Sekarang, sebelum kita masuk untuk membahas perkara-perkara yang tengah ditebarkan oleh orang-orang yang memusuhi sunnah dalam rangka mengotori sunnah yang suci, kami ingin terlebih dahulu mengenalkan apa itu sunnah?
Dan bagaimana caranya sunnah itu bisa tersusun sempurna?
Dan bagaimana juga cara penjagaan ulama dalam membawa dan menunaikan sunnah?
Dan bagaimana pula kedudukan sunnah di dalam syariat?
Dan bagaimana kedudukan ahlu hadits di antara para ulama?
Maka kami katakan, dengan pertolongan dan taufik dari Allah:
Al hadits adalah segala yang disandarkan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam berupa ucapan, perbuatan, taqrir (pendiaman/ persetujuan), sifat khalqi (bentuk tubuh) atau khuluqi (perangai/kepribadian).
Contoh dari ucapan adalah: Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, "Sesungguhnya amalan itu hanyalah (teranggap) dengan niatnya dan setiap orang terganrung dengan apa yang diniatkannya". (HR. Bukhari)
Adapun contoh dari perbuatan adalah: Kaab bin Malik radhiallahu anhu berkata, "Dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam jika baru datang dari safar (perjalanan jauh) memulai (sebelum langsung pulang ke rumahnya) dengan mendatangi masjid kemudian shalat di dalamnya". (HR. Muslim). Ini adalah sebuah hadits karena mengandung suatu perbuatan yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Contoh dari taqrir adalah: Ucapan Jabir ibn Samurah radhiallahu anhu , "Aku telah duduk bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih dari seratus kali dan para shahabat kala itu saling melantunkan syair dan bercerita tentang perkara-perkara di masa-masa jahiliyyah dahulu dan nabi pun terdiam, dan terkadang nabi ikut (bercerita) bersama mereka". (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Imam al Albani dalam Mukhtashar Syamail).
Contoh dari sifat khalqi adalah: Ucapan Ali ibn Abi Thalib radhiallahu anhu dalam menyifati nabi, "Beliau bukanlah orang yang tinggi tapi tidak pendek, kedua telapak tanggan dan kedua kakinya tebal dan keras, kepala dan bahunya bidang, bulu dadanya panjang,.. dst" (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Imam al Albani dalam Mukhtashar Syamail).
Contoh sifat khuluqi adalah: Ucapan Aisyah radhiallahu anha, "Rasulullah bukanlah orang yang fahisy (perbuatan keji) dan tidaklah pernah berbuat fahisy, tidak berbuat gaduh di pasar, tidak membalas kejelekan dengan kejelekan pula, akan tetapi beliau memaafkan dan berdamai."
Sumber
Al Hadits, wa Makanatuhu fit Tasyri al Islami-Syaikh Muhammad Khalil Harras, hal. 24-25, cet. Darul Istiqamah 2010
#terjemah_alhadits_khalil_harras
Label
Faidah Ringan Seputar Akhlak
(300)
Faidah Ringan Seputar Ilmu
(195)
Faidah Ringan Seputar Akidah
(111)
Faidah Ringan Seputar Ibadah
(107)
Faidah Ringan Seputar Manhaj
(94)
Faidah Ringan Seputar Fikih Ibadah
(71)
Faidah Ringan Seputar Keluarga
(56)
Hatiku Berbisik
(52)
Faidah Ringan Seputar Kisah
(38)
Faidah Ringan Seputar Ramadhan
(26)
Faidah Ringan Seputar Rijal
(25)
kajian remaja
(15)
Faidah Ringan Seputar Al Qur'an
(12)
Faidah Taklim
(12)
kajian akhlak
(12)
Petikan Faidah Hadits
(11)
Faidah Ringan Riyadhush Shalihin
(8)
Faidah Ringan Seputar Sirah Nabi
(8)
kajian hati
(8)
Faidah Ringan Seputar Hati
(7)
wa Makanatuhu fit Tasyri al Islami
(6)
info kajian
(5)
Doa
(4)
Info Buku dan Kitab
(4)
Faidah Ringan Hadits Arbain
(2)
Faidah Ringan Hadits Kitabul Jami
(2)
Terjemah Mukhtashar Sirah Rasul
(2)
BUKU TAMU
(1)
download kitab pdf
(1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar