Label
Faidah Ringan Seputar Akhlak
(300)
Faidah Ringan Seputar Ilmu
(195)
Faidah Ringan Seputar Akidah
(111)
Faidah Ringan Seputar Ibadah
(107)
Faidah Ringan Seputar Manhaj
(94)
Faidah Ringan Seputar Fikih Ibadah
(71)
Faidah Ringan Seputar Keluarga
(56)
Hatiku Berbisik
(52)
Faidah Ringan Seputar Kisah
(38)
Faidah Ringan Seputar Ramadhan
(26)
Faidah Ringan Seputar Rijal
(25)
kajian remaja
(15)
Faidah Ringan Seputar Al Qur'an
(12)
Faidah Taklim
(12)
kajian akhlak
(12)
Petikan Faidah Hadits
(11)
Faidah Ringan Riyadhush Shalihin
(8)
Faidah Ringan Seputar Sirah Nabi
(8)
kajian hati
(8)
Faidah Ringan Seputar Hati
(7)
wa Makanatuhu fit Tasyri al Islami
(6)
info kajian
(5)
Doa
(4)
Info Buku dan Kitab
(4)
Faidah Ringan Hadits Arbain
(2)
Faidah Ringan Hadits Kitabul Jami
(2)
Terjemah Mukhtashar Sirah Rasul
(2)
BUKU TAMU
(1)
download kitab pdf
(1)
Senin, 30 Oktober 2017
Bermusyawarah adalah Jalan Para Salaf
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata, "Dahulu para qurra (penghafal Al Quran) adalah teman di majelis-majelisnya Umar ibnul Khaththab dan kawan dalam bermusyawarah baik yang kalangan tuanya maupun yang mudanya."
(HR. Bukhari)
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata juga, "Sesungguhnya dahulu aku benar-benar bertanya tentang satu perkara kepada tiga puluh para shahabat nabi."
(Siyar a'lamun Nubala-Imam Adz Dzahabi 3/344).
Imam Malik rahimahullah berkata, "Jika dahulu saja para shahabat rasulullah ketika mereka mendapati berbagai permasalahan tidaklah menjawab salah seorang dari mereka dari satu permasalahan sampai mereka melihat pendapat shahabatnya yang lain, padahal mereka adalah orang-orang dianugerahi kekokohan ilmu, taufik dan kesucian, lalu bagaimana dengan kita yang diliputi dosa-dosa dan berbagai kesalahan pada hati kita? "
(Adabul Mufti wal Mustafti-Ibnu Shalah, hal. 80)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Dahulu Umar ibnul Khtaththab radhiallahu anhu ketika mendapati dirinya suatu permasalahan, maka beliau bermusyawarah dengan para shahabat yang ada, tapi terkadang beliau mengumpulkan semua untuk memusyawarahkan bersama sampai-sampai Ibnu Abbas pun diikut sertakan padahal ketika itu Ibnu Abbas termasuk yang umurnya masih muda."
(I'lamul Muwaqi'in-Ibnul Qayyim 4/256).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar