Kamis, 11 Juni 2015

Anaknya Meninggal tak Menyurutkan dari Menuntut Ilmu

Tak kuasa kepala ini tuk bergerak ke kiri dan ke kanan, menggeleng seraya terucap Masya Allah..

Penulis rasakan ketika membaca kisah mencengangkan dari seorang murid Abu Hanifah.

Al Qadhi Abu Yusuf, Ya'qub ibn Ibrahim rahimahullah.

Di dalam kitab Manaqib Abu Hanifah 1/472, dinukil bahwa Muhammad ibn Qudamah berkata, Aku mendengar Syuja' ibn Makhlad berkata, bahwa Aku mendengar Abu Yusuf berkata:

"Suatu hari anakku meninggal dunia.

Tidaklah aku menghadiri atau andil dalam mengurusi jenazahnya.

Aku titipkan pengurusan jenazahnya kepada tetangga dan kerabat-kerabatku.

Kulakukan itu karena kekhawatiran akan terluputnya suatu ilmu yang akan disampaikan oleh Abu Hanifah (di majelis ilmunya).

Jika aku terluput dari majelisnya, niscaya kesedihanku (karena luputnya ilmu) tidak akan hilang begitu saja."

Subhanallah..!

Kematian anaknya tidak menjadi alasan untuk absen dari majelis ilmu.

Ikhwatii fillah,
Kisah di atas semoga bisa menyegarkan kembali semangat yang tengah memucat.

Bukankah kelemahan akan semakin lemah jika dibiarkan? Bagaimana lagi jika kelemahan dilapisi alasan-alasan?

Nas'alullah salamah wal 'afiyah.

# Semangat menghadiri daurah masyaikh di Mesjid Manunggal Bantul, 6-7 Juni 2015.

Tidak ada komentar: