Syaikh Shalih ibn Abdilaziz ibn Muhammad alu Syaikh berkata, "... Seorang yang muwahid berada di atas bahaya.
Yakni bahaya al ghurur (tertipu).
Ghurur karena dia menganggap dirinya sebagai ahlut tauhid.
Atau menganggap dirinya termasuk orang yang mengikuti salaf.
Atau termasuk orang yang berilmu tentang ilmu tauhid.
Kemudian dengan anggapan di atas, hati dia pun tidak ada ketundukkan dan kepasrahan terhadap perkara-perkara yang diharamkan Allah kepadanya."
(Terjemah bebas dari Syarah al Qawa'idul Arba'-Syaikh Shalih Abdulaziz alu Syaikh, hal. 14, cet. Darul Mushtafa 2012).
Yakni bahaya al ghurur (tertipu).
Ghurur karena dia menganggap dirinya sebagai ahlut tauhid.
Atau menganggap dirinya termasuk orang yang mengikuti salaf.
Atau termasuk orang yang berilmu tentang ilmu tauhid.
Kemudian dengan anggapan di atas, hati dia pun tidak ada ketundukkan dan kepasrahan terhadap perkara-perkara yang diharamkan Allah kepadanya."
(Terjemah bebas dari Syarah al Qawa'idul Arba'-Syaikh Shalih Abdulaziz alu Syaikh, hal. 14, cet. Darul Mushtafa 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar