Jumat, 13 April 2012

Menjawab Pertanyaan: Untuk Apa Kita Diciptakan?


Kalau kamu ditanya “ Kamu hidup untuk apa sih?” kira-kira jawaban apa yang akan kamu jawab?

Sahabat muslim, kalau kita perhatikan sekitar kita akan banyak didapati kebanyakan orang jika disodorkan pertanyaan di atas mereka akan menjawab dengan beranekaragam jawaban. Ini merupakan suatu kewajaran. Mengapa? Minimnya pengetahuan tentang ilmu agama berpengaruh terhadap jawabannya padahal dalam al Qur’an surat Adz Dzariat ayat 56 Allah subhanahuwata’ala menegaskan akan tujuan manusia diciptakan. Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Dan tidaklah Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu”

Demikianlah jawabannya. Untuk beribadah.

Lalu mungkin akan timbul pertanyaan “Kalau tujuan hidup untuk ibadah saja, lalu apa kita tidak bersosial?”

Sahabat muslim, lagi-lagi pertanyaan ini timbul dari keminiman seseorang akan agamanya. Kalau kita mau menelaah literatur ulama-ulama yang mengupas akan definisi ibadah maka akan kita dapati bahwa kata ‘ibadah’ dalam definisi islam adalah: “Cangkupan sebuah nama yang mengumpulkan semua perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah baik itu berupa ucapan atau perbuatan, baik yang nampak kasat mata atau yang tersembunyi dalam hati”.

Jadi jangan lagi kita persempit persepsi kata ‘ibadah’ dengan apa yang selama ini mungkin kita pahami. Mungkin ada seseorang ketika dia mendengar kata ‘ibadah’ dia langsung menerawang pemahamannya kepada bentuk ibadah yang tampak kasat mata saja seperti shalat, puasa, zakat, haji, berdzikir, shadaqah, menolong teman, berkata yang baik dan berbagai macam amalan lainnya yang sejenis. Sahabat muda, ini tidak salah, tapi hendaknya kita tidak mempersempit. Ibadah itu mencangkup pula amalan-amalan hati yang tidak tampak kasat mata seperti: sabar, tawakal, berharap, niat yang baik, takut, cinta dan yang sejenis. Dengan demikian maka ibadah itu luas maknanya.

Lalu jika ada pertanyaan lagi: Apakah ibadah itu sebatas yang dicintai dan diridhai Allah saja?

Sahabat muda, definisi kata ‘yang dicintai dan diridhai Allah’ sebenarnya juga mewakili untuk meninggalkan setiap perkara-perkara yang terlarang bagi kita. Seperti mencuri, berbohong, berzina dan sebagainya.
Mengapa demikian? Karena Allah akan cinta dan ridha dengan hamba yang meninggalkan larangan-larangannya. Mencangkup pula disini setiap amalan yang dipuji oleh Allah maka masuk juga amalan tersebut kepada definisi ‘ibadah’

Sahabat muslim, demikianlah definisi ibadah secara ringkas. Maka sekarang jangan lagi kita identikkan orang shalih itu dengan orang yang kerjaannya shalat terus, baca al Qur’an terus, tanpa bergaul atau bermasyarakat. Bahkan orang shalih itu adalah orang yang bisa menunaikan hak kepada yang lainnya. Disamping menunaikan hak Allah dan hak Rasul Nya dia juga harus menunaikan pula hak kedua orang tuanya, hak familinya, hak tetangganya, hak teman-temannya dan hak-hak lainnya yang harus ditunaikan.
  
Sahabat muslim, jangan juga kita bingung atau berpikir panjang untuk menjawab pertanyaan “Untuk apa kamu diciptakan?” jawab dengan ayat Allah “Dan tidaklah Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Wallahu alam.

Tidak ada komentar: