"Aku ingin menerbangkannya setinggi mungkin.."
Gumam seorang anak umuran SD sambil menenteng layang-layang lengkap dengan tali benangnya.
Dia pun mencoba menaikan layang-layang itu sendiri..
Tapi sayang.. Berulang-ulang dia terbangkan, layang-layang itu belum mau juga terbang.
Tidak putus asa. Dia pun meminta bantuan temannya.
"Wahai temanku, tolong pegang layang-layangku.. Bawa jauh ke depan sana.. Aku akan tarik dari sini.." Teriaknya kepada temannya.
Temannya pun membantu memegang layang-layangnya.
Dibawanya layang-layang tersebut jauh ke depan.
" Ya, lepaskan!" Teriaknya pada temannya.
Tali benangpun ditarik cepat, bersamaan dengan dilepasnya pegangan.
Ah.. Ternyata layang-layang masih belum bisa mantap terbang. Dia malah menukik ke bawah sesaat setelah naik.
Terus, berulang-ulang keadaan layang-layangnya.
Sang anak pemilik layang-layang pun memeriksa layang-layangnya. Mungkin ada yang tidak beres dari tali kama-nya, atau ada sesuatu yang perlu dibenahi.
Dia pun memeriksa dan membenahi apa yang kurang dari layang-layangnya.
Setelah semua sesuai standar, dia pun memutar otak, apalagi usaha yang harus dilakukan agar layang-layangnya bisa terbang di langit.
Ketika melihat sekitar, dia pun mendapat ide.
Dia naik ke atas dataran tinggi.
Dia pun kembali menyuruh temannya untuk memegang layang-layangnya dan membawa jauh ke depan agar bisa ditarik ke atas.
"Ya, lepaskan.."
Tarikan yang berpadu dengan ketepatan lepasan, menjadikan layang-layang naik melesat ke atas.
Posisi atas sang penarik benang pun disambut dengan angin, membawa layang-layang terbang membumbung tinggi.
Terus naik dan naik. Bertengger mantap di atas langit.
Segurat senyum merekah di wajah sang anak pemilik layang-layang.
Kelelahan usaha tak terasa, telah terbayar purna dengan keberhasilan mewujudkan tekad...
Menerbangkan layang-layang.
Ikhwatii fillah,
Itulah gambaran sebuah himmah. Tekad seorang anak dalam menerbangkan layang-layangnya.
Dikisahkan, sebab penulisan kitab Shahih Bukhari adalah ketika Imam Bukhari mendengar Ishaq bin Rahawih di suatu majelisnya mengatakan:
"Duhai seandainya ada salah seorang dari kalian ada yang mampu mengumpulkan dalam satu kitab, hadits-hadits shahih dari Rasulullah"
Ketika mendengar itu, melejitlah himmah Imam Bukhari untuk mewujudkan keinginan shahabatnya tersebut.
Waktu berlalu, dan dengan pertolongan Allah kemudian dengan himmah Imam Bukhari, jadilah sebuah kitab yang monumental Shahih Bukhari yang kita kenal.
Demikian juga Imam adz Dzahabi, beliau menuturkan sendiri awal mula beliau tertarik belajar ilmu hadits.
Beliau menuturkan, "Ketika Imam al Barzali melihat tulisanku, beliau berkata: Sesungguhnya tulisanmu seperti tulisan ahlul hadits.
Ketika mendengar ucapan tersebut, maka timbullah himmah Imam adz Dzahabi untuk menjadi ahlul hadits. Beliau menuturkan: Maka setelah itu, Allah membuat aku cinta kepada ilmu hadits.
Dan berjalanlah waktu hingga beliau menjadi Imam Ahlul Hadits di zamannya.
Ikhwatii fillah,
Demikianlah himmah.
Jika di antara kita telah ada sebesit himmah, baik himmah ingin punya hafalan Al Qur'an, ingin punya hafalan hadits, ingin bisa berbahasa arab, ingin bisa baca kitab ulama, ingin.. Ingin.. Dan ingin.. Maka jadilah orang yang berhimmah tinggi dan kokoh.
Terus usaha dan doa adalah kunci kesuksesan.
Disamping engkau terus maju pantang mundur, engkau juga harus terus berdoa dan minta pertolongan kepada Allah.
Yaa Allah, kami memohon kekuatan dan pertolongan dari-Mu dalam mewujudkan himmah belajar dan ibadah kami..
Wallahu alam.
Semoga bermanfaat.
* Atsar Imam Bukhari bisa dilihat di kitab Hadyus Saari. Atsar Imam adz Dzahabi bisa dilihat di Siyar Alamun Nubala.