SEDIKIT KOMEN TUK PECINTA GAMES ONLINE
(Versi Edit WA)
Mungkin tidak belebihan jika kita katakan bahwa anak remaja sekarang hampir sedikit sekali yang bisa selamat dari sebuah kenyataan yang bernama 'games online'.
Sadar atau tak sadar, games online dengan berjuta pesonanya telah menjadi tempat tersendiri di kalangan pecintanya.
Mulai dari anak-anak usia SD, ABG, bahkan sampai orang dewasa pun telah terlumat dalam buaian permainan yang ditawarkan.
Sekilas tampak biasa, namun siapa yang mencoba niscaya akan suka.
Pada akhirnya akan terbawa.
Pembaca yang semoga dirahmati Allah, biaya paket murah yang terjangkau, ditambah fasilitas tempat yang nyaman, plus jajanan sebagai peneman, menjadikan games online sukses menyandang predikat sebagai salah satu 'mesin pembunuh waktu' yang signifikan.
Hari demi hari, waktu demi waktu sang gamers tak terasa telah menghabiskan hidupnya di depan layar.
Games online telah mencabut usia dan waktu mereka.
Pelan tak terasa, halus berjalan, hingga aktifitas hanya menyisakan daftar penyiaan nikmat belaka.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia, (yaitu) nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari).
Akan lebih ringan urusannya jika hanya memporak porandakan kerugiaan duniawi saja.
Seorang maniak games secara tidak sadar sedikit demi sedikit telah mengikikis masa beramalnya.
Sampai tiba saatnya, sang gamers akan terbelalak tak berdaya.
Ternyata dirinya telah berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa.
Penyesalan yang mendalam tiada lagi guna.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan hal ini dalam firmanNya yang artinya, “Dan (alangkah ngerinya), jikalau sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa menengadahkan kepalanya di hadapan Rabb mereka sambil mengatakan: Duhai Rabbku, telah kami saksikan azab-Mu dan telah kami dengar azab-Mu, maka kembalikanlah kami ke dunia untuk beramal shalih karena sesungguhnya kami benar-benar telah meyakininya.” (QS. as-Sajadah: 12).
Angan untuk kembali ke dunia agar bisa benahi diri hanya sia-sia belaka.
Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan hal ini pula dalam firmanNya yang artinya, “Hingga apabila datang kematian kepada salah seorangg dari mereka, dia pun berkata: Yaa Allah Yaa Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia”. (QS. al-Mu’minun: 99)
Pada ayat berikutnya Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan alasan kenapa mereka ingin kembali ke dunia, “Agar aku bisa beramal shalih untuk memperbaiki apa yang telah aku tinggalkan.” (QS. al-Mu’minun: 100)
Pembaca yang semoga dirahmati Allah, disamping ancaman-ancaman yang mengerikan di atas, jika kita mau menjelajahi berbagai literatu yang mengulas secara obyektif tentang plus minusnya hasil dari bermain game.
Tampak secara ril akan banyaknya efek negatif yang telah dirasa, baik efek kesehatan maupun kejiwaan.
Kerugian yang mengena pada sisi kesehatan teramat banyak dan telah nyata menumbangkan banyak korban dan nyawa.
Miris mendengarnya, ketika ada yang tewas dari kalangan gamers karena lamanya waktu bermain.
Tak hanya itu, games online telah sukses membuat seorang pecintanya yang berstatus sebagai anak, tega membunuh ibunya sendiri karena ibunya telah melarang dirinya bermain game.
Parahnya lagi, terdapat kasus seorang bayi mati kelaparan karena ditelantarkan ayah dan ibunya ketika mereka asyik bermain game.
Laa haula wala quwwata illa billah.
Di sisi lain, tersiar ucapan sang ibu mengeluhkan anaknya yang tak ada lagi semangat belajar dan mengaji.
Waktu luangnya telah dihabiskan untuk menikmati aplikasi game siap saji.
Tak ada lagi praktek nyata sosial dari sebuah interaksi.
Kehidupan semu di dunia maya telah meluruhkan kehidupan nyata.
Memudarkan kepekaan hati.
“Ah, ga papa kalo ga sampe berlebihan...”
“Maen game.. Menurutku biasa aja... ”
“Hare gene ga maen game..?? Ga mungkin!”
“Urus aja urusanmu sendiri! Biarin aja, orang mau senang-senang dilarang..”
Wahai saudaraku, apakah engkau kira waktu dan usiamu akan berlalu begitu saja tanpa dihisab?
Tidak. Sekali-kali tidak.
Hari-harimu yang dihabiskan untuk bermain game akan ditanya kelak di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Ingatlah akan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, “Tidak akan beranjak kaki seorang hamba di akhirat kecuali setelah ditanya tentang empat perkara: ditanyakan tentang umurnya lalu bagaimana ia menggunakannya….” (HR.Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitabnya Al-Jami’)
Dan sabdanya yang lain yang artinya, “Jagalah lima perkara sebelum datang yang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, waktu senggangmu sebelum datang waktu sempitmu, masa hidupmu sebelum datang waktu kematianmu.” (HR. Bukhari).
Demikianlah sedikit komen untuk para pecinta games online.
Posisi tulisan ini hanya sebatas pengingat.
Selebihnya, silahkan bertaubat.
Wallahu 'alam.
(Versi Edit WA)
Mungkin tidak belebihan jika kita katakan bahwa anak remaja sekarang hampir sedikit sekali yang bisa selamat dari sebuah kenyataan yang bernama 'games online'.
Sadar atau tak sadar, games online dengan berjuta pesonanya telah menjadi tempat tersendiri di kalangan pecintanya.
Mulai dari anak-anak usia SD, ABG, bahkan sampai orang dewasa pun telah terlumat dalam buaian permainan yang ditawarkan.
Sekilas tampak biasa, namun siapa yang mencoba niscaya akan suka.
Pada akhirnya akan terbawa.
Pembaca yang semoga dirahmati Allah, biaya paket murah yang terjangkau, ditambah fasilitas tempat yang nyaman, plus jajanan sebagai peneman, menjadikan games online sukses menyandang predikat sebagai salah satu 'mesin pembunuh waktu' yang signifikan.
Hari demi hari, waktu demi waktu sang gamers tak terasa telah menghabiskan hidupnya di depan layar.
Games online telah mencabut usia dan waktu mereka.
Pelan tak terasa, halus berjalan, hingga aktifitas hanya menyisakan daftar penyiaan nikmat belaka.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia, (yaitu) nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari).
Akan lebih ringan urusannya jika hanya memporak porandakan kerugiaan duniawi saja.
Seorang maniak games secara tidak sadar sedikit demi sedikit telah mengikikis masa beramalnya.
Sampai tiba saatnya, sang gamers akan terbelalak tak berdaya.
Ternyata dirinya telah berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa.
Penyesalan yang mendalam tiada lagi guna.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan hal ini dalam firmanNya yang artinya, “Dan (alangkah ngerinya), jikalau sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa menengadahkan kepalanya di hadapan Rabb mereka sambil mengatakan: Duhai Rabbku, telah kami saksikan azab-Mu dan telah kami dengar azab-Mu, maka kembalikanlah kami ke dunia untuk beramal shalih karena sesungguhnya kami benar-benar telah meyakininya.” (QS. as-Sajadah: 12).
Angan untuk kembali ke dunia agar bisa benahi diri hanya sia-sia belaka.
Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan hal ini pula dalam firmanNya yang artinya, “Hingga apabila datang kematian kepada salah seorangg dari mereka, dia pun berkata: Yaa Allah Yaa Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia”. (QS. al-Mu’minun: 99)
Pada ayat berikutnya Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan alasan kenapa mereka ingin kembali ke dunia, “Agar aku bisa beramal shalih untuk memperbaiki apa yang telah aku tinggalkan.” (QS. al-Mu’minun: 100)
Pembaca yang semoga dirahmati Allah, disamping ancaman-ancaman yang mengerikan di atas, jika kita mau menjelajahi berbagai literatu yang mengulas secara obyektif tentang plus minusnya hasil dari bermain game.
Tampak secara ril akan banyaknya efek negatif yang telah dirasa, baik efek kesehatan maupun kejiwaan.
Kerugian yang mengena pada sisi kesehatan teramat banyak dan telah nyata menumbangkan banyak korban dan nyawa.
Miris mendengarnya, ketika ada yang tewas dari kalangan gamers karena lamanya waktu bermain.
Tak hanya itu, games online telah sukses membuat seorang pecintanya yang berstatus sebagai anak, tega membunuh ibunya sendiri karena ibunya telah melarang dirinya bermain game.
Parahnya lagi, terdapat kasus seorang bayi mati kelaparan karena ditelantarkan ayah dan ibunya ketika mereka asyik bermain game.
Laa haula wala quwwata illa billah.
Di sisi lain, tersiar ucapan sang ibu mengeluhkan anaknya yang tak ada lagi semangat belajar dan mengaji.
Waktu luangnya telah dihabiskan untuk menikmati aplikasi game siap saji.
Tak ada lagi praktek nyata sosial dari sebuah interaksi.
Kehidupan semu di dunia maya telah meluruhkan kehidupan nyata.
Memudarkan kepekaan hati.
“Ah, ga papa kalo ga sampe berlebihan...”
“Maen game.. Menurutku biasa aja... ”
“Hare gene ga maen game..?? Ga mungkin!”
“Urus aja urusanmu sendiri! Biarin aja, orang mau senang-senang dilarang..”
Wahai saudaraku, apakah engkau kira waktu dan usiamu akan berlalu begitu saja tanpa dihisab?
Tidak. Sekali-kali tidak.
Hari-harimu yang dihabiskan untuk bermain game akan ditanya kelak di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Ingatlah akan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, “Tidak akan beranjak kaki seorang hamba di akhirat kecuali setelah ditanya tentang empat perkara: ditanyakan tentang umurnya lalu bagaimana ia menggunakannya….” (HR.Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitabnya Al-Jami’)
Dan sabdanya yang lain yang artinya, “Jagalah lima perkara sebelum datang yang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, waktu senggangmu sebelum datang waktu sempitmu, masa hidupmu sebelum datang waktu kematianmu.” (HR. Bukhari).
Demikianlah sedikit komen untuk para pecinta games online.
Posisi tulisan ini hanya sebatas pengingat.
Selebihnya, silahkan bertaubat.
Wallahu 'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar