Jumat, 25 Januari 2019

Mintalah Tambahan Ilmu!


Allah subhanahu wa taala berfirman,

وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا  

Artinya:
"Dan katakanlah (wahai Muhammad) Wahai Rabb-ku tambahkanlah untukku ilmu." (QS. Thaha: 114)

Seorang hamba yang dirinya meminta penambahan dan memperbanyak ilmu syari maka ini adalah terpuji, bahkan suatu yang dituntut sebagaimana telah jelas dari zhahir (tampak) ayat.

Adapun seorang hamba yang dirinya meminta dunia maka ini tercela, bahkan ini terlarang. Dalil (dasar) akan hal ini adalah sebagaimana dalam riwayat hadits Al Bukhari 2436 dan Muslim 1049, dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مال لابتغى ثالثا وَلَاْ يَمْلأُ جوف اِبْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Artinya:
“Jika seandainya seorang anak Adam mempunyai dua lembah harta, niscaya dia akan menginginkan yang ketiga, dan tidak akan penuh (memuaskan) mulutnya bani Adam kecuali dengan tanah (mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.”

Lafazh ini milik Al Bukhari dan terdapat di dalam Ash Shahih dari (periwayatan) selain Ibnu Abbas radhiyallahu anhu.

Dan ucapan hadits,
"Dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat", menunjukkan bahwa ini adalah hirs (keinginan/obsesi) yang tercela."

(Fadhlu Majalis Ahlil Ilmi wadz Dzikr-Syaikh Yasin al Adani, hal. 9, cet. Maktabah Al Imam Al Wadi'i Shan'a 2011).

Tidak ada komentar: