Hati-hati. Senang bukan berarti tenang.
Syaikh Zaid ibn Muhammad ibn Hadi al Madkhali rahimahullah berkata, "Terkadang seseorang mendapat azab yang disegerakan (di dunia) dalam keadaan azab yang tertunda kelak akan mengiringinya juga (dia mendapat azab juga nanti di hari kiamat, pent).
Kadang juga seseorang mendapat azab yang tertunda (di dunia tidak diazab, pent) adalah sekadar untuk memberi tangguh orang yang bermaksiat.
Orang yang bermaksiat tersebut dipuaskan segala kenikmatan-kenikmatan. Dilimpahkan kesehatan, kekayaan, keamanan dan kenyamanan.
Semua di atas menyatu di dalam kemaksiatan kepada Allah.
Keadaan itu semua hanya sebagai penunjukkan bahwa keadaan dunia di sisi Allah adalah hina.
Tapi kelak orang yang bermaksiat akan kembali kepada Allah.
Maka Allah tidaklah memutuskan suatu keadaan manusia kecuali dengan perkara yang adil.
Allah tidak menghisab (azab) mereka kecuali karena kezhaliman dan kelaliman mereka sendiri.
Maka kepada-Mu lah yaa Allah selamatkanlah kami, selamatkanlah kami."
(Terjemah bebas dari Thariqul Wushul ila Idhahi Tsalatsatil Ushul-Syaikh Zaid al Madkhali, hal. 57, cet. Mirats Nabawi/Darul Mustaqbal 2012).
Syaikh Zaid ibn Muhammad ibn Hadi al Madkhali rahimahullah berkata, "Terkadang seseorang mendapat azab yang disegerakan (di dunia) dalam keadaan azab yang tertunda kelak akan mengiringinya juga (dia mendapat azab juga nanti di hari kiamat, pent).
Kadang juga seseorang mendapat azab yang tertunda (di dunia tidak diazab, pent) adalah sekadar untuk memberi tangguh orang yang bermaksiat.
Orang yang bermaksiat tersebut dipuaskan segala kenikmatan-kenikmatan. Dilimpahkan kesehatan, kekayaan, keamanan dan kenyamanan.
Semua di atas menyatu di dalam kemaksiatan kepada Allah.
Keadaan itu semua hanya sebagai penunjukkan bahwa keadaan dunia di sisi Allah adalah hina.
Tapi kelak orang yang bermaksiat akan kembali kepada Allah.
Maka Allah tidaklah memutuskan suatu keadaan manusia kecuali dengan perkara yang adil.
Allah tidak menghisab (azab) mereka kecuali karena kezhaliman dan kelaliman mereka sendiri.
Maka kepada-Mu lah yaa Allah selamatkanlah kami, selamatkanlah kami."
(Terjemah bebas dari Thariqul Wushul ila Idhahi Tsalatsatil Ushul-Syaikh Zaid al Madkhali, hal. 57, cet. Mirats Nabawi/Darul Mustaqbal 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar