Berkata Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam:
"Keridhaan Rabb berdasar keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb berdasar kemurkaan orang tua"
(HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, dishahihkan Syaikh al Albani. Lihat Ash Shahihah 515).
Berkata Syaikh As Sa'dy:
"Hadits ini terdapat pelajaran bahwasanya Allah menyebutkan puncak bakti dan tujuan akhir adalah keridhaan orang tua.
Maka perbuatan ihsan (kepada kepada orang tua) sebagai faktor pendorong terjadinya sebab, dan datangnya keridhaan adalah hasil dari faktor akibat.
Maka setiap apa-apa yang mendatangkan keridhaan kedua orang tua, adalah seluruh apa-apa yang mengumpulkan berbagai muamalah yang sudah menjadi kebiasaan. Begitu pula jalan-jalan dari setiap jalan dan wasilah yang bisa membuat ridha mereka berdua, semua (hal di atas) masuk kepada pengertian bakti."
(Bahjatu Qulubul Abrar, hal. 267, cet. Darul Furqan 2012)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin:
"Hadits ini as sababiyyah. Maknanya, bahwasanya keridhaan kedua orang tua adalah penyebab datangnya keridhaan Allah. Dan kemurkaan kedua orang tua adalah penyebab datangnya kemurkaan Allah.
Makna ridha tentunya suatu yang sudah dikenal. Yakni seorang insan merasa dirinya tentram dan dadanya merasa lapang atau selain dari itu.
Jika engkau dapat menentramkan ayahmu atau ibumu dengan membuat tenang dan membuat lapang dadanya, maka ini adalah sebab datangnya keridhaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kedua orang tua adalah ayah dan ibu. Merekalah orang yang lebih berhak untuk diberikan bakti.
(Fathu Dzil Jalali wal Ikram, jil 6, hal. 284, cet. Maktabah
"Keridhaan Rabb berdasar keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb berdasar kemurkaan orang tua"
(HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, dishahihkan Syaikh al Albani. Lihat Ash Shahihah 515).
Berkata Syaikh As Sa'dy:
"Hadits ini terdapat pelajaran bahwasanya Allah menyebutkan puncak bakti dan tujuan akhir adalah keridhaan orang tua.
Maka perbuatan ihsan (kepada kepada orang tua) sebagai faktor pendorong terjadinya sebab, dan datangnya keridhaan adalah hasil dari faktor akibat.
Maka setiap apa-apa yang mendatangkan keridhaan kedua orang tua, adalah seluruh apa-apa yang mengumpulkan berbagai muamalah yang sudah menjadi kebiasaan. Begitu pula jalan-jalan dari setiap jalan dan wasilah yang bisa membuat ridha mereka berdua, semua (hal di atas) masuk kepada pengertian bakti."
(Bahjatu Qulubul Abrar, hal. 267, cet. Darul Furqan 2012)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin:
"Hadits ini as sababiyyah. Maknanya, bahwasanya keridhaan kedua orang tua adalah penyebab datangnya keridhaan Allah. Dan kemurkaan kedua orang tua adalah penyebab datangnya kemurkaan Allah.
Makna ridha tentunya suatu yang sudah dikenal. Yakni seorang insan merasa dirinya tentram dan dadanya merasa lapang atau selain dari itu.
Jika engkau dapat menentramkan ayahmu atau ibumu dengan membuat tenang dan membuat lapang dadanya, maka ini adalah sebab datangnya keridhaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kedua orang tua adalah ayah dan ibu. Merekalah orang yang lebih berhak untuk diberikan bakti.
(Fathu Dzil Jalali wal Ikram, jil 6, hal. 284, cet. Maktabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar