Sosok makhluk aneh ini kian hari kian
tampak. Semerbak harum menyengat tercium seakan memaksa mata-mata tuk menatap. Kodrat
kejantanan hilang terbalut gerak gemulai yang mengundang laknat. Demikianlah
bencong bertebar sebagai sosok makhluk halus nan gagah berpostur tegap.
Fenomena bencong akhir-akhir ini sangat
cukup membuat resah. Hampir di sudut-sudut keramaian sosok bencong telah
merambah. Pro dan kontra akan keberadaannya menjadi bukti akan minimnya masyarakat
akan ilmu. Sebagian orang menilai akan keberadaan bencong adalah suatu perkara
yang lumrah, aksi bencong menjadi hiburan ringan di sela-sela rehat pasca
berjalannya kehidupan. Parahnya lagi, bagi sebahagian yang mengaku sebagai
pemerhati sosial, mereka menganggap keberadaan bencong adalah suatu bentuk hak
asasi yang mesti dilindungi. Allahu musta’an.
BENCONG, SANG SUPERSTAR PENUH AKSI
Jika kita mau menengok aktifitas dunia
intertaiment, kita akan melihat keberadaan bencong seakan telah menjadi peran
yang signifikan. Di dunia lawak misalnya, eksistensi bencong akan menjadi
superstar ketika berlaga di panggung lawak. Bencong seakan menjadi peran
penting dalam meramaikan acara lawak. Seakan tidak ramai jika lawakan tanpa ada
peran bencong. Aksi iklan pun tak ketinggalan, sebagian promotor produk telah
menganggap sosok bencong adalah lahan basah untuk digarap sebagai pelaris
dagangan. Innalilahi wa inna ilaihi raji’un.
Bencong dengan berbagai jenis dan
kelasnya telah menembus setiap lini aktifitas. Aksi-aksi mereka sejatinya
sangat tidak beradab. Lihatlah, sebagian aksi pengamen bencong rendahan yang
kerap memamerkan pakaian seronok menebar show erotis nan menjijikan di depan
publik. Mereka show tanpa rasa malu dan berdosa. Mereka bebas berekspresi, berlindung
di bawah naungan HAM dan balutan seni.
Lihat pula aksi bencong lacur yang bertebar menjajakan tubuhnya
kepada sesama jenis. Perilaku homoseks yang dianut para sebagian bencong ramai dikampanyekan
oleh klub-klub gay. “I am a gay” telah menjadi slogan kehormatan bagi bencong
sejati. Acara pemilihan “Miss Bencong” pun tak ketinggalan digelar tanpa rasa
malu di tengah negara yang bermayoritas muslim ini. Ya, mereka bangga menggelar
acara tersebut karena mereka tahu bahwa di luar sana terdapat cukup banyak muslim
indonesia yang masih mendukung gaya perbencongan nusantara.
MEMBUNGKAM PENOLONG BENCONG YANG
MELOLONG
Duhai betapa jauhnya sang penolong
bencong dengan kalam Rasul kita yang mulia Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan dengan tegas akan hal
ini. Berkata Shahabat yang mulia Abdullah ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma yang
artinya: “Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang
meyerupai laki-laki.” (HR. Al-Bukhari no. 5885)
Pehatikan pula kalam dari Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda (yang artinya): “Allah melaknat orang yang
melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan
kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth” (HR
Ahmad dan selainnya dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma, As-Shahihah No. 3462).
Dengan kenyataan yang demikian, sungguh
mengherankan akan seorang muslim yang menyatakan:
“Biarkan saja, mereka kan juga cari
uang, anggap saja itu hiburan buat kita!”.
“Bencong juga manusia, kenapa sih harus
diusik?”
“Jangan sok suci, siapa tahu bencong
lebih baik daripada dirimu..”
“Emang ada apa dengan bencong? Menurutku
no problem”
Allahu akbar !
Lihatlah perlakuan Rasulullah kepada
seorang bencong. Pernah didatangkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Al-Mukhannats
(waria) yang telah mewarnai tangan
dan kakinya dengan hina’ (pewarna alami untuk kuku,rambut atau kulit.
Pent). Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata ; “Ada apa dengan orang ini ??”
maka dikatakan pada beliau, Wahai Rasulullah dia menyerupai wanita. Maka beliau
memerintahkan (hukuman) dan kemudian orang tersebut diasingkan ke An-Naqie’ (tempat
sejauh perjalanan dua malam dari Kota Madinah). Maka para shahabat
berkata : ” Wahai Rasulullah , Apakah tidak kita bunuh ??? maka beliau
menjawab, ” Sesungguhnya aku dilarang untuk membunuh orang-orang yang shalat” (HR. Abu Dawud No. 4928 Dishahihkan oleh
Al-Albani Rahimahullah)
Lihatlah bagaimana Nabi kita
Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam
memperlakukan perilaku seorang bencong yang hanya mewarnai tangan dan kakinya
dengan pewarna. Rasulullah memerintahkan agar bencong tersebut diusir agar
terjauh dari komunitas masyarakat. Lalu bagaimana jika keadaannya di jaman
sekarang, dimana aksi-aksi nista dipertontonkan dan pamer aurat di obral tanpa
malu. Allahu musta’an.
Bagaimana pula Allah subhanahu wa ta’ala
yang Maha Perkasa telah mengazab pelaku homoseks. Dalam Firman-Nya (yang
artinya): “Kami jadikan kaum Luth itu yang berada di atas menjadi di bawah
(dibalikkan) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara
bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu. Dan siksaan itu tidaklah jauh dari
orang-orang yang zhalim” (Al-Hud: 82-83)
Maka dipenghujung risalah ini kami nasehatkan.
Takutlah wahai orang-orang penolong bencong! Janganlah terus dirimu melolong
melegalkan aksi bencong. Allah dan Rasul-Nya telah melaknat perbuatan bencong,
maka takutlah akan kecelakaan dan azab yang akan menimpa dirimu ketika ucapanmu
melabrak kalam Allah dan Rasul-Nya.
Yang mengharap ampunan dan rahmat Allah
subhanahu wa ta’ala
catatankajianku.blogspot.com
*Tercatat tulisan ini setelah mendapat masukan tentang mewabahnya bencong-bencong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar