Sungguh indah muamalah antar muslim, terkhusus sesama ahlussunnah, ketika di hati mereka jauh dari hasad, iri dan benci.
Satu sama lain tertaut di atas prinsip dan manhaj yang sama. Juga, saling mencinta karena Allah.
Tentunya keindahan persaudaraan di atas akan terwujud ketika masing-masing pribadi bisa menancapkan salah satu petuah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ke dalam hatinya, sabdanya:
"Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai menyukai untuk saudaranya (seiman) dengan apa-apa yang dia sukai untuk dirinya sendiri".
(HR. Bukhari dan Muslim).
Itulah salah satu hadits yang akan membumi hanguskan rasa hasad, iri dan benci pada dada seorang muslim terhadap saudara muslim yang lain.
Ikhwatii fillah, Kalau diri kita merasa senang jika mendapat suatu kebaikan, maka hendaknya kita juga senang jika kebaikan itu didapat oleh saudara kita.
Sebaliknya, jika kita tidak suka kalau kejelekkan menimpa diri kita, maka harusnya kita juga tidak suka kalau kejelekkan itu menimpa saudara kita.
Hmm..
Mudah dibicarakan, tetapi susah dipraktekkan.
Ya. Susah dipraktekkan. Allahu musta'an.
Mengapa demikian?
Tahukah, termasuk konsekuensi kecintaan kepada saudaranya adalah menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
Benar. Saling memotivasi dalam hal ketaatan dan saling memperingatkan dalam hal dosa dan kemaksiatan.
Tapi, mau tidak mau suka atau tidak suka inilah konsekuensinya.
Bagaimana tidak, karena dengan menghidupkan amar ma'ruf nahi munkar, ketaatan akan selalu teringat dan kemaksiatan akan selalu terhindar.
Ikhwatii fillah,
Perlu diperhatikan, hendaknya dalam beramar ma'ruf nahi munkar jangan terlupa dari bimbingan ilmu dan adab.
Mintalah bimbingan asatidzah dalam hal ini. Jangan sampai kita salah langkah dalam menjalankannya.
Mari kita memohon kepada Allah agar kita bisa menjadi hamba yang bisa menjalani ibadah amar ma'ruf nahi munkar.
Kita juga meminta kepada Allah agar kita senantiasa terbimbing dalam menjalankan ibadah amar ma'ruf nahi munkar di atas arahan ilmu dan adab.
Wallahu alam.
Satu sama lain tertaut di atas prinsip dan manhaj yang sama. Juga, saling mencinta karena Allah.
Tentunya keindahan persaudaraan di atas akan terwujud ketika masing-masing pribadi bisa menancapkan salah satu petuah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ke dalam hatinya, sabdanya:
"Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai menyukai untuk saudaranya (seiman) dengan apa-apa yang dia sukai untuk dirinya sendiri".
(HR. Bukhari dan Muslim).
Itulah salah satu hadits yang akan membumi hanguskan rasa hasad, iri dan benci pada dada seorang muslim terhadap saudara muslim yang lain.
Ikhwatii fillah, Kalau diri kita merasa senang jika mendapat suatu kebaikan, maka hendaknya kita juga senang jika kebaikan itu didapat oleh saudara kita.
Sebaliknya, jika kita tidak suka kalau kejelekkan menimpa diri kita, maka harusnya kita juga tidak suka kalau kejelekkan itu menimpa saudara kita.
Hmm..
Mudah dibicarakan, tetapi susah dipraktekkan.
Ya. Susah dipraktekkan. Allahu musta'an.
Mengapa demikian?
Tahukah, termasuk konsekuensi kecintaan kepada saudaranya adalah menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
Benar. Saling memotivasi dalam hal ketaatan dan saling memperingatkan dalam hal dosa dan kemaksiatan.
Tapi, mau tidak mau suka atau tidak suka inilah konsekuensinya.
Bagaimana tidak, karena dengan menghidupkan amar ma'ruf nahi munkar, ketaatan akan selalu teringat dan kemaksiatan akan selalu terhindar.
Ikhwatii fillah,
Perlu diperhatikan, hendaknya dalam beramar ma'ruf nahi munkar jangan terlupa dari bimbingan ilmu dan adab.
Mintalah bimbingan asatidzah dalam hal ini. Jangan sampai kita salah langkah dalam menjalankannya.
Mari kita memohon kepada Allah agar kita bisa menjadi hamba yang bisa menjalani ibadah amar ma'ruf nahi munkar.
Kita juga meminta kepada Allah agar kita senantiasa terbimbing dalam menjalankan ibadah amar ma'ruf nahi munkar di atas arahan ilmu dan adab.
Wallahu alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar