Rabu, 28 Juli 2021

Pengaruh Doa Sang Ibu pada Kesuksesan Thalabul Ilmi Sang Anak


Abul Fath Sulaim ibn Ayyub ar Razi Asy Syafi'i rahimahullahu, dikatakan oleh Imam Adz Dzahabi adalah salah seorang ulama yang menyebarkan ilmunya karena berharap pahala Allah semata. 

Shahabatnya yang bernama Sahl ibn Busyr rahimahullahu menceritakan tentang salah satu rahasia kesuksesan Sulaim ibn Ayyub di dalam mendapatkan ilmu. Sahl berkata, "Sulaim telah menceritakan kepadaku tatkala dirinya masih kecil dan berada di negeri Ray, kala itu Sulaim kisaran umur sepuluh tahunan dan menghadiri majelis para syaikh agar dia bisa ditalqin (dibimbing bacaan Al-Qurannya).

Salah seorang syaikh berkata kepadaku, "Majulah engkau kemudian bacalah!", Maka akupun bersungguh-sungguh untuk membaca surat Al Fatihah, akan tetapi aku tidak mampu membacanya karena lisanku seakan-akan terkunci.

Maka syaikh tersebut berkata kepadaku, "Apakah engkau memiliki ibu?", 

Aku menjawab, "Ya, aku memilikinya"

Kalau begitu mintalah kepada ibumu agar ia mendoakanmu supaya Allah memberikan rezeki kepadamu kelancaran di dalam membaca Al Quran dan menimba ilmu".

Aku pun menjawab, "Baiklah".

Akupun pulang dan meminta kepada ibuku untuk mendoakan aku dan ibuku pun mendoakan aku.

Kemudian aku pun tumbuh dewasa dan memasuki kota Baghdad, di sana aku belajar bahasa arab dan ilmu fikih. 

Setelah itu aku kembali ke negeri Ray. 

Ketika aku berada di dalam perkumpulan (majelis ilmu), aku pun membacakan kitab Mukhtasar Al Muzani, tiba-tiba datang seorang syaikh yang dahulu telah memberikan nasehat kepadaku. Beliau hadir dan menyalami kami dalam keadaan dirinya tidak mengenaliku.

Syaikh itu pun mendengarkan muqabalah/kajian kami dan dirinya tidak mengerti dengan apa yang kami bahas/kaji, lalu syaikh tersebut berkata, "kapankah kalian bisa mempelajari ilmu seperti ini?"

Aku ingin sekali menjawabnya dengan jawaban: Jika engkau memiliki seorang ibu, maka mintalah kepadanya agar ia mendoakanmu, akan tetapi aku malu tuk mengatakan itu (karena keseganan beliau kepada syaikhnya)".

(Kisah ini bisa dilihat pada Siyar Alamun Nubala-Imam Adz Dzahabi 17/645-647).

Tidak ada komentar: