Jumat, 15 Mei 2015

Syubhat MLM yang Klasik dan Basi

Klasik !

Itu yang mungkin agak mending kalau tidak mau disebut 'basi'.

Selalu saja dijawab dengan:

"Sudahlah, antum jangan denger kajian yang temanya fitnah-fitnah ya akhi. Sayang waktu antm kalo cuma buat dengar yang begituan"

"Antum jangan tersibukkan ngurusin fitnah-fitnah. Belajar aja lah"

"Masih banyak ilmu-ilmu ushul yang antum mesti pelajari ketimbang dengar kajian fitnah begituan"

Yang dimaksud 'kajian fitnah' di atas tidak lain dan tidak bukan adalah kajian yang membahas prinsip tahdzir terhadap firqah sesat atau kajian yang temanya membahas penyimpangan-penyimpangan ahlul ahwa wal bida.

Makanya kita katakan "klasik" alias "basi".

Selalu saja dimentahkan dengan alasan-alasan semisal di atas.

Cukuplah pernyataan Syaikh Shalih Fauzan bagi kita untuk jangan tertipu dengan celotehan-celotehan mereka yang alergi dengan prinsip tahdzir.

Berkata hafizhahullahu ta'ala:

"Sudah semestinya (bagi seseorang) untuk mengetahui perkara kebaikan dan mengetahui (pula) perkara kejelekkan.

Sebagian (manusia) pada hari ini berkata: Kenalilah olehmu al haq dan bukanlah perkara yang darurat untuk engkau mengenal apa yang menjadi lawannya (kebatilan).

Ini (ucapan) batil !

Karena jika engkau tidak mengenal kebatilan maka perkaranya akan terus samar dan tidak jelas. Dan engkaupun akan tersesat dari al haq.

Terlebih lagi dengan keberadaan da'i-da'i yang menyeru kepada kejelekan dan da'i-da'i sesat sesat dan yang senantiasa menyesatkan manusia"

(Silahkan lihat di Syarah Sittati Mawadi minas Sirah-Syaikh Shalih Fauzan. Dinuki dari Silsilah Syarah Rasaail, hal. 44-45, cet. Darul Atsariyah2008).

Ikhwatii fillah hafizhakumullahu,
Apakah mereka pikir ilmu rudud bukan bagian dari ilmu?

Lihatlah kitab Ushulus Sunnah al Imam Ahmad, Aqidatus Salaf wa Ash-habil Hadits Imam ash Shabuni, Aqidah al Washitiyyah Ibnu Taimiyyah, Syarhus Sunnah al Barbahari, Asy Syariah al Ajurri, Syarah I'tiqad al Laalika'i dan kitab-kitab para salaf mutaqaddimin lainnya yang memaparkan prinsip-prinsip Ahlus Sunnah, mesti memasukan prinsip tahdzir dalam kitabnya.

Tapi selalu saja ada alasan.

Allahu musta'an..

Ikhwatii fillah rahimakumullah,
Biarkan mereka dengan penyakit alerginya. Jangan sampai kita ketularan mereka.

Belajar rudud adalah suatu kemestian.

Tidak bisa tidak.

Tidak ada komentar: