Rabu, 15 Juli 2015

Pertanyaan Salah

Malu bertanya sesat di jalan.

Ya. Setuju.

Tapi ada lho, yang bertanya malah sesat di jalan.

Kok bisa?

Mau tahu..?

Mari simak penuturan Syaikh Utsaimin di dalam kitab Syarah Arbain Nawawi-nya:

Suatu hari ada seorang bertanya kepada Imam Malik tentang ayat Allah:
الرحمان على العرش استوى
"Ar-Rahman beristiwa di atas Arsy-Nya" (QS. Thaha: 05).

Imam Malik ketika mendapat pertanyaan ini menunduk.

Keringatnya bercucuran.

Karena beratnya pertanyaan.

Juga karena pengagungannya kepada Rabb jalla wa 'ala.

Kemudian Imam Malik mengangkat kepalanya.

Imam Malik menjawab,
الاستواء غير مجهول
"Al Istiwa bukanlah sesuatu yang tidak diketahui"

Syaikh Utsaimin menjelaskan: Maksudnya, kata Istiwa sudah maklum maknanya di dalam bahasa arab. Yakni tinggi dan naik.

Imam Malik melanjutkan,
والكيف غير معقول
"Dan bagaimananya tidak bisa dicerna oleh akal"

Syaikh Utsaimin menjelaskan, "Bahwasanya akal kita tidak bisa menjangkau bagaimana tata cara Allah beristiwa ke Arsy-Nya."

Imam Malik melanjutkan,
والإيمان به واجب
"Mengimaninya adalah wajib."

Syaikh Utsaimin menjelaskan, "Bahwa wajib bagi kita untuk mengimani istiwanya Allah ke Arsy-Nya, tentunya sesuai dengan kemulian Allah."

Imam Malik melanjutkan,
والسؤال عنه بدعة
"Bertanya tentang hal ini adalah bid'ah."

Syaikh Utsaimin menjelaskan, "Bahwa pertanyaan tentang bagaimana cara beristiwanya Allah adalah bid'ah, karena pertanyaan model semacam ini tidak pernah ditanyakan oleh para shahabat nabi, padahal mereka adalah orang-orang yang semangat dalam hal keinginan tahuannya tentang Allah."

Kemudian Imam Malik menutup jawabannya, "Tidaklah aku sangka dirimu wahai sang penanya kecuali engkau adalah seorang mubtadi'..!."

Maka si penanya itu pun diusir dari majelisnya Imam Malik rahimahullah.

Ikhwatii fillah,
Ternyata si penanya adalah seorang mubtadi'.

Dia bertanya tapi bukan dalam rangka mencari ilmu, tapi dalam rangka melecehkan dan mau mendebat Imam Malik dalam masalah istiwa.

Semoga menjadi pelajaran.

Wallahu alam.

[Disadur dari Syarah Arbain Nawawi-Syaikh Utsaimin, hal. 40, cet. Darul Mushtafa 2012].

Tidak ada komentar: