Label
Faidah Ringan Seputar Akhlak
(300)
Faidah Ringan Seputar Ilmu
(195)
Faidah Ringan Seputar Akidah
(111)
Faidah Ringan Seputar Ibadah
(107)
Faidah Ringan Seputar Manhaj
(94)
Faidah Ringan Seputar Fikih Ibadah
(71)
Faidah Ringan Seputar Keluarga
(56)
Hatiku Berbisik
(52)
Faidah Ringan Seputar Kisah
(38)
Faidah Ringan Seputar Ramadhan
(26)
Faidah Ringan Seputar Rijal
(25)
kajian remaja
(15)
Faidah Ringan Seputar Al Qur'an
(12)
Faidah Taklim
(12)
kajian akhlak
(12)
Petikan Faidah Hadits
(11)
Faidah Ringan Riyadhush Shalihin
(8)
Faidah Ringan Seputar Sirah Nabi
(8)
kajian hati
(8)
Faidah Ringan Seputar Hati
(7)
wa Makanatuhu fit Tasyri al Islami
(6)
info kajian
(5)
Doa
(4)
Info Buku dan Kitab
(4)
Faidah Ringan Hadits Arbain
(2)
Faidah Ringan Hadits Kitabul Jami
(2)
Terjemah Mukhtashar Sirah Rasul
(2)
BUKU TAMU
(1)
download kitab pdf
(1)
Minggu, 24 Desember 2017
Menuntut Ilmu Sampai Mati! Serius?
Ibnul Mubarak rahimahullahu pernah ditanya, "Sampai kapan engkau menulis hadits?", maka beliau menjawab, "Sampai aku tidak mendengar lagi sebuah kata yang bisa aku ambil manfaatnya."
Sedangkan Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullahu berkata lain ketika ditanya, "Sampai kapan engkau menulis dari perawi-perawi itu (untuk mendapat) sebuah hadits?", beliau menjawab, "Sampai mati!".
Dalam ucapannya yang lain, Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullahu berujar, "Aku menuntut ilmu sampai aku dimasukan ke dalam kubur."
(Syarafa Ashabal Hadits-Khathib al Baghdadi, hal. 68).
Subhanallah, jawaban yang menampar bagi seorang yang telah merasa cukup dengan kemampuan dirinya dan mulai enggan duduk bersama orang alim untuk menimba ilmu. Seorang Ibnul Mubarak dan Imam Ahmad saja yang telah menjadi Imam di masanya, masih saja terus mencari ilmu, maka dimana posisi kita?
Walau tak sebanding -atau bahkan tidak bisa dibandingkan- dengan mereka, akan tetapi minimalnya ucapan Al Khathib al Baghdadi rahimahullahu ini bisa memberikan motivasi tersendiri untuk kita resapi, beliau berkata, "Sesungguhnya ketika engkau kelak bertemu Allah sebagai seorang thalibul ilmi itu lebih baik dibandingkan engkau bertemu Allah sebagai seorang yang meninggalkan dari thalibul ilmi karena telah merasa cukup dan berpaling dari ilmu."
(Al Faqih wal Mutafaqqih-Khathib ak Baghdadi, jil. 2, hal 85).
Tinggal pertanyaan itu saya tujukan kepada diri saya sendiri, "Sampai kapan kita menuntut ilmu?"
Sampai mati..? Serius..?
Allahu mustaan. Semoga Allah mudahkan, amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar