Label
Faidah Ringan Seputar Akhlak
(300)
Faidah Ringan Seputar Ilmu
(195)
Faidah Ringan Seputar Akidah
(111)
Faidah Ringan Seputar Ibadah
(107)
Faidah Ringan Seputar Manhaj
(94)
Faidah Ringan Seputar Fikih Ibadah
(71)
Faidah Ringan Seputar Keluarga
(56)
Hatiku Berbisik
(52)
Faidah Ringan Seputar Kisah
(38)
Faidah Ringan Seputar Ramadhan
(26)
Faidah Ringan Seputar Rijal
(25)
kajian remaja
(15)
Faidah Ringan Seputar Al Qur'an
(12)
Faidah Taklim
(12)
kajian akhlak
(12)
Petikan Faidah Hadits
(11)
Faidah Ringan Riyadhush Shalihin
(8)
Faidah Ringan Seputar Sirah Nabi
(8)
kajian hati
(8)
Faidah Ringan Seputar Hati
(7)
wa Makanatuhu fit Tasyri al Islami
(6)
info kajian
(5)
Doa
(4)
Info Buku dan Kitab
(4)
Faidah Ringan Hadits Arbain
(2)
Faidah Ringan Hadits Kitabul Jami
(2)
Terjemah Mukhtashar Sirah Rasul
(2)
BUKU TAMU
(1)
download kitab pdf
(1)
Selasa, 28 April 2020
Babi dan Anjing adalah Najis, tapi Berbeda dalam Bersuci dari Najisnya
Al Imam Asy Syaukani rahimahullahu berkata, "Najis-najis di antaranya adalah: kotoran manusia secara mutlak, air seni manusia, kecuali milik bayi lelaki yang masih menyusui, air liur anjing, kotoran keledai, darah haidh dan daging babi". (Matan Durarul Bahiyyah fil Masailil Fiqhiyyah).
Syaikh Zaid ibn Hadi al Madkhali rahimahullah berkata, "Daging babi juga seperti daging anjing. Najisnya (babi) itu lebih parah dibanding najisnya anjing, maka jika seekor babi menjilat sebuah bejana atau salah seorang mengenai bagian dari badan babi, maka dia wajib mencuci karena sebab najisnya. Air liur babi itu najis dan bagian badannya juga najis". (Syarhu Duraril Bahiyyah fil Masailil Fiqhiyyah, hal. 40, cet. Miratsul Anbiya 2018).
Di dalam Fiqhul Muyassar disebutkan, "Adapun najisnya babi, maka yang shahih adalah seperti najis-najis yang lain, yakni cukup dicuci dengan satu kali cucian jika bisa hilang dzat najisnya, dan tidak disyaratkan untuk mencucinya sebanyak tujuh kali". (Fiqhul Muyassar, hal. 51, cet. Dar Alamis Salam 2009)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar