Khalwat (Lelaki dan Wanita Berdua-duaan Tanpa Ada Mahramnya)
Apakah khalwat itu hanya sebatas seorang lelaki dengan seorang wanita berdua-duaan menyepi di rumah tanpa ada orang yang melihat saja..?
Atau apakah termasuk dikatakan khalwat juga jika ada seorang lelaki dan wanita berduaan di tempat ramai?
Jawab
Bukan maksudnya khalwat yang haram itu dipahami sebatas menyendirinya seorang lelaki dengan seorang wanita di suatu rumah yang jauh dari pandangan manusia saja.
Akan tetapi dikatakan khalwat mencangkup juga seorang lelaki dan wanita yang masing-masing berada di tempat yang berjauhan, tetapi keduanya saling berbincang.
Walaupun itu terjadinya di hadapan keramaian, akan tetapi tidak ada seorang pun yang bisa mendengar percakapan mereka.
Sama saja walaupun di pesawat, di kendaraan, di pelataran rumah atau yang selainnya.
Khalwat tidak boleh dilakukan karena menghantarkan kepada perkara zina dan bisa mengakibatkan perzinaan..
(Fatawa Lajnah Daimah 17/57. Dinukil dan diterjemah bebas dari Fatawal Adab wal Bir wash Shilah-Lajnah Daimah, hal. 8, cet. Darul Muhsin 2008
Apakah khalwat itu hanya sebatas seorang lelaki dengan seorang wanita berdua-duaan menyepi di rumah tanpa ada orang yang melihat saja..?
Atau apakah termasuk dikatakan khalwat juga jika ada seorang lelaki dan wanita berduaan di tempat ramai?
Jawab
Bukan maksudnya khalwat yang haram itu dipahami sebatas menyendirinya seorang lelaki dengan seorang wanita di suatu rumah yang jauh dari pandangan manusia saja.
Akan tetapi dikatakan khalwat mencangkup juga seorang lelaki dan wanita yang masing-masing berada di tempat yang berjauhan, tetapi keduanya saling berbincang.
Walaupun itu terjadinya di hadapan keramaian, akan tetapi tidak ada seorang pun yang bisa mendengar percakapan mereka.
Sama saja walaupun di pesawat, di kendaraan, di pelataran rumah atau yang selainnya.
Khalwat tidak boleh dilakukan karena menghantarkan kepada perkara zina dan bisa mengakibatkan perzinaan..
(Fatawa Lajnah Daimah 17/57. Dinukil dan diterjemah bebas dari Fatawal Adab wal Bir wash Shilah-Lajnah Daimah, hal. 8, cet. Darul Muhsin 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar