Riya atau mengharap sanjungan dan pujian dari orang lain ketika beramal jika ditinjau dari pelakunya terbagi menjadi dua:
1. Riyanya seorang muslim
2. Riyanya orang munafik
Adapun riyanya seorang muslim terjadi di sebagian peribadahan, seperti orang yang riya pada shalatnya agar mendapat pujian, sanjungan dan sejenisnya.
Adapun riyanya orang munafik terjadi pada perkara yang pokok pada agama. Yakni, dia menampakkan keislaman padahal pada batinnya menyimpan kekafiran, sebagaimana Allah berfirman: "Mereka (orang-orang munafik) riya kepada manusia, dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit saja" (QS. An Nisa 142).
(At Tamhid Syarah Kitabit Tauhid karya Syaikh Shalih alu Syaikh, hal. 35. Dinukil dari Al Imta' bi Ma'rifati at Taqsimi wal Anwa' karya Nashir Ahmad Ali al 'Adani, hal. 47, Maktabah Imam al Wadi'i 2007)
1. Riyanya seorang muslim
2. Riyanya orang munafik
Adapun riyanya seorang muslim terjadi di sebagian peribadahan, seperti orang yang riya pada shalatnya agar mendapat pujian, sanjungan dan sejenisnya.
Adapun riyanya orang munafik terjadi pada perkara yang pokok pada agama. Yakni, dia menampakkan keislaman padahal pada batinnya menyimpan kekafiran, sebagaimana Allah berfirman: "Mereka (orang-orang munafik) riya kepada manusia, dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit saja" (QS. An Nisa 142).
(At Tamhid Syarah Kitabit Tauhid karya Syaikh Shalih alu Syaikh, hal. 35. Dinukil dari Al Imta' bi Ma'rifati at Taqsimi wal Anwa' karya Nashir Ahmad Ali al 'Adani, hal. 47, Maktabah Imam al Wadi'i 2007)