Sabtu, 06 Desember 2014

Menjadi Lebih Baik ketika Berbuat Salah

Ikhwatii fillah, dalam bermuamalah tentunya kita tidak akan selalu berjalan dgn apa yang kita harapkan.

Salah faham, lupa, keliru, egois, salah tindakan, lisan tajam atau yang lain dari berbagai bentuk perangai manusia yang jelek, akan mewarnai pahit manisnya pergaulan.

Kita pasti berbuat salah. Ya. Pasti.

Akan tetapi apa yang terbaik untuk mengimbangi kekurangan kita?

Taubat.

Ya. Dengan taubat kita akan selalu menjadi orang yang lebih baik.

Menyesal, tidak mengulanginya, tekad memperbaiki diri adalah diantara langkah pasti dalam mewujudkan taubat.

Bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Setiap anak adam adalah tukang berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat"
(HR. Muslim dari shahabat Abu Dzar radhiallahu anhu)

Ikhwatii fillah, sungguh mengerikan jika karena sebab kekurangan dari akhlak kita yang selalu kita suguhkan kepada orang lain, ternyata menjadikan teman-teman kita menjauh dari diri kita.

Mereka takut menjadi objek suguhan kejelekkan akhlak kita. Mereka tidak mau menjadi korban lagi.

Perhatikanlah baik-baik hadits ini.

Aisyah radhiallahu anha mengisahkan: Suatu ketika, ada seseorang yang minta izin untuk bertemu dengan Rasulullah.

Tatkala melihatnya, beliau berkata, “izinkan dia masuk. Dia ini seburuk-buruk keturunan atau sejelek-jelek anggota suatu kabilah! “

Tatkala dia telah masuk, ternyata Rasulullah bersikap lembut dan bahkan begurau bersamanya.

Setelah dia pergi, ‘Aisyah pun bertanya, “Wahai Rasulullah, engkau telah menyatakan tentang keadaan orang itu, lalu mengapa engkau memperlakukannya secara lemah lembut?”

Beliau menjawab, “Wahai’ Aisyah, sungguh manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah seseorang yang ditinggalkan atau dijauhi oleh orang lain semata-mata mereka takut kepada kejahatannya. “
(Hadits Riwayat Bukhari-Muslim).

Laa haula wa laa quwwata illa billah.

Maafkanlah diri ini jika ada yang telah tersakiti. Buanglah kebencianmu kepadaku karena Allah.

Semoga Allah mengampuni saya dan anda ketika kita saling memaafkan.

Nas'alullah salamah wal afiyah.

Semoga bermanfaat.

* Yang berharap ampunan Allah,
Hanyaikhwanbiasa di catatankajianku.blogspot.com

Tidak ada komentar: