Dalam kitab Hilyatul Aulia karya Abu Nua'im dikisahkan dari seorang imam masjid di Bashrah ketika Sufyan ats Tsauri sakit menjelang wafatnya, orang-orang datang menjenguknya.
Di sela-sela penjengukkan, ada seorang lelaki menyampaikan suatu hadits yang membuat kagum Sufyan.
Maka Sufyan mengisyaratkan tangannya ke bawah meja, kemudian dikeluarkanlah selembar catatan untuknya.
Sufyan lalu menulis hadits tersebut.
Orang-orang yang melihat hal ini berkata, "Apakah di saat seperti ini, engkau masih melakukan hal yang demikian?".
Sufyan menjawab, "Sesungguhnya ini adalah hasan (baik). Jika tetap hidup maka aku mendengar sesuatu yang hasan, tapi jika aku mati maka aku telah menulis sesuatu yang hasan".
-selesai-
Pembaca yang semoga dirahmati Allah, di saat sakit masih sempat-sempatnya thalabul ilmi.
Kita bagaimana?
Justru sakit jadi alasan untuk meninggalkan thalabul ilmi.
Allahu musta'an.
(Kisah di atas dinukil dari Hayatus Salaf, hal. 131, cet. Dar Ibnil Jauzi ksa 1433H).
Di sela-sela penjengukkan, ada seorang lelaki menyampaikan suatu hadits yang membuat kagum Sufyan.
Maka Sufyan mengisyaratkan tangannya ke bawah meja, kemudian dikeluarkanlah selembar catatan untuknya.
Sufyan lalu menulis hadits tersebut.
Orang-orang yang melihat hal ini berkata, "Apakah di saat seperti ini, engkau masih melakukan hal yang demikian?".
Sufyan menjawab, "Sesungguhnya ini adalah hasan (baik). Jika tetap hidup maka aku mendengar sesuatu yang hasan, tapi jika aku mati maka aku telah menulis sesuatu yang hasan".
-selesai-
Pembaca yang semoga dirahmati Allah, di saat sakit masih sempat-sempatnya thalabul ilmi.
Kita bagaimana?
Justru sakit jadi alasan untuk meninggalkan thalabul ilmi.
Allahu musta'an.
(Kisah di atas dinukil dari Hayatus Salaf, hal. 131, cet. Dar Ibnil Jauzi ksa 1433H).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar