Jumat, 13 April 2012

“VALENTINES DAY” HARI KASIH SAYANG YANG DISAYANGKAN


Meranjak pertengahan bulan Februari kita akan disuguhkan sebuah perayaan tahunan. Poster, spanduk, emblem dan pernak-pernik lainnya kompak mengiklankan perayaan ini. Perangkat media pun tak mau ketinggalan, berita dan acara yang ada seakan memeberikan jatah untuk meramaikan perayaan yang berbackground “love and pink”.

14 Februari adalah puncak dari semuanya. Dunia sepakat untuk menetapkan tanggal ini sebagai “Hari Kasih Sayang” atau lebih akrab dikenal dengan “Valentines Day” dimana pada hari itu seorang dituntut untuk bisa mencurahkan kasih sayangnya kepada yang lain. Definisi ini meluas global di kalangan umum.

Bagi kaum remaja,  “Valentines Day” lebih akrab diindentikkan sebagai hari yang tepat untuk mencurahkan kasih sayang kepada lawan jenisnya (baca: pacarnya). Pada hari itulah menurut anggapan mereka legalitas ‘curahan kasih sayang’ mendapatkan tempat.

Jika kita menilik berbagai literatur yang menceritakan asal muasal “Valentines Day” maka disana terdapat berbagai macam versi cerita. Ironis memang, disisi lain tak ada kepastian sejarahnya tapi disisi lain bisa-bisanya orang merayakannya, itupun mungkin bagi yang sedikit tahu. Sebagian besar muslimin yang merayakannya mungkin hanya ikut-ikutan saja tanpa tahu apa sebenarnya “Valentines Day” itu?

Allah subhanahuwata’ala mencela sikap ‘sekedar ikut-ikutan’ ini dengan firmanNya yang artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami"."(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".(QS Al Baqarah:170).

Maka dengan catatan ini semoga pembaca –khususnya kaum muda muslim- bisa mengetahui ada apa sebenarnya dibalik perayaan ” Valentines Day”.


Sejarah Buram “Valentines Day”.
Perayaan ini adalah salah satu hari raya kaum paganis Romawi. Mereka merayakannya sebagai ungkapan bentuk kecintaannya kepada sembahan berhalanya. Perayaan ini dimungkinkan terjadi pada masa abad ke 17 dimana bangsa Romawi masih menganut kepercayaan paganisme. Setelah bangsa Romawi menganut agama Nashrani, perayaan ini tidaklah hilang. Perayaan ini terus masih terus dirayakan oleh generasi-generasi setelahnya.

Kisah asal-muasal yang didapati paling masyhurnya adalah bahwa bangsa Romawi dahulu meyakini bahwa Romulus –pendiri kota Roma– disusui oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu memberinya kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran.

Di antara ritual perayaan di pertengahan Februari kala itu adalah dengan menyembelih seekor anjing dan kambing betina, dan darahnya dilumurkan kepada dua pemuda yang memiliki fisik yang kuat. Setelah itu keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah pawai besar dengan memposisikan kedua pemuda tadi di depan rombongan dengan membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi dengan senang hati sengaja menghadapkan dirinya agar mendapat lumuran, karena dengan itu mereka meyakini kelak akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.

Keterkaitan perayaan ini dengan St. Valentine
Versi 1
Pada tahun 296 M dikisahkan bahwa St. Valentine disiksa dan dibunuh di Roma oleh Kaisar Claudius. Setengah abad kemudian, tepatnya pada tahun 350 M. Di tempat terbunuhnya St. Valentine dibangunlah sebuah gereja dan perayaan pertengahan Februari yang sejak dahulu kerap mereka rayakan dalam rangka mencurahkan bentuk kecintaan kepada sesembahannya, saat itu diubah menjadi bentuk kecintaan yang bersifat umum dengan martirnya St. Valentine sang penyeru kasih sayang dan perdamaian.

Di antara bentuk keyakinan ajaran mereka, pada perayaan itu ditulis nama gadis-gadis yang sudah menjajaki usia menikah pada selembar kertas kecil lalu diundanglah para pemuda yang ingin menikah untuk mengambil salah satu kertas itu. Jika didapati nama seorang pemudi pada lembaran kertas tersebut maka pemuda itu akan dibiarkan selama setahun untuk menemani pemudi tersebut dalam rangka saling mencocoki kepribadian masing-masing. Jika merasa saling cocok maka mereka akan menikah, namun jika tak ada kecocokan maka mereka pisah dan masing-masing berhak untuk mengikuti kembali acara yang serupa sampai mendapati pasangan yang cocok.

Ajaran ini ditentang keras oleh para pemuka agama Nashrani. Mereka mengecam hal ini karena mereka anggap hal ini adalah sebab kerusakan perilaku generasi muda mereka. Maka ajaran model ini sempat menjadi ajaran yang terlarang di Italia. Dan tidak diketahui kapan perayaan model ini dihidupkan kembali.

Versi 2
Bangsa Romawi di masa menganut agama paganis merayakan sebuah perayaan yang disebut Luppercalia. Ini adalah hari raya yang sama seperti pada kisah versi I di atas. Pada hari itu mereka mempersembahkan sesembelihan kurban kepada berhala mereka karena berkeyakinan berhala-berhala tersebut mampu menjaga mereka dari kejelekan-kejelekan dan menjaga gembalaan mereka.

Ketika di abad ke 3 bangsa Romawi yang dipimpin oleh Kaisar Claudius II menetapkan sebuah peraturan negara yang melarang tentaranya untuk menikah dengan alasan bahwa pernikahan akan menyibukan dari peperangan yang mereka jalani. Maka St. Valentine menentang aturan itu dan menikahkan para tentara Romawi secara diam-diam. Ketika sang Kaisar mengetahuinya, maka dia menangkap St. Valentine dan menjebloskannya ke dalam penjara yang kemudian setelah itu dia dihukum mati.

Versi 3
Kaisar Claudius II adalah seorang yang menganut keyakinan paganisme sedangkan St. Valentine adalah seorang juru dakwah Nashrani. Sang Kaisar menginginkan agar St. Valentine meninggalkan agama nashraninya dan kembali menganut ajaran paganis sebagaimana yang dianut Sang Kaisar. Tapi St. Valentine enggan. Dengan itulah maka Sang Kaisar membunuhnya. Pembunuhan itu dilakukan pada tanggal 14 Februari 270 M di malam perayaan Lupercalia.

Ketika bangsa Romawi menganut agama Nashrani, mereka tetap merayakan hari Lupercalia namun perayaan tersebut dikaitkan dengan kejadian hari terbunuhnya St. Valentine. Dan kaum Nashrani senantiasa mengenang kejadian tersebut.


Apa itu hari raya Lupercalia?
Disebutkan pada cerita di atas bahwa sebelum adanya pengenangan kematian St. Valentine, bangsa Romawi sering merayakan hari lupercalia. Perlu diketahui bahwa perayaan lupercalia adalah perayaan yang ditujukan kepada dewa Lupercus dan dewa Faunus. Menurut keyakinan bangsa Romawi, Lupercus adalah dewa kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung ternak sedangkan dewa Faunus adalah dewa alam dan sang pemberi wahyu. Pada tahun 494 M ketika bangsa Romawi telah menganut agama Nashrani, Dewan Gereja yang dipimpin oleh Paus Gelasius I merevisi acara tersebut menjadi perayaan purifikasi atau perayaan penyucian diri. Dan dua tahun setelahnya Paus Gelasius I mengubah tanggalnya yang sebelumnya dirayakan tanggal 15 Februari menjadi tanggal 14 Februari.
Demikianlah beberapa versi cerita yang mashyur terkait dengan “Valentines Day”.


Beberapa pelajaran yang bisa dipetik
Dari beberapa versi cerita di atas -terlepas mana yang benarnya- maka bisa kita tarik beberapa poin berikut ini. Di antaranya:

1.                    Asal muasal “Valentines Day” adalah perayaan kaum paganis penyembah berhala dan dewa-dewa (baca: setan-setan). Maka apakah seorang muslim mau hanya karena embel-embel ‘atas nama kasih sayang’ dirinya menjadi salah satu orang yang tertipu dengan menghidupkan kembali amalan-amalan penyembah setan dan berhala?
Allah subhanahuwata’ala menerangkan tentang sikap yang seharusnya kita berikan kepada kaum kafir. Allah subhanahuwata’ala berfirman yang artinya: “Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, * aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. * Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.* dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, * Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah * Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Al Kafirun:1-6)

2.                    Asal muasal perayaan kaum paganis tersebut merupakan kisah yang penuh dengan kedustaan dan khayalan dimana akal yang sehat sulit menerimanya. Bagaimana mungkin seorang bisa kuat dan cerdas dengan sebab disusui oleh serigala betina? Terlebih lagi dalam agenda perayaan tersebut disebutkan mereka menyembelih anjing dan domba betina dengan melumurkan darahnya dan mencucinya dengan susu dan kemudian begini dan begitu sampai berkeyakinan bisa begini dan bisa begitu. Maka jika seorang muslim yang masih sehat akal pikirannya tentu tidak akan mau ikut-ikutan meramaikan perayaan yang berlatar belakang seperti ini.

3.                    Keterkaitan antara perayaan Lupercalia dan St. Valentine diperselisihkan keakuratannya. Memang demikianlah keadaan agama-agama selain Islam, mereka tidak mengenal ilmu sanad sehingga kisah-kisah mereka dengan mudahnya mengalami banyak perubahan dan versi. Sampai-sampai kitab suci mereka pun mengalami keadaan yang demikian. Maka bagaimana mungkin seorang muslim yang masih punya iman setelah tahu hal ini mau ikut-ikutan merayakan “Valentines Day”.
Allah subhanahuwata’ala berfirman yang artinya : “Katakanlah: "Hai ahli kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat sebelum (kalian) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus" (QS Al Maidah: 77).

4.                    Di salah satu negeri pusat ajaran Katolik dunia yaitu Italia, perayaan ini sempat dilarang oleh Dewan Gereja karena terbukti merusak perilaku dan akhlak pemuda kala itu. Namun seiring pergantian zaman, perayaan ini dihidupkan kembali di ranah Eropa. Jika Dewan Gereja saja melarang perayaan ini maka apakah seorang muslim harus menunggu Dewan Kemakmuran Mesjid untuk melarang acara ini?


Kesimpulan
Maka setelah kita membaca tulisan ini ada beberapa perbuatan yang harus kita jauhi. Di antaranya:

1.                    Jangan lagi kita bermuka manis kepada orang lain seraya memberi ucapan: “Happy Valentine” atau “Met Valentine” atau ucapan-ucapan lainnya yang menunjukkan keridhaan kita terhadap acara ini baik melalui lisan maupun tulisan pada kartu.
Seringnya kita jumpai di kartu-kartu ucapan selamat “Valentines Day” dimana di kartu tersebut terdapati gambar seorang anak kecil yang memiliki dua sayap membawa busur dan panah. Anak ini dalam ajaran paganis Romawi dinamakan Cupid. Dia -menurut keyakinan mereka- adalah dewa cinta erotis. Sungguh maha suci Allah atas semua kedustaan mereka.

2.                    Tidak sudi lagi untuk menerima apalagi memberi mawar merah di hari “Valentines Day” karena perlu diketahui bahwa kebiasaan ini merupakan suatu bentuk ungkapan cinta kepada setan dan berhala pada kaum Romawi paganis. Apakah dirimu ingin disamakan dengan orang-orang penyembah setan dan berhala?
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad, 3/50, dan Abu Dawud, no. 5021 dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

3.                    Segera putuskan hubungan dengan pacarmu jika kamu mempunyai pacar dan bagi yang tidak mempunyai pacar segera buang jauh-jauh khayalan mempunyai pacar karena dalam islam berpacaran hukumnya haram apalagi mau nekat berpacaran di hari valentine.
Allah subhanahuwata’ala berfirman yang artinya: “Janganlah kalian mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan keji dan sejelek-jelek jalan.” (Al Isra’: 32)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Ditusuk kepala salah seorang dari kalian dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Shahih, HR. Ath Thabrani dalam Al-Mu`jamul Kabir . Lihat Ash Shahihah no. 226)
(Untuk lebih tahu masalah ini, bisa lihat tulisan kami yang berjudul “Indahnya Pacaran, Kata Setan” di catatankajianku.blogspot.com)

Lalu bagaimana jika pacaran tidak boleh,  apakah ada solusi?
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya:  “Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah memiliki kemampuan hendaklah dia menikah karena dengan nikah itu dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, adapun yang belum mampu maka hendaklah dia puasa karena puasa itu merupakan tameng dari syahwat”. (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim)
(Untuk lebih tahu masalah ini, bisa lihat tulisan kami yang berjudul “Kenapa Nikah Muda ” di catatankajianku.blogspot.com)

Penutup
Maka penutup tulisan ini saya menghimbau untuk kita semua -terkhusus saudaraku generasi muda muslim- untuk segera bertaubat jika dahulu kedapatan pernah merayakan “Valentines Day” .
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: ”Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda (artinya): ”Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawa belum sampai ke tenggorokan.”(HR. Tirmidzi dan Ahmad dari sahabat ’Abdullah bin ’Umar dihasankan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no: 1903). 
                                          
Dan tak lupa saya ucapkan:
“SELAMAT TIDAK MERAYAKAN HARI VALENTINE”

(Penulisan catatan ini sebagian besarnya merujuk kepada tulisan yang terdapat pada majalah Asy Syariah no.38/IV/1429H/2008 hal.64-69)

Yang mengharap rahmat dan ampunan Allah
Hanyaikhwanbiasa di catatankajianku.blogspot.com

(Dicek ulang tulisan ini pada bulan Rabi’ul Awal 1433H/Febuari 2013 dengan beberapa revisi bahasa di dalamnya)

Tidak ada komentar: