Minggu, 24 Desember 2017

Mewaspadai Setan


Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, "Ketahuilah ketika bani adam diciptakan, di dalam dirinya telah ada al hawa dan asy syahwat yang bisa digunakan untuk mengambil sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.

Allah juga telah meletakkan sifat al ghadb (amarah) yang bisa digunakan untuk melindunginya dari perkara yang akan mengganggu.

Manusia juga diberikan al aqlu (akal) layaknya orang yang mengajarinya untuk berbuat adil terhadap perkara yang dibutuhkan dan yang dijauhkan.

Adapun setan, dia diciptakan dalam keadaan sebagai penghasut (provokator) *untuk berlaku berlebih-lebihan* di dalam perkara yang dibutuhkan dan yang dijauhkan.

Maka seorang yang berakal wajib untuk bersikap waspada kepada permusuhan yang telah dipancangkan oleh setan sejak zaman Nabi Adam, dimana setan ini menghabiskan umurnya untuk merusak keadaan bani adam.

Allah taala telah memerintahkan agar mewaspadai setan,

《وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ》

Artinya:
"Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al Baqarah: 168)

(Talbis Iblis-Ibnul Jauzi [tahqiq Syaikh Zaid al Madkhali], hal. 45, cet. Darul Wasitiyyah 2015)

Tidak ada komentar: