Senin, 27 Juli 2015

Manhaj dalam Thalabul Ilmi

Tuntunan mencari tempat buat taklim gimana ya?

Ibrahim an Nakha'i berkata, "Kami dahulu jika ingin mendatangi seseorang yang akan kami ambil ilmunya, pertama yang kami lihat adalah akhlak, perilaku dan shalatnya. Kemudian baru kami ambil ilmunya." (At Tamhid-Ibnu Abdilbar 1/47).

Kalau cuman ngambil bahasa arabnya doang, boleh..?

Abdurrahman ibn Mahdi menyatakan bahwa ada tiga orang yang tidak boleh diambil ilmunya, salah satunya, "Shahibu Bid'ah yang menyeru kepada bid'ahnya." (Syarah 'Ilal at Tirmidzi 1/110).

Imam Malik juga menyatakan ada empat orang yang tidak boleh diambil ilmunya, di antaranya, "Jangan mengambil dari shahibu ahwa yang mendakwahkan manusia kepada hawa nafsunya." (At Tamhid-Ibnu Abdilbar 1/66).

Kalau cuman temanan doang ..?

Bundar berkata, "Berteman dengan ahlul bid'ah akan mewariskan penyimpangan dari al haq." (Siyar A'lamun Nubala).

Ya deh, ya deh.
Mgga temenan sama ahlul bid'ah. Tapi kalau cuman suka aja sama ceramah dan nasehat-nasehatnya. Boleh khan?

Sufyan ats Tsauri berkata, "Barang siapa yang mendengar (sesuatu ilmu) dari mubtadi' niscaya Allah tidak memberikan manfaat terhadap apa yang dia dengar." (Al Jamiul Akhlaq ar Rawi-Khatib al Baghdadi 1/138).

Kayanya cuman kamu doang deh yang kaya gini..!

Imam Baghawi menyatakan, "Telah berlangsung perkara ini (mentahdzir ahlul bid'ah) oleh para shahabat, tabi'in, atba' tabi'in dan para ulama sunnah. Bahwasanya mereka sepakat untuk memusuhi ahlul bid'ah dan menghajr-nya." (Syarhus Sunnah al Baghawi 1/227).

(Atsar-Atsar Dinukil dari An Nubadz fii Adabi Thalabil Ilmi-Hamd ibn Ibrahim, hal. 22-24, cet. Maktabah Ibnil Qayyim 2002).

Tidak ada komentar: