Selasa, 13 Januari 2015

Sedikit Mengingat Nikmat Bermanhaj

Sekedar mengingatkan saja kepada diri ini dan teman-teman semua bahwa saat ini kita sedang berada di atas kenikmatan.

Alhamdulillah kita tidak berada di atas kebingungan hizbiyyah, kita bisa membedakan mana MLM, mana sururi, mana ikhwani, mana tablighi.

Padahal orang-orang sedang kebingungan mencari mana manhaj yang benar. Ini disebabkan (diantaranya) karena berpalingnya mereka dari mempelajari atsar-atsar salafush shalih.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Sufyan ats Tsauri: "Pelajarilah oleh kalian atsar-atsar, barangsiapa yang mengatakan sesuatu (dari agama ini) dengan pendapat akalnya, maka katakan kepadanya: Pendapat akalku sama dengan pendapat akalmu."
(Hilyatul Aulia, Tahdzibnya 3/291).

Alhamdulillah kita juga tidak tertipu dengan polesan syubuhat ahlul ahwa yang menyamarkan manhaj salaf ini. Ini disebabkan -ba'dallah- bimbingan ulama kita yang menjelaskan cara kita bermanhaj.

Berkata Imam al 'Auzai: "Wajib bagimu untuk mengikuti salaf walaupun orang-orang menolakmu. Waspadalah dari pendapat-pendapat orang walau mereka menghias-hiasi ucapannya kepadamu. Karena sesungguhnya engkau berada di atas perkara yang jelas dan di atas jalan yang lurus". (Siyar A'lamun Nubala, tahdzibnya 2/683).

Alhamdulillah kita juga sampai saat ini masih diberi taufiq oleh Allah untuk lapang menerima bimbingan ulama sunnah kibar yang kokoh dalam bermanhaj semisal Syaikh Rabi ibn Hadi, Syaikh 'Ubaid al Jabiri, Syaikh Muhammad ibn Hadi dan ulama-ulama lainnya. Karena banyak manusia sekarang yang mengaku salafy, telah meninggalkan bimbingan ulama kibarnya.

Berkata Imam Yunus ibn 'Ubaid: "Mengagumkan orang-orang yang menyeru kepada sunnah di hari-hari ini. Dan lebih mengagumkan lagi adalah orang-orang yang menyambut sunnah dengan penerimaan". (Syarhus Sunnah al Barbahari 126).

Semoga Allah langgengkan kita tuk tetap selalu berada di atas kenikmatan ini karena Imam Az Zuhri berkata: "Dahulu ulama-ulama kami berkata: Sesungguhnya berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan." (Hilyatul Aulia, tahdzibnya 2/26).

Yaa Allah istiqamahkanlah kami dan para masyaikh serta asatidzah kami di atas islam. Dan wafatkanlah kami dan mereka di atas Islam dan as Sunnah. Amin.

* Atsar-atsar di atas dinukil dari Hayatus Salaf hal. 36-37

Tidak ada komentar: