Selasa, 19 April 2022

Kedua Orang Tuamu, Ternyata Orang yang Kamu Lupakan



Setelah Syaikh Abul Mundzir Munir as Sady hafizhahullahu membawakan sebuah hadits kisah baktinya seorang anak kepada kedua orang tuanya, beliau berkata,


بر عظيم، قد لا تجد له في زماننا نظيرا، بل تجد الغلظة والجفاء والقسوة والإعراض، لا أقول يقدم زوجة وولده على أبويه، وإنما أقول: يحرم أبويه من معروفه، يحرم أبويه من إحسانه، يحرم أبويه من بره مع كبرهما وضعفهما وشدة حاجتهما إليه، إلا أنه تولى عنهما، وأعطاهما ظهره، فلا يلتفت إليهما، فكيف نرجوا مع هذه القسوة والإعراض وكيف نرجو أن يبر بنا أولادنا ؟!والغفلة أن يرحمنا ربنا ؟!وكيف نرجو أن يفرج عنا كرباتنا ؟!


"Bakti yang agung, sungguh tidak akan engkau dapati di zaman sekarang yang serupa, bahkan engkau malah akan dapati sifat kasar, kaku, keras dan berpaling.


Tidaklah aku katakan mereka (si anak) lebih mengutamakan istri dan anak-anaknya dibanding kedua orang tuanya, hanya saja aku katakan bahwa memang kedua orang tuanya telah terharamkan (terhalangi) dari kebaikannya (si anak itu) dan kedua orang tuanya telah terharamkan (terhalangi) pula dari sifat ihsannya (si anak itu) serta kedua orang tuanya telah terharamkan (terhalangi) dari baktinya (si anak itu) padahal keduanya telah tua, lemah dan sangat butuh kepada anaknya dalam menunaikan hajat kebutuhannya.


Akan tetapi si anak malah berpaling dari kedua orang tuanya dan memberikan punggung untuk kedua orang tuanya (tidak perhatian), juga si anak tidak menoleh kepada kedua orang tuanya (tidak peduli).


Maka bagaimana kita bisa mengharapkan mereka atas sikap keras dan berpaling seperti ini? Bagaimana kita bisa berharap anak-anaknya akan berbakti kepada mereka dan lalai akan rahmat Rabb kita? Bagaimana kita bisa berharap mereka akan mendapat jalan keluar dari kesulitan masalah-masalahnya?


(Dinukil dari transkrip Khutbah Jumat Syaikh  Abul Mundzir Munir as Sady yang berjudul Atsarul Amalish Shalih fi Tafrijil Qurabaat, tgl 29 Dzulqa'dah 1442H).


Tidak ada komentar: