... Wajib bagi seorang yang berakal untuk membawa bekal dalam perjalanannya.
Karena sesungguhnya dia tidak akan tahu kapan cepatnya urusan Rabbnya datang dan dia tidak tahu juga kapan dia dipanggil oleh Rabb-nya.
Sesungguhnya aku melihat manusia yang banyak telah tertipu dengan masa mudanya dan mereka lupa akan masa-masa perjuangan (beramal) sehingga mereka pun terbuai pada angan-angan yang panjang.
Terkadang seorang alim yang merasa cukup dengan dirinya mengatakan: Sekarang aku sibukan diriku dengan ilmu, kemudian aku akan mengamalkannya besok.
Orang ini bermudah-mudahan di dalam kesalahannya dengan hujjah karena dirinya lapang.
Dia pun mengakhirkan bekalnya dalam menunaikan taubat...
(Lihat Shayyidul Khathir-Ibnul Jauzi, hal. 7, cet. Dar Ibnil Jauzi 2009).
Karena sesungguhnya dia tidak akan tahu kapan cepatnya urusan Rabbnya datang dan dia tidak tahu juga kapan dia dipanggil oleh Rabb-nya.
Sesungguhnya aku melihat manusia yang banyak telah tertipu dengan masa mudanya dan mereka lupa akan masa-masa perjuangan (beramal) sehingga mereka pun terbuai pada angan-angan yang panjang.
Terkadang seorang alim yang merasa cukup dengan dirinya mengatakan: Sekarang aku sibukan diriku dengan ilmu, kemudian aku akan mengamalkannya besok.
Orang ini bermudah-mudahan di dalam kesalahannya dengan hujjah karena dirinya lapang.
Dia pun mengakhirkan bekalnya dalam menunaikan taubat...
(Lihat Shayyidul Khathir-Ibnul Jauzi, hal. 7, cet. Dar Ibnil Jauzi 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar