Minggu, 22 Juli 2012

JANGAN MAU JADI PENOLONG BENCONG

Sosok makhluk aneh ini kian hari kian tampak. Semerbak harum menyengat tercium seakan memaksa mata-mata tuk menatap. Kodrat kejantanan hilang terbalut gerak gemulai yang mengundang laknat. Demikianlah bencong bertebar sebagai sosok makhluk halus nan gagah berpostur tegap.


Fenomena bencong akhir-akhir ini sangat cukup membuat resah. Hampir di sudut-sudut keramaian sosok bencong telah merambah. Pro dan kontra akan keberadaannya menjadi bukti akan minimnya masyarakat akan ilmu. Sebagian orang menilai akan keberadaan bencong adalah suatu perkara yang lumrah, aksi bencong menjadi hiburan ringan di sela-sela rehat pasca berjalannya kehidupan. Parahnya lagi, bagi sebahagian yang mengaku sebagai pemerhati sosial, mereka menganggap keberadaan bencong adalah suatu bentuk hak asasi yang mesti dilindungi. Allahu musta’an.

BENCONG, SANG SUPERSTAR PENUH AKSI
Jika kita mau menengok aktifitas dunia intertaiment, kita akan melihat keberadaan bencong seakan telah menjadi peran yang signifikan. Di dunia lawak misalnya, eksistensi bencong akan menjadi superstar ketika berlaga di panggung lawak. Bencong seakan menjadi peran penting dalam meramaikan acara lawak. Seakan tidak ramai jika lawakan tanpa ada peran bencong. Aksi iklan pun tak ketinggalan, sebagian promotor produk telah menganggap sosok bencong adalah lahan basah untuk digarap sebagai pelaris dagangan. Innalilahi wa inna ilaihi raji’un.

Bencong dengan berbagai jenis dan kelasnya telah menembus setiap lini aktifitas. Aksi-aksi mereka sejatinya sangat tidak beradab. Lihatlah, sebagian aksi pengamen bencong rendahan yang kerap memamerkan pakaian seronok menebar show erotis nan menjijikan di depan publik. Mereka show tanpa rasa malu dan berdosa. Mereka bebas berekspresi, berlindung di bawah naungan HAM dan balutan seni.

Lihat pula aksi bencong lacur yang bertebar menjajakan tubuhnya kepada sesama jenis. Perilaku homoseks yang dianut para sebagian bencong ramai dikampanyekan oleh klub-klub gay. “I am a gay” telah menjadi slogan kehormatan bagi bencong sejati. Acara pemilihan “Miss Bencong” pun tak ketinggalan digelar tanpa rasa malu di tengah negara yang bermayoritas muslim ini. Ya, mereka bangga menggelar acara tersebut karena mereka tahu bahwa di luar sana terdapat cukup banyak muslim indonesia yang masih mendukung gaya perbencongan nusantara.

MEMBUNGKAM PENOLONG BENCONG YANG MELOLONG
Duhai betapa jauhnya sang penolong bencong dengan kalam Rasul kita yang mulia Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan dengan tegas akan hal ini. Berkata Shahabat yang mulia Abdullah ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma yang artinya: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki.” (HR. Al-Bukhari no. 5885)

Pehatikan pula kalam dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda (yang artinya): Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth (HR Ahmad dan selainnya dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma, As-Shahihah No. 3462).

Dengan kenyataan yang demikian, sungguh mengherankan akan seorang muslim yang menyatakan:
“Biarkan saja, mereka kan juga cari uang, anggap saja itu hiburan buat kita!”.
“Bencong juga manusia, kenapa sih harus diusik?”
“Jangan sok suci, siapa tahu bencong lebih baik daripada dirimu..”
“Emang ada apa dengan bencong? Menurutku no problem”

Allahu akbar !

Lihatlah perlakuan Rasulullah kepada seorang bencong. Pernah didatangkan kepada  Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Al-Mukhannats (waria) yang telah mewarnai tangan dan kakinya dengan hina’ (pewarna alami untuk kuku,rambut atau kulit. Pent). Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata ; “Ada apa dengan orang ini ??” maka dikatakan pada beliau, Wahai Rasulullah dia menyerupai wanita. Maka beliau memerintahkan (hukuman) dan kemudian orang tersebut diasingkan ke An-Naqie’ (tempat sejauh perjalanan dua malam dari Kota Madinah). Maka para shahabat berkata : ” Wahai Rasulullah , Apakah tidak kita bunuh ??? maka beliau menjawab, ” Sesungguhnya aku dilarang untuk membunuh orang-orang yang shalat (HR. Abu Dawud No. 4928 Dishahihkan oleh Al-Albani Rahimahullah)

Lihatlah bagaimana Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam memperlakukan perilaku seorang bencong yang hanya mewarnai tangan dan kakinya dengan pewarna. Rasulullah memerintahkan agar bencong tersebut diusir agar terjauh dari komunitas masyarakat. Lalu bagaimana jika keadaannya di jaman sekarang, dimana aksi-aksi nista dipertontonkan dan pamer aurat di obral tanpa malu. Allahu musta’an.

Bagaimana pula Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Perkasa telah mengazab pelaku homoseks. Dalam Firman-Nya (yang artinya): “Kami jadikan kaum Luth itu yang berada di atas menjadi di bawah (dibalikkan) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu. Dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zhalim” (Al-Hud: 82-83)

Maka dipenghujung risalah ini kami nasehatkan. Takutlah wahai orang-orang penolong bencong! Janganlah terus dirimu melolong melegalkan aksi bencong. Allah dan Rasul-Nya telah melaknat perbuatan bencong, maka takutlah akan kecelakaan dan azab yang akan menimpa dirimu ketika ucapanmu melabrak kalam Allah dan Rasul-Nya.

Yang mengharap ampunan dan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala
catatankajianku.blogspot.com

*Tercatat tulisan ini setelah mendapat masukan tentang mewabahnya bencong-bencong.

Tidak ada komentar: