Berkata Syaikh ibnu Utsaimin rahimahullah:
... Makna (hamba dunia) ditafsirkan oleh Rasulullah dgn sabda beliau "Apabila diberi (bagian dari dunia) dia ridha, apabila tdk diberi (bagian dari dunia) dia tdk ridha"
Maka dgn (patokan) itu, jadilah dia sbg 'hamba dunia', karena apabila dia memiliki sesuatu dari perkara dunia dan mendapatkannya, dia akan ridha.
Dan akan marah jika kehilangan sesuatu dari bagian dunia.
Jadilah dia budak yg hina dihadapan dunia !
Ini dari satu sisi.
Adapun dari sisi yg lain, adalah ketika hatinya telah dikuasah oleh dunia.
Sampai-sampai pikiran, akal dan ambisinya dikendalikan oleh dunia.
Inilah hakikat peribadahan !
Pertama: Dia telah rendah hina ketika ridhanya dan murkanya mengikuti patokan 'dapat atau tidaknya' dia dari perkara dunia.
Kedua: Dunia telah menguasai hatinya ketika pikiran, renungan, akal dan perbuatannya tidaklah berjalan kecuali untuk dunia, tidaklah berhenti kecuali untuk dunia juga.
Maka bukanlah makna 'hamba dunia' adalah seseorang menyembah dinar dan sujud kpdnya.
Bukan !
Sesungguhnya Nabi shalallahu alaihi wasallam tdk menghendaki (tafsiran) dmkn.
Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram, Syaikh Ibnu Utsaimin, Jil. 6 hal. 332
... Makna (hamba dunia) ditafsirkan oleh Rasulullah dgn sabda beliau "Apabila diberi (bagian dari dunia) dia ridha, apabila tdk diberi (bagian dari dunia) dia tdk ridha"
Maka dgn (patokan) itu, jadilah dia sbg 'hamba dunia', karena apabila dia memiliki sesuatu dari perkara dunia dan mendapatkannya, dia akan ridha.
Dan akan marah jika kehilangan sesuatu dari bagian dunia.
Jadilah dia budak yg hina dihadapan dunia !
Ini dari satu sisi.
Adapun dari sisi yg lain, adalah ketika hatinya telah dikuasah oleh dunia.
Sampai-sampai pikiran, akal dan ambisinya dikendalikan oleh dunia.
Inilah hakikat peribadahan !
Pertama: Dia telah rendah hina ketika ridhanya dan murkanya mengikuti patokan 'dapat atau tidaknya' dia dari perkara dunia.
Kedua: Dunia telah menguasai hatinya ketika pikiran, renungan, akal dan perbuatannya tidaklah berjalan kecuali untuk dunia, tidaklah berhenti kecuali untuk dunia juga.
Maka bukanlah makna 'hamba dunia' adalah seseorang menyembah dinar dan sujud kpdnya.
Bukan !
Sesungguhnya Nabi shalallahu alaihi wasallam tdk menghendaki (tafsiran) dmkn.
Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram, Syaikh Ibnu Utsaimin, Jil. 6 hal. 332
Tidak ada komentar:
Posting Komentar