Sabtu, 02 Mei 2015

Tidak Sekedar Ilmu, Tapi Juga Amal

Sampai pada saatnya syaithan pun berbisik 'Sudahlah, ngapain ngoyo dalam belajar. Lihat kamu sekarang! Kamu belum bisa apa-apa!'

Allahu musta'an..

Demikianlah syaithan. Selalu saja menggembosi seseorang dalam belajar agama.

Padahal jika kita sadar, sebenarnya kita telah banyak mengantongi ilmu.

Akan tetapi mungkin kita saja yang kurang dalam mengingat-ingat kenikmatan.

Laa haula wala quwwata illa billah..

Ikhwatii fillah,
Tahukah, ulama besar yang mungkin kita katakan telah telah sukses dalam menuntut ilmu, tidaklah mereka merasa cukup dengan keilmuannya semata.

Ada yang harus diperhatikan dengan serius oleh orang yang telah menimba ilmu.

Sampai pun ulama !

Coba resapi apa yang dikatakan oleh para ulama berikut ini !

Berkata Ibnul A'rabi:
Jangan dikatakan kepada seorang yang berilmu (dengan predikat) 'rabbani' sampai dia benar-benar berilmu, mengajarkan (ilmunya) dan MENGAMALKAN (ilmunya).
(Al Qabs Syarah al Muwatha' 3/1057).

Berkata Imam Asy Sya'bi:
Sesungguhnya kami bukanlah fuqaha. Kami itu hanya mendengar hadits, maka kami pun menyampaikannya. Hanya saja yang teranggap sebagai fuqaha adalah orang yang jika mendengar ilmu, lalu dia MENGAMALKANNYA.
(As Siyar 11/213)

Berkata Sufyan ibn Uyainah:
Barang siapa BERAMAL dengan apa yang dia ketahui (dengan ilmunya), maka tercukupi apa yang dia tidak tahu (dari ilmunya).
(As Siyar 8/467-468)

Kalam di atas setidaknya berfaidah bagi diri kita bahwa perkara yang terpenting dari aktivitas belajar adalah amal.

Ya. Amal.

Ikhwatii fillah,
Mari kita kerahkan semua usaha untuk mengamalkan ilmu yang sudah kita ketahui.

Hmm..
Tidak terkecuali aku.
Aku pun dituntut demikian.

Allahu musta'an..

* Atsar dinukil dari An Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi-Hamd ibn Ibrahim al Utsman, hal. 40-41, Cet. Maktabah Ibnul Qayyim 2002

Tidak ada komentar: