Jumat, 25 Januari 2019

Taubatnya Ibnu Aqil rahimahullah dari Kebidahan dan Kesesatan


Asy Syaikh Rabi ibn Hadi al Madkhali hafizhahullah berkata, "Ibnu Aqil adalah seorang gunung dari gunung-gunung ilmu, beliau juga seorang yang cerdas.

Namun ketika dia mengambil ilmu dari seorang ahlu bidah, yakni dari seorang yang berpemahaman mutazilah, padahal sebagian dari para syaikh bermazhab hanbali telah memperingatkannya dan memperingatkannya, tapi beliau tidak menggubrisnya dan lebih memilih kepada jalan pilihannya sendiri, maka dia pun terjatuh kepada kerendahan bidah dan kesesatan, dan ini telah tersebar di berbagai kitab-kitabnya.

Maka datanglah ancaman dari sebagian para pemuda untuk membunuhnya, kemudian sebagian orang menasehatinya dan mematahkan (pemikiran bidah dan sesatnya), maka beliaupun bertaubat dan kembali (ke jalan al haq) serta menulis pernyataan taubatnya.

Poinnya adalah, bahwa beliau seorang yang mempunyai ilmu mumpuni dan memiliki akal yang besar (cerdas), akan tetapi bersamaan dengan itu, beliau bisa terjatuh ke dalam jeratan ahlu bidah, karena seorang alim bisa tertipu oleh seorang ahlu bidah sehingga terajatuh kepada kesesatan.."

(Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Al Allamah Rabi ibn Hadi al Madkhali, juz 2, hal. 16-17, cet. Dar Al Imam Ahmad 2014).

Tidak ada komentar: