Sesungguhnya seorang alim apabila dengan nasehatnya mengharapkan wajah Allah maka akan membersihkan hati-hati sebagaimana hilangnya noda dari yang murni.
(Lihat Lathaiful Ma'arif karya Ibnu Rajab, hal. 14-15, cet. Dar Ibnul Jauzi 2012).
Dahulu Al Hasan al Bashri jika keluar kepada manusia seakan-akan beliau adalah seorang yang melihat akhirat dengan mata kepalanya sendiri.
Kemudian beliau mengkhabarkan hal itu kepada mereka.
Dan apabila mereka keluar dari sisinya, merekapun keluar dalam keadaan tidak kembali kepada dunia sedikitpun.
Dahulu Sufyan ats Tsauri memuliakan majelisnya dengan tidak menyebutkan perkara dunia.
Di majelisnya Imam Ahmad tidak ada di dalamnya yang menyebut-nyebut perkara dunia dan juga tidak pula beliau menyebut-nyebut dunia.
Berkata sebagian dari mereka:
Tidak akan bermanfaat suatu nasehat kecuali yang berasal dari hati. Karena itu akan menghantarkan kepada hati juga.
Adapun nasehat yang keluar hanya sekedar dari lisan, maka nasehat itu akan masuk ke telinga, kemudian keluar dari sisi yang lainnya.
Berkata sebagian salaf:
Sesungguhnya seorang alim apabila dengan nasehatnya mengharapkan wajah Allah maka akan membersihkan hati-hati sebagaimana hilangnya noda dari yang murni.
(Lihat Lathaiful Ma'arif karya Ibnu Rajab, hal. 14-15, cet. Dar Ibnul Jauzi 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar