Said ibn Amir rahimahullah bercerita bahwa dirinya pernah mendapati Sulaiman at Taimi rahimahullah sakit.
Tiba-tiba Sulaiman menangis dengan tangisan yang sangat.
Maka Sulaiman pun ditanya, "Mengapa engkau menangis? Apakah engkau merasa resah dengan kematian?
Sulaiman menjawab, "Tidak. Hanya saja aku pernah melewati seorang qadari (orang yang berpemahaman qadariyyah/penolak takdir) kemudian aku pun memberi salam kepadanya. Maka aku takut nanti Rabb-ku akan menghisabku karena hal ini."
-selesai-
Allahu akbar..
Pembaca yang dirahmati Allah, kalau hanya menyalami seorang qadari saja seorang Sulaiman at Taimi takut dihisab, bagaimana lagi dengan orang yang duduk satu majelis bersama atau berteman dengan berbagai orang-orang sesat lainnya semisal syiah rafidhah, khawarij teroris isis, komunis dll?
Laa haula wala quwwata illa billah..
(Kisah Sulaiman at Taimi bisa dilihat di Hilyatul Aulia-Abu Nu'aim al Ashbahani. Dinukil dari At Tahdzibukt Maudhu'i li Hilyatil Aulia, hal. 28, cet. Daruth Thayyibah 2005).
Tiba-tiba Sulaiman menangis dengan tangisan yang sangat.
Maka Sulaiman pun ditanya, "Mengapa engkau menangis? Apakah engkau merasa resah dengan kematian?
Sulaiman menjawab, "Tidak. Hanya saja aku pernah melewati seorang qadari (orang yang berpemahaman qadariyyah/penolak takdir) kemudian aku pun memberi salam kepadanya. Maka aku takut nanti Rabb-ku akan menghisabku karena hal ini."
-selesai-
Allahu akbar..
Pembaca yang dirahmati Allah, kalau hanya menyalami seorang qadari saja seorang Sulaiman at Taimi takut dihisab, bagaimana lagi dengan orang yang duduk satu majelis bersama atau berteman dengan berbagai orang-orang sesat lainnya semisal syiah rafidhah, khawarij teroris isis, komunis dll?
Laa haula wala quwwata illa billah..
(Kisah Sulaiman at Taimi bisa dilihat di Hilyatul Aulia-Abu Nu'aim al Ashbahani. Dinukil dari At Tahdzibukt Maudhu'i li Hilyatil Aulia, hal. 28, cet. Daruth Thayyibah 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar