Minggu, 24 Desember 2017

Menuntut Ilmu Sampai Mati! Serius?


Ibnul Mubarak rahimahullahu pernah ditanya, "Sampai kapan engkau menulis hadits?", maka beliau menjawab, "Sampai aku tidak mendengar lagi sebuah kata yang bisa aku ambil manfaatnya."

Sedangkan Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullahu berkata lain ketika ditanya, "Sampai kapan engkau menulis dari perawi-perawi itu (untuk mendapat) sebuah hadits?", beliau menjawab, "Sampai mati!".

Dalam ucapannya yang lain, Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullahu berujar, "Aku menuntut ilmu sampai aku dimasukan ke dalam kubur."
(Syarafa Ashabal Hadits-Khathib al Baghdadi, hal. 68).

Subhanallah, jawaban yang menampar bagi seorang yang telah merasa cukup dengan kemampuan dirinya dan mulai enggan duduk bersama orang alim untuk menimba ilmu. Seorang Ibnul Mubarak dan Imam Ahmad saja yang telah menjadi Imam di masanya, masih saja terus mencari ilmu, maka dimana posisi kita?

Walau tak sebanding -atau bahkan tidak bisa dibandingkan- dengan mereka, akan tetapi minimalnya ucapan Al Khathib al Baghdadi rahimahullahu ini bisa memberikan motivasi tersendiri untuk kita resapi, beliau berkata, "Sesungguhnya ketika engkau kelak bertemu Allah sebagai seorang thalibul ilmi itu lebih baik dibandingkan engkau bertemu Allah sebagai seorang yang meninggalkan dari thalibul ilmi karena telah merasa cukup dan berpaling dari ilmu."
(Al Faqih wal Mutafaqqih-Khathib ak Baghdadi, jil. 2, hal 85).

Tinggal pertanyaan itu saya tujukan kepada diri saya sendiri, "Sampai kapan kita menuntut ilmu?"
Sampai mati..? Serius..?
Allahu mustaan. Semoga Allah mudahkan, amin.

Tidak ada komentar: