Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,"Jika ada seseorang bersin dan tidak mengucapkan hamdalah, apakah orang yang di sampingnya perlu mengingatkan (untuk membaca hamdalah)?
Imam Nawawi berpendapat untuk mengingatkannya.
Sedangkan Ibnul 'Arabi berpendapat tidak perlu. Karena pendapat inilah yang sesuai zhahir. Dan sunnah telah menguatkan akan hal ini.
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tidak mentasymit (menuntun untuk mengucapkan hamdalah) dan tidak mengingatkan orang yang di sisi beliau ketika bersin tidak mengucapkan hamdalah.
Kalau seandainya mengingatkannya adalah sunnah, maka nabi akan mengingatkannya."
- Selesai -
Syaikh Utsaimin rahimahullah menambahkan, "Hendaknya permasalahan ini dibedakan ketika menghadapi seorang yang jahil (tidak tahu hukumnya).
Orang yang jahil ini tentunya diingatkan sebagai bentuk pengajaran/pendidikan pada dirinya.
Adapun orang yang lupa atau orang yang memang dia meremehkan perkara ini, maka orang seperti ini tidak perlu diingatkan."
(Terjemah bebas dari Mukhtaraat min Kitaabi Zaadil Ma'ad-Syaikh Utsaimin, hal. 112-113, cet. Muassasatusy Syaikh Muhammad Shalih Utsaimin al Khairiyyah 2012).
Imam Nawawi berpendapat untuk mengingatkannya.
Sedangkan Ibnul 'Arabi berpendapat tidak perlu. Karena pendapat inilah yang sesuai zhahir. Dan sunnah telah menguatkan akan hal ini.
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tidak mentasymit (menuntun untuk mengucapkan hamdalah) dan tidak mengingatkan orang yang di sisi beliau ketika bersin tidak mengucapkan hamdalah.
Kalau seandainya mengingatkannya adalah sunnah, maka nabi akan mengingatkannya."
- Selesai -
Syaikh Utsaimin rahimahullah menambahkan, "Hendaknya permasalahan ini dibedakan ketika menghadapi seorang yang jahil (tidak tahu hukumnya).
Orang yang jahil ini tentunya diingatkan sebagai bentuk pengajaran/pendidikan pada dirinya.
Adapun orang yang lupa atau orang yang memang dia meremehkan perkara ini, maka orang seperti ini tidak perlu diingatkan."
(Terjemah bebas dari Mukhtaraat min Kitaabi Zaadil Ma'ad-Syaikh Utsaimin, hal. 112-113, cet. Muassasatusy Syaikh Muhammad Shalih Utsaimin al Khairiyyah 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar