Jumat, 13 April 2012

Awas, Ternyata Racun Hati Lebih Berbahaya Dibanding Racun Jasmani

Sahabat muslim, Tak dipungkiri setiap manusia pasti menginginkan kesehatan pada jasmaninya. Beragam cara akan ditempuh untuk hal ini. Dari mulai pencegahan sampai pengobatan. Perkara yang akan membuat langgengnya kesehatan jasmani akan dilakoninya. Mulai dari mengkosumsi makanan atau minuman sehat, olahraga bahkan sebagian rela mengeluarkan koceknya untuk membeli suplemen-suplemen yang aman untuk kesehatannya. Demikian sebaliknya, perkara apa saja yang akan mengancam keberlangsungan kesehatannya niscaya akan dipantang. Demikianlah, semua ini kembali dalam rangka menjaga kesehatan jasmani.

Namun dari itu semua ternyata ada sebagian manusia -atau bahkan mungkin mayoritas- melalaikan perkara
yang lebih penting dari sekedar memperhatikan jasmaninya. Yaitu memperhatikan kesehatan hatinya. Mereka lupa bahwa hati juga bisa mengalami sakit. Ironis memang, di sisi lain mereka bersungguh-sungguh menjaga jasmaninya tapi di sisi lain mereka lalai menjaga hatinya.

Sahabat muslim, seperti halnya jasmani kita bisa sakit maka hatipun bisa sakit. Jika terdapat racun yang akan mengancam kesehatan jasmani kita maka terdapat pula racun yang akan mengancam hati kita. Perlu diketahui, racun-racun yang mengenai jasmani kita sejatinya masih lebih ringan jika dibandingkan racun-racun yang mengenai hati kita.

Lalu apakah yang dimaksud dengan racun-racun yang akan merusak hati? Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan dalam kitabnya ad Daau wad Dawa’ bahwa racun yang akan mengancam keberlangsungan sehatnya hati kita itu adalah dosa dan kemaksiatan. Mengapa demikian? Perhatikan pemaparan dibawah ini:

Jika jasmani kita yang terkena racun maka dampak binasanya akan mengenai diri kita di dunia saja. Minimalnya sakit dan maksimalnya mati. Selesai. Tapi lain hal jika hati kita yang terkena racun dosa dan kemaksiatan. Dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan tak hanya merugikan di dunia saja tapi juga akan merugikan di akhirat juga. Coba perhatikan, dengan sebab apa bapak kita Nabi Adam alaihissalam dikeluarkan oleh Allah subhanahuwata’ala dari kehidupan surga yang di dalamnya penuh dengan kenikmatan kepada kehidupan yang dunia yang di dalamnya penuh dengan kesusahan dan kepayahan? Dengan sebab apa pula Iblis yang dahulunya hidup bersama para malaikat yang mendapat Rahmat Allah kini menjadi makhluk yang terusir nan terlaknat? Mengapa pula datangnya angin yang memporak porandakan kaum ‘Aad sehingga mereka binasa di rumah-rumah mereka layaknya batang-batang kurma kering tiada guna? Mengapa pula ditimpakan azab yang sangat dashyat kepada kaum Nabi Luth sehingga bumi di putar balik untuk membenamkan mereka diiringi turunnya bebatuan dari langit menguburnya? Mengapa pula ditimpakan azab bagi Kaum Tsamud, Kaum Syu’aib, Fir’aun, Qarun dan yang lainnya?

Lihatlah, tidaklah semua kebinasaan dan azab yang mereka dapatkan di dunia ini melainkan karena efek racun yang mematikan yang bernama dosa dan kemaksiatan. Inilah efek binasa yang mereka dapatkan di dunia. Maka bagaimana pula keadaan mereka di akhirat? Allahul Musta’an, Allahlah satu-satunya tempat memohon pertolongan.

Sahabat muslim, jika racun yang mengancam jasmani kita mempunyai tingkatan dalam efek daya binasanya, maka racun dosa dan kemaksiatan yang mengancam hati kitapun demikian. Semua terkait dengan kadar efek daya binasanya. Dan yang paling membinasakannya adalah dosa kekufuran dan kemusyrikkan. Semakin besar daya binasa suatu dosa tersebut maka semakin besar pula kebinasaan yang kita dapatkan. Maka sudah menjadi perhatian bagi kita semua ketika para ulama yang menyatakan: “Kemaksiatan-kemaksiatan adalah perantara menuju kekufuran”. Jangan anggap remeh suatu dosa kemaksiatan karena tidaklah api yang besar melainkan awalnya terbentuk dari kayu-kayu kecil.

Sahabat muslim, Maka hati-hatilah terhadap suatu dosa. Tidak ada perkara yang bisa membinasakan kita di negeri akhirat yang kekal kelak kecuali karena sebab dosa dan kemaksiatan. Sudah sepatutnya bagi kita untuk lebih memperhatikan kesehatan hati kita ketimbang kesehatan jasmani kita. Jangan lagi kita bersungguh-sungguh untuk menjaga kesehatan jasmani tapi melalaikan kesehatan hati. Kenalilah racun-racun hati itu dengan menuntut ilmu agama Allah. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang telah terinfeksi racun-racun hati dalam keadaaan kita tidak menyadarinya. Sampai akhirnya binasa perlahan di hari tiada guna lagi harta dan tahta. Na’udzubillahi min dzalik.

Wallahu ‘alam.

(Tertulis catatan ini setelah mengaji kitab Ad Da'u wad Dawaa' karya Imam Ibnul Qayyim bersama Al Ust. Abdurrahman Mubarak Ata)

Tidak ada komentar: