Jumat, 16 Juni 2023

Sombong, Penyebab Penyimpangan

 Faidah tausiyah shubuh oleh Al Ustadz Abdurrahman Lombok hafizhahullahu ta'ala di Ma'had Riyadhul Jannah Cileungsi, 29 Rajab 1443H / 2 Maret 2002


1. Termasuk sebab penyimpangan bani adam adalah adanya sifat sombong, sebagaimana Ibnul Qayyim nyatakan bahwa sumber dari semua dosa bermuara kepada tiga perkara, yaitu: sombong, tamak dan hasad (dengki).

2. Sombong adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim).

3. Termasuk penyebab adanya rasa sombong pada seorang hamba adalah adanya rasa ujub (bangga diri), dan dari sinilah seorang hamba terjatuh kepada kesombongan karena ia merasa mempunyai kelebihan dan terdepan di tengah-tengah saudaranya, padahal sejatinya ia telah tertipu oleh dirinya sendiri.

4. Kita harus menjauhi sifat sombong, karena neraka dipenuhi oleh orang-orang yang sombong, sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji dzarrah." (HR. Muslim).

5. Perjalanan hidup bani adam bisa saja terjadi penyimpangan pada dirinya, dan hal ini dikarenakan adanya kesombongan pada dirinya, yakni menolak al haq/kebenaran. Bisa jadi dirinya tidak sadar, namun ketika sifat sombong itu ada, tak pelak lagi, penyimpangan pun akan terjadi. Mungkin dahulu ia seorang yang baik dan lurus, - _dan kita memang dibimbing oleh syariat ini untuk menghukumi seorang dengan zhahirnya dan tidak dibolehkan menilai batin seseorang_ -, akan tetapi dengan Rahmat Allah, orang yang terlihat baik ini ketika menyimpan kesombongan pada hatinya, pasti Allah akan tampakkan batinnya ke permukaan, sehingga orang-orang yang ikhlas dan orang-orang yang tawadhu akan terjaga dan tidak tertipu dengan orang sombong tersebut.

6. Bisa jadi ada seorang yang sekarang ia berposisi sebagai penasehat, tapi di kemudian hari bisa jadi ia akan menjadi ternasehati. Maka di saat itulah, ia akan diuji apakah ia sombong ataukah tidak. Apakah ia menerima al haq, ataukah ia berlaku sombong menolak al haq.

7. Kejelekkan dan penyimpangan yang ada pada diri seseorang, walaupun dibungkus dengan keindahan kata dan amalan, niscaya akan tampak di akhir. Maka ketika hal ini menimpa seseorang, hendaknya ia segera kembali kepada al haq, karena bagi orang yang ikhlas dan tawadhu, bertaubat itu mudah, kecuali bagi orang-orang yang mempunyai kepenting-kepentingan tertentu, maka meletakkan al haq di atas segalanya adalah suatu yang sulit dan susah.

Wallahu alam.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: