Entah
memang sengaja ataukah hanya kebetulan, media yang ada seakan kompak
mengkampanyekan indahnya pacaran. Mulai dari cinema dengan berbagai kisahnya,
hingga pada taraf novel picisan. Pacaran menjadi happy ending yang mengasyikkan.
Jalan berdua memadu asa, seiya sekata, saling curhat tuk menyelesaikan
problema, hingga pengorbanan yang membuktikan cinta, melambungkan hasrat tuk ikut
meraih indahnya asmara.
Setan pun membisikkan “Seandainya engkau memiliki pacar, betapa indahnya dunia”.
Inilah gombalan Iblis, panglima tertinggi bangsa setan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya: “Iblis berkata, “Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan mak’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (Al-Hijr: 39)
Diiringi
setan sebagai Sang Penasehat, Pesona pun ditebar, signal pun diumbar mengundang
jejaka yang mau menjadi peran Romeo dan kaum hawa menjadi Julietnya. Hangatnya
kemesraan telah melelehkan sehatnya pikiran. Dengan restu setan, pacaran menjadi
tunggangan dalam menyesatkan.
Akhir Cinta Romeo and Juliet
Episode
cinta ‘Romeo and Juliet’ tengah diputar. Gejolak asmara kian membara, hasrat pun kiat menguat, membawa
manisnya angan tuk melayang ke nistanya hubungan. Selintas serasa nikmat, namun
tak sadar ternyata buah suatu perbuatan menggiring kapada laknat. Tak terasa
ternyata ‘sebuah nyawa’ telah membuah. Na’udzubillah.
MBA
(Married
By Accident) pun menjadi gelar.
Kandas
sudah kehormatan, setiap mata sinis memandang. Kehinaan, kerendahan dan
cemoohan kian disandang. Semat penzina menjadi momok pecinta yang malang. Semakin
hari gunjingan dan cercaan semakin menderas. Janji manis datangnya pinangan tak
juga lekas. Duhai, kemanakah Kang Mas gerangan, mengapa kau tak juga datang? Hingga
semakin tersadar ternyata perut ini kian membesar.
‘Buah
cinta’ pun mendesal keluar.
Hancur
berkeping perasaan. Tak kuasa lagi diri ini menanggung beban. Cinta telah
dikhianati. Janji tinggal janji. Lebih baik kusudahi saja hidupku ini. Selamat
tinggal dunia, maafkanlah ibu. Bapakmu minggat meninggalkan pilu.
Inilah
kisah tragis hubungan terlarang ala Romeo dan Juliet. Indahnya pacaran ternyata
tak seindah yang dibayangkan. Happy ending model di sinetron ternyata tak di
dapatkan.
Parahnya
Pacaran
Siapa
bilang pacaran itu mengenakkan, pacaran hanya akan membuahkan banyak
penyesalan. Dengan pacaran berarti kamu telah menyodorkan dirimu kepada setan,
padahal setan adalah musuh bebuyutan bani adam.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah (2) :
208)
Tidakkah dirimu sadar, ketika dirimu sedang berduaan, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan
dengan seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya“. (HR.
At-Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’)
Apakah mungkin setan akan tinggal diam ketika dirimu bertigaan, di saat
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Tidaklah aku
tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada
fitnahnya wanita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Mata nakal saling memandang, perasaan terbuai larut saling berbincang.
Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman
(yang artinya): “Katakanlah (wahai Muhammad) kepada
orang-orang mukmin: “Hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mata
mereka dan hendaklah mereka menjaga kemaluan-kemaluan mereka. Yang demikian itu
lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah akan mengabarkan apa yang mereka
perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: “Hendaklah mereka
menundukkan pandangan-pandangan mata mereka dan hendaklah mereka menjaga
kemaluan-kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka…(An-Nur:
30-31)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Allah
telah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina. Dia pasti akan mendapati
hal itu. Maka zinanya mata dengan melihat, zinanya lidah dengan berbicara,
sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan. Dan nantinya kemaluanlah
yang akan membenarkan itu seluruhnya dan yang mendustakannya.” (Shahih, HR.
Al-Bukhari)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda yang artinya: “Andaikan
kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya
dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya“. [HR.
Ar-Ruyani dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (486, &
487) hadits dikuatkan oleh Syaikh al-Albani dalam Ash-Shahihah]
Demikianlah
hakikat pacaran. Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan akan hal ini. Firman
Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk“. (QS. Al-Isra’
: 32)
Semoga dengan catatan ringkas ini bisa membantu tuk mencerahkan hakikat
sebenarnya tentang pacaran.
Yang mengharap bimbingan dan hidayah Allah selalu,
Hanyaikhwanbiasa di catatankajianku.blogspot.com
*Tertulis
catatan ini karena merasa eneg dengan tingkah anak-anak sekolah pacaran dan
mendapat kabar bahwa mereka terinspirasi acara-acara televisi, lagu-lagu dan bacaan-bacaan
tema kasmaran.
Semoga
Allah memberi hidayah kepada mereka semua.
2 komentar:
izin share y...
Boleh. Tolong jangan lupa sumbernya ya akhy.
Posting Komentar