Mari Memfokuskan Diri Untuk Membaca Al Qur'an di Bulan Ramadhan (1)
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, "... Dahulu para salafush shalih banyak membaca Al Qur'an di Bulan Ramadhan baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
Dahulu dikatakan bahwa Imam Az Zuhri jika memasuki Bulan Ramadhan maka aktifitas beliau hanya membaca Al Qur'an dan memberi makan.
Imam Malik jika memasuki Bulan Ramadhan meninggalkan dari membaca hadits dan majelis-majelis ilmu. Beliau memfokuskan untuk membaca Al Qur'an dari mushaf (2).
Imam Qatadah selalu mengkhatamkan Al Qur'an setiap tujuh malam sekali, tapi di Bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan setiap tiga hari sekali dan jika masuk sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan di setiap malam.
Ibrahim an Nakhai mengkhatamkan Al Qur'an di Bulan Ramadhan setiap tiga hari sekali, ketika memasuki sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkan dua malam sekali.
Adapun Al Aswad mengkhatamkan Al Qur'an setiap dua malam sekali di seluruh Bulan Ramadhan.
Maka teladanilah oleh kalian amalan orang-orang pilihan ini!
Ikutilah jalan mereka, niscaya kalian akan temui negeri yang paling suci (al jannah).
Manfatkanlah waktu-waktu siang dan malamnya (di Bulan Ramadhan) dengan segala apa yang bisa mendekatkan diri kalian kepada Al Azizul Ghaffar (Allah), karena umur terus berjalan dengan cepat dan waktu senantiasa lewat seakan seharian itu hanya terasa sesaat..."
(Majalisu Syahri Ramadhan-Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 26-27, cet. Darul Aqidah 2008).
Keterangan:
(1) Memfokuskan bukan berarti meninggalkan amalan-amalan shalih lainnya, seperti: mengajarkan ilmu atau menuntut ilmu.
(2) Amalan Imam Malik yang meninggalkan majelis ilmunya selama bulan Ramadhan adalah khabar tidak shahih sebagaimana ini telah dinyatakan oleh Syaikh Muhammad ibn Hadi hafizhahullahu.
Jazakallahukhaira kepada asatidzah dan ikhwah yang mengingatkan akan hal ini.
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, "... Dahulu para salafush shalih banyak membaca Al Qur'an di Bulan Ramadhan baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
Dahulu dikatakan bahwa Imam Az Zuhri jika memasuki Bulan Ramadhan maka aktifitas beliau hanya membaca Al Qur'an dan memberi makan.
Imam Malik jika memasuki Bulan Ramadhan meninggalkan dari membaca hadits dan majelis-majelis ilmu. Beliau memfokuskan untuk membaca Al Qur'an dari mushaf (2).
Imam Qatadah selalu mengkhatamkan Al Qur'an setiap tujuh malam sekali, tapi di Bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan setiap tiga hari sekali dan jika masuk sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan di setiap malam.
Ibrahim an Nakhai mengkhatamkan Al Qur'an di Bulan Ramadhan setiap tiga hari sekali, ketika memasuki sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkan dua malam sekali.
Adapun Al Aswad mengkhatamkan Al Qur'an setiap dua malam sekali di seluruh Bulan Ramadhan.
Maka teladanilah oleh kalian amalan orang-orang pilihan ini!
Ikutilah jalan mereka, niscaya kalian akan temui negeri yang paling suci (al jannah).
Manfatkanlah waktu-waktu siang dan malamnya (di Bulan Ramadhan) dengan segala apa yang bisa mendekatkan diri kalian kepada Al Azizul Ghaffar (Allah), karena umur terus berjalan dengan cepat dan waktu senantiasa lewat seakan seharian itu hanya terasa sesaat..."
(Majalisu Syahri Ramadhan-Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 26-27, cet. Darul Aqidah 2008).
Keterangan:
(1) Memfokuskan bukan berarti meninggalkan amalan-amalan shalih lainnya, seperti: mengajarkan ilmu atau menuntut ilmu.
(2) Amalan Imam Malik yang meninggalkan majelis ilmunya selama bulan Ramadhan adalah khabar tidak shahih sebagaimana ini telah dinyatakan oleh Syaikh Muhammad ibn Hadi hafizhahullahu.
Jazakallahukhaira kepada asatidzah dan ikhwah yang mengingatkan akan hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar