Senin, 17 Desember 2018

Rivalitas Kelewat Batas (Sebuah Renungan bagi Seorang Suporter Bola)



Pukulan dan tendangan bertubi-tubi mendarat di tubuhnya, hantaman kayu, pipa dan balok pun dirasanya. Darah pun mengucur keluar, tak lama, nyawa dia pun ikut keluar.

Pengeroyokan yang dilakukan oleh suporter tim kota kembang kepada salah seorang suporter tim ibu kota ini sempat viral di medsos, kecaman dan kutukan menghujani tindakan brutal ini. Hanya karena alasan rivalitas, nyawa seseorang menjadi remeh. Inilah buah dari fanatisme yang tercela.

Ketika sebuah klub bola menjadi tolak ukur sebuah loyalitas, akal sehat pun kandas ditelan kefanatikan tanpa batas. Sepak bola yang seharusnya disikapi hanya sekedar permainan, tiba-tiba menjadi sebuah momen yang sarat dengan pelanggaran. Mulai dari kerusuhan, penjarahan bahkan sampai pada tingkat saling hantam yang mengancam nyawa.

Yel-yel dukungan klub kebanggaan pun dikumandangkan, syair-syair kebencian diumbar, slogan-slogan rasis menggema tiada habis, berpadu satu menjadi sebuah kefanatikan pada diri seorang suporter bola.

Pembaca rahimakumullahu, fanatisme ala jahiliyah model ini sangat dikecam dalam islam, Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu pernah bercerita,

كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى غَزَاةٍ فَكَسَعَ رَجُلٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ رَجُلاً مِنَ الأَنْصَارِ فَقَالَ الأَنْصَارِىُّ يَا لَلأَنْصَارِ وَقَالَ الْمُهَاجِرِىُّ يَا لَلْمُهَاجِرِينَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَا بَالُ دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَسَعَ رَجُلٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ رَجُلاً مِنَ الأَنْصَارِ. فَقَالَ دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ

Artinya,
”Dahulu kami pernah bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam di Gazah, Lalu ada seorang lelaki dari kaum Muhajirin yang memukul pantat seorang lelaki dari kaum Anshar.
Maka orang Anshar tadi pun berteriak: ‘Wahai orang Anshar (tolong aku)’.
Orang muhajirin tersebut pun berteriak pula: ‘Wahai orang muhajirin (tolong aku).’
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun bersabda: ‘Seruan Jahiliyyah macam apa ini?!.'
Mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, seorang muhajirin telah memukul pantat seorang dari kaum Anshar.’
Beliau bersabda: ‘Tinggalkan hal itu, karena itu adalah busuk/jelek.’” (HR. Al Bukhari).

Tak heran jika perilaku fanatisme suporter model seperti ini terhukumi jelek, oleh karenanya Rasulullah melarang shahabat-shahabatnya terjatuh kepada hal ini.

Pembaca rahimakumullahu, fanatik buta terhadap klub bola merupakan perkara yang tercela, terlebih jika sampai menjadi aksi kekerasan yang menghilangkan nyawa. Bukankah rivalitas antar klub bola seharusnya hanya sebatas 90 menit di arena hijau? Semoga tidak ada lagi nyawa-nyawa lain yang hilang karena sebab kefanatikan tercela ini, amin.

Tidak ada komentar: